Part 35

482 45 0
                                    

Baru saja Kevin merasakan seberkas sinar menyinari hidupnya yang dingin dan gelap. Baru saja dia merasakan bahagia yang tidak terkira. Baru saja senyum tak henti terukir di wajahnya.

Semuanya hancur, terhempas dan kembali retak. Dia bukan takut. Tidak, sedikitpun tidak. Dia hanya tidak ingin Popor disakiti lagi. Tidak akan dia biarkan tangan si brengsek Yuchen menyentuh Popor lagi. Apapun yang terjadi dia akan melindungi Popor. Dari orang itu, atau pun dari seluruh orang didunia ini.

Kevin mengepalkan tangannya kuat. Amarahnya sudah naik hingga ubun-ubun. Tidak akan dia biarkan Yuchen selamat kali ini. Dia akan menerima konsekuensi nya karena sudah berhadapan dengan Kevin. Dia, atau Yuchen yang akan hancur.

"Kevin..." suara panggilan Popor membuat langkah Kevin terhenti. Mereka sudah sampai dirumah Popor. Sekembalinya Popor dari membayar makanan. Kevin terus saja diam dengan wajah yang terlihat gelap dan dingin. Bahkan setiap Popor berbicara pada Kevin, dia seperti tidak fokus, perlu beberapa kali sebelum Kevin menggubris perkataan Popor.

Sekarang malah Kevin meninggalkan Popor begitu saja, melangkah cepat menuju kamarnya tanpa menoleh kepada Popor. Masih dengan wajah yang membuat Popor takut. Kevin tiba-tiba berubah dalam satu waktu. Itulah yang ada difikiran Popor.

"Ada apa...?" Popor berdiri disamping Kevin yang sudah menghentikan langkahnya. Namun tatapannya masih kosong. Bahkan tanpa memandang langsung kepada Popor. "Kau sakit perut...?" Sambung Popor, menatap Kevin dengan alis berkerut.

Kevin seketika menatap wajah Popor. Dan menemukan kekhawatiran diwajah Popor. Kevin berusaha tersenyum, dia tidak ingin Popor tau kalau ada yang mengganggu pikirannya.

Kevin meraih bahu Popor dan membawanya ke pelukannya. Kevin memeluknya erat. Sangat erat, seakan itu pelukan terakhir mereka. Popor menempelkan telinganya di dada Kevin. Merasakan ada yang aneh dari pelukan Kevin saat ini. Begitu dingin dan sepertinya dia kesakitan. Detak jantungnya terdengar tidak berirama.

"Kevin kau membuatku takut." Popor menenggelamkan wajahnya di dada Kevin, menghirup habis aroma tubuh Kevin.

Kevin tertawa walau terdengar hambar. Kevin kembali mengeratkan pelukannya.

"Apa wajahku menakutkan...?" Bisiknya di puncak kepala Popor.

Popor ikut tertawa. "Kadang-kadang..." bisiknya sambil tetap berada di dada Kevin.

"Tidurlah..." Kevin melepaskan pelukannya tapi tangannya masih memegang kedua bahu Popor.

Popor menatap Kevin nanar. Dia benar-benar merasakan ada yang aneh dari Kevin.

"Kau benar-benar tidak apa-apa..? Kalau kau takut tidur sendiri aku akan menemani mu..." Katanya masih menampakkan wajah khawatir.

Kevin kembali tertawa. Ya Tuhan cewek ini sangat Polos. Bagaimana Kevin tidak mencintai dia. Seketika dada Kevin terasa sakit.

"Kau pikir aku dirimu..? Yang akan menyelinap masuk ke kamar orang karena takut tidur sendiri...?" Kevin mengangkat alisnya. Popor tersipu sambil melayangkan satu pukulan ke dada Kevin.

Kevin tertawa lagi dan kembali menarik Popor kedalam pelukannya. "Tidur lah... kita akan bertemu besok, besok, dan besok lagi..." Kevin merasa aneh dengan kalimatnya. Dadanya kembali terasa sesak.

"Berjanjilah..." Popor berbisik di dada Kevin.

"Iya..Aku berjanji.." Tatapan Kevin kembali kosong. Entah kenapa janji itu terasa berat untuk dia tepati. "Selamat malam Por.." Kevin melepaskan pelukannya dengan lembut. Menghindari tatapan mata Popor. Dan berlalu meninggalkan Popor yang memandang Kevin keheranan.

Aku berjanji Por, setelah ini tidak akan ada yang bisa menyakiti mu lagi. Dan aku akan selalu bersamamu dan melindungi mu selamanya.

EXTRAORDINARY GIRL [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang