The Mission (Flashback)

1.1K 108 196
                                    

~Warning~

Part ini mengandung adegan yang sinetronable dan berpotensi bikin muntah saking absurdnya. Part ini juga berhubungan sama part 'Suspicion'. Dan sesuai judulnya, ini flashback ya...

Selamat membaca dan jangan lupa vote & comment :)

***

Author's POV

Sudah beberapa minggu terakhir ini Hendra --ayah Keira dan Dona-- terlihat menjaga jarak dengan Jo. Jo jelas menyadari perubahan dari sikap pria itu padanya. Semua ini sudah pasti terjadi karena Dona. Semakin lama, anak itu semakin gencar menjauhkan ayahnya dari Jo. Dona sering sekali datang ke kantor ayahnya. Sudah dapat ditebak bahwa anak itu pasti mengompori ayahnya agar tak berhubungan lagi dengan Jo.

Jo tentu tak mungkin tinggal diam, ia mencoba mencari akal. Jika Dona terus dibiarkan maka posisinya di hati Hendra jelas semakin tersingkir dan bisa jadi ia akan diusir.

Setelah menyusun rencana, Jo mulai melancarkan aksinya. Melalui mata-matanya, Jo berhasil memperoleh beberapa fakta tentang Dona, termasuk tentang anak lelaki yang disukai gadis itu. Namanya Gavin.

BUGH!

Satu bogeman mentah melayang ke wajah Gavin.

Malam itu mungkin menjadi malam terburuk baginya. Siapa sangka, sepulang dari bekerja di sebuah warnet tiba-tiba saja ia dihadang beberapa pria. Secara paksa, mereka membawanya ke sebuah tempat yang gelap dan tampak berantakan.

Gavin mengaduh sakit. Dipandangnya dua pria kekar yang berdiri di depannya, sedangkan dirinya sendiri sudah tersungkur di lantai yang dingin dan kotor. Pukulan itu didapatkannya setelah ia menolak tawaran yang diberikan oleh pria tampan yang saat ini sedang duduk dengan anggun di sebuah kursi.

"Masih mau menolak?" tanya pria itu yang tak lain adalah Jo.

Gavin menyentuh sudut bibirnya yang berdarah. "Maaf, saya nggak mau ngelakuin ini. Saya nggak cinta sama Dona, saya juga nggak mau bikin dia jadi anak nakal."

Jo tertawa, lalu berjalan mendekati Gavin. "Saya nggak minta kamu jatuh cinta sama Dona. Saya cuma minta kamu pacaran sama dia dan mengubah dia jadi anak nakal."

"Ta, tapi--"

Jo melemparkan segepok uang tepat di atas kepala Gavin. "Kamu nggak perlu kerja part time lagi. Saya akan kasih kamu uang. Saya tahu kamu lagi butuh uang karena kamu lagi kabur kan dari rumah kakakmu? Kamu nggak mau masuk akademi militer seperti yang ayahmu mau kan?"

Gavin mengerutkan keningnya yang memar. Ia menyipitkan matanya tajam. "Bagaimana Anda bisa tahu?"

Jo kembali tertawa. "Jangan meragukan kepintaran saya!" Pria itu memandang remeh pada Gavin yang tampak tak berdaya.

Ditatap seperti itu membuat amarah Gavin semakin memuncak. Tubuhnya sudah sangat lelah, tapi ia masih punya harga diri. "Saya nggak butuh uang Anda!"

BUGH!

Bertubi-tubi pukulan dan tendangan mendarat di wajah dan badan Gavin.

"Gimana? Masih berani menolak? Jangan harap kamu bisa keluar dari sini dengan selamat!"

Dengan tenaga yang tersisa, Gavin menatap Jo. Dari mulutnya, terdengar suara lemah. "Ba ... baik, akan saya lakukan yang Anda mau."

"Bagus." Pria berjas rapi itu melipat kedua tangannya di depan dada. "Dan jangan coba-coba untuk melapor. Atau kamu akan mengalami mimpi buruk kedua."

10 Reasons Why [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang