It's enough.
©Teaser date 2018.6.20
--------
Aku menatap sendu tubuh seorang wanita yang terlentang di sebuah lantai putih.Warna lantai itu yang tadinya masih terlihat cerah perlahan-lahan berubah menjadi warna merah gelap.
Terus-menerus seiring cairan kental itu keluar dari perut nya.
Kuukir senyum miring di wajahku. Lalu meninggalkan wanita itu tergeletak tak bernyawa di bawah sana hingga orang-orang menemukannya-atau bahkan hingga ia membusuk.
||
Stasiun, disinilah aku.
Duduk pada sebuah bangku panjang yang ada di sana, sambil memangku satu kakiku ke atas kakiku yang lain.
Mataku terus menatap orang-orang yang beriringan keluar dari sebuah kereta yang baru saja sampai.
Senyum miring kembali muncul di wajahku, ketika melihat dua orang berjenis kelamin berbeda menghampiriku.
Aku berdiri ketika melihat mereka mulai mendekatiku.
"Jeon-" ujar gadis itu begitu tiba dihadapanku, aku tersenyum membalas panggilan gadis itu.
"Apa kabarmu? " sementara orang disebelah nya langsung menangkap tubuhku kedalam pelukan nya.
Aku membalas pelukan pria yang hanya berselisih dua tahun denganku itu. Lalu kemudian melepasnya.
"Aku baik" ujarku masih dengan senyum yang sama sejak awal mereka turun dari kereta itu.
Kemudian aku membantu gadis yang ada di sebelah pria itu untuk membawa beberapa koper nya.
Lalu kami berjalan keluar dari stasiun menuju tempat tinggalku.
-
"Apa saja yang kau kerjakan selama di Seoul, Jeon? "
"Tidak ada" kataku tidak melepas pandangan dari jalan raya kota Seoul. Menjaga agar konsentrasi mengendara ku tidak terganggu.
"Dimana rumahmu? " giliran pria itu yang berujar.
"Tidak jauh dari stasiun, sebentar lagi kita sampai" ujarku, kulihat dari kaca yang menggantung di dalam mobil terlihat dua pasang kekasih itu menganggukan kepalanya.
Senyuman miring kembali terukir diwajahku.
Perasaan akan ketidak sabaran menyelimuti seluruh hasratku, bisa kubayangkan bagaimana jeritan dua pasang kekasih itu jika salah satunya akan berakhir malang malam ini.
-
Mobil yang aku kendarai berhenti di depan sebuah rumah sederhana dengan pagar hijau tua yang terpajang di halaman nya.
Kami-aku dan dua pasang kekasih itu turun dari mobil sambil membawa koper mereka.
Kubuka pintu kayu yang ada di hadapanku, mempersilahkan dua pasang kekasih itu masuk kedalam.
Sementara aku perlu kembali kedalam mobil untuk memarkirkan kendaraan beroda empat itu.
Setelah memarkirkan mobilku, aku menyusul dua pasang kekasih itu masuk kedalam rumah, kulihat mereka menghampiri beberapa koleksi barang barang antik ku yang ada di ruang tamu.
Setelah cukup memberikan mereka waktu untuk melihat-lihat, kini aku mengalihkan mereka ke sebuah kamar yang tidak terlalu besar.
"Ini kamar kalian, istirahatlah kalian pasti kelelahan" ujarku kemudian tersenyum kepada dua pasangan itu.
Mereka mengangguk bersamaan kemudian masuk kedalam kamar sederhana itu.
Aku tersenyum melihat dua pasangan itu menghilang di hadapanku.
Kuhampiri kulkas mini yang ada di dekat ruang tamu dan mengambil beberapa bir dari dalam.
Kemudian berjalan keluar dari rumah.Kumasuki kendaraan beroda empat yang terparkir di halaman rumahku, kemudian mengendalikannya keluar dari pekarangan rumah sederhana itu dan pergi meninggalkannya.
Senyum miring, yang dapat membuat siapapun yang melihatnya dapat menjerit ketakutan terpampang jelas diwajahku.
Mereka akan bersenang-senang, begitu juga dengan ku.
Jeon Jungkook, mangsa mu sudah ada di depan mata.
Kau benar-benar mendapatkan binggo mu kali ini.
Aku tertawa sarkastik membayangi hal menarik yang akan kulakukan besok, untuk menyambut dua pasangan baru itu.
Song Yoona dan Kim Donghan.
[TO BE CONTINUED]
PSHYC•JUNGKOOK
Hai dan maaf.
Hai; aku author amatiran
Maaf; aku masih amatiran
Hehe, Vote dan Comment ya:)
KAMU SEDANG MEMBACA
PSHYC - JJK
FanfictionSejak kejadian itu, semuanya berubah. Bahkan Jungkook, dengan sikap dingin-nya, mata elang-nya, dan jiwa haus darah-nya. Semenjak bertemu Eunbi, gadis yang membuatnya harus terkukung dalam hubungan serius demi menyelamatkan orang yang ia culik sendi...