Karna udah sebulan lebih nggak update, silakan baca chapter sebelumnya dulu ya biar nggak lupa sama ceritanya 😂
Dan setelah melalui berbagai pertimbangan, kuputuskan kalau cerita ini cocoknya untuk usia 15+. Jadi bagi kalian yg blm mencapai 15 tahun, silakan menyingkir. Aku nggak mau meracuni kalian yang masih mencari jati diri 😅. Saranku kalau kalian suka baca, lebih baik banyak2inlah baca ensiklopedia, seri tokoh dunia, natgeo, majalah kuark, dan sejenisnya, jangan kebanyakan baca wattpad. Emang sih banyak cerita bermutu &bagus di watty, tapi bukan berarti sesuai sama umur kalian. Coba deh kalau mau baca cerita di wattpad, tunjukin dulu ke ortu atau tante/om/kakak kalian biar mereka bisa memilah apakah cerita itu cocok untuk kalian atau enggak. Ribet? Emang. Aku nulis gini krn sedikit syok waktu lihat ada pembaca yg masih seumuran adekku 😢 Salahku juga sih nggak ngasih peringatan umur sebelumnya.
Ya udah deh happy reading aja :))
***
Detik itu juga aku berharap aku sedang bermimpi. Atau setidaknya pendengaranku salah. Namun, kalimat yang terlontar di mulut Reva selanjutnya membuatku sadar bahwa ini nyata dan aku tidak salah dengar.
"Gavin nggak cerita?" Reva memandangku heran. "Mungkin dia belum tahu. Kok bisa kebetulan banget, ya."
Tidak mungkin. Mustahil jika Gavin belum tahu tentang ini.
Aku mengedarkan pandanganku mencari sosok Gavin. Kutemukan cowok itu tengah bercengkerama dengan teman-temannya.
"Kak Reva?" panggilku. "Tolong jangan bilang ke Gavin ya tentang ini. Jangan bilang kalau aku adiknya Kak Dona."
"Kenapa?" Belum sempat kujawab pertanyaannya, Reva malah tersenyum menggoda. "Oh, gue tahu. Lo mau kasih kejutan kan ke Gavin. Oke, gue nggak akan ngomong."
Aku tersenyum lega. Syukurlah, aku tidak ingin Gavin tahu jika aku telah mengetahui rahasia yang disembunyikannya. Paling tidak, aku harus menyelidiki terlebih dulu apa sebenarnya tujuan Gavin. Rasa kasihan kah? Atau balas dendam?
***
"Tiba-tiba aja dia jadi galau. Memang sih kalau di luar dia kelihatan baik-baik aja. Tapi kalau udah di rumah, aduh, dia di kamar terus. Kayak orang yang ada masalah."
Kalimat Mama kembali terngiang di telingaku. Bukankah saat itu Mama mengatakan bahwa kejadiannya terjadi belum lama ini? Apakah saat itu Gavin bersedih karena kematian Dona?
"Mantan gue banyak yang lebih cantik"
Apakah yang dimaksud Gavin saat itu salah satunya adalah Dona?
Berbagai pertanyaan dan dugaan berkelebat di pikiranku hingga tanpa sadar kami telah sampai di depan gerbang rumahku.
"Kei?"
Panggilan Gavin membuat lamunanku buyar. Buru-buru aku turun dari jok motornya, lalu melepas helm.
"Lo sakit?" Gavin menerima helm yang kuberikan padanya. "Lo kelihatan pucet."
Cepat-cepat aku menggeleng. "Cuma capek." Kupaksa sudut bibirku untuk terangkat.
"Ya udah tidur sana, tapi 15 menit aja jangan lama-lama," pesannya.
Aku mengangguk. Setelah kututup kembali gerbang rumahku, kudengar suara motor Gavin menjauh.
Tujuan pertamaku ketika sampai di rumah adalah kamar Dona.
KAMU SEDANG MEMBACA
10 Reasons Why [END]
Novela Juvenil⚠15+⚠ Bagi Keira, Andre adalah sahabat sekaligus pahlawannya. Di titik terendahnya, hanya Andrelah yang setia menemani di sampingnya. Wajar jika benih-benih cinta itu mulai muncul. Sayang, ada orang lain yang sudah mengisi hati Andre. Cowok itu pun...