Bagian 18 : speechless

1.1K 91 0
                                    

Jungkook terus menatapku dari tadi. Aku sendiri terus memikirkan kesalahan apa yang baru saja aku lakukan sehingga Jungkook bahkan tidak mengeluarkan sepatah kata pun padaku.

Aku mengigit bibirku, entah kenapa aku tiba-tiba merasa gelisah. Aku mengetuk-ngetukan jari-jariku diatas meja, dan pria itu masih saja menatapku dalam diam.

Oh ayolah. Aku berdeham, "Jungkook apa yang salah denganmu? " spontanku yang malah membuat pria itu langsung terkekeh.

"Bukannya aku yang harus bertanya, apa yang salah denganmu? "

Aku mengernyit, "apa maksudmu? "

"Coba buka ponselmu, " pria itu menunjuk slingbag ku menggunakan dagunya. Aku seperti terhipnotis, langsung saja membuka slingbag ku dan mengambil ponselku didalam.

Aku menatap sebentar pria dihadapanku, "Buka, " suruhnya. Aku lalu menyalakan ponselku, dan tentu saja satu notifikasi dari Jungkook muncul disana.

Jungkook [1 message unread]

Aku segera membukanya.

Lalu setelah membaca isi roomchat ku dengannya, aku mematung entah badanku terasa kaku dan pipiku memanas.

Bahkan untuk menatap Jungkook saja aku tak mampu.

"Sudah? " Jungkook tahu apa yang aku rasakan dari reaksiku sekarang, dan malah pria itu semakin memancingku.

Aku menelan ludah susah payah. "Jadi, apa ada yang salah denganmu? " itu dia, aku lalu segera menatap pria dihadapanku. Aku menatapnya, tanpa berkedip.

Seperti layaknya di film kartun, saat kekuatan jahat dan kekuatan baik saling menyerang, tatapanku dan Jungkook seperti itu, aku di pihak baik dan dia yang jahat. Tatapan kami saling beradu.

Hingga pria itu kalah dan memutuskan kontak mata kami, "Apa-apaan kau ini. "

Kami terdiam, aku bahkan masih berpikir dalang siapa yang membalas pesan Jungkook dengan kata 'sayang' ew.

"Jungkook—i-itu bukan aku, " aku bersuara, tidak ingin membuat pria itu terlalu geer dan menganggap aku menyukainya.

Ia malah tertawa, "Kau bohong. " kan sudah kubilang, dia pasti akan geer.

"Aku serius, bahkan aku baru saja membuka ponselku. " wajahku kubuat memelas mungkin, semoga makhluk dihadapanku ini mempercayainya.

Ia terdiam, bisa kubaca dari ekspresinya ia seperti menahan malu. Rasakan itu si tukang geer.

"Baiklah. " itu ucapan terakhirnya, lalu segera berlalu meninggalkan ku.

Dari kejauhan bisa kuliat ia mengucak punggung kepalanya frustasi, ha-ha dia pasti mengharapkan sesuatu dariku.

Dan aku tidak memberikan itu.

Aku berjalan dengan cepat setelah tiba di lantai apartemen Yoona, aku segera menekan kode yang ada di pintu apartemen itu. Dan masuk setelah terbuka.

Aku mencari sosok gadis itu, berharap semoga saja dia masih ada di apartemen.

"Hey, bagaimana kencanmu? " itu dia, si dalang dari pesan menjijikan itu.

Aku menatapnya tajam, dia mungkin sudah tahu arti tatapanku. Bisa kulihat Yoona mengambil ancang-ancang untuk segera berlari.

Dan terjadilah lomba lari di dalam apartemen itu, dimulai dari dapur tempat Yoona berdiri tadi hingga tiba di ruang tamu.

Sial, melelahkan sekali. "Aku menyerah, " ujarku lalu segera membuang diri ke sofa.

"Hah-aku-juga.. " itu Yoona, yang tengah ngos-ngosan mengatur napasnya.

"Kau—" tunjukku ke arah Yoona, wanita itu langsung menatapku "kau yang membalas pesan Jungkook, kan? "

Bisa kulihat Yoona terdiam, layaknya orang yang ketahuan telah mencuri.

Dia lalu menyengir tanpa dosa, "He-he, itu, tidak sengaja" dia kemudian berusaha menghindar namun aku mencegatnya.

"Tolong jangan lari lagi, aku lelah.. " itu aku, yang ingin berdiri namun rasanya sulit sekali, "aku hanya akan mengomelimu, "

Yoona terkekeh, "Arraaa, " dia lalu memosisikan dirinya duduk dibawah lantai tepat dihadapanku seperti duduk dibawah kaki ibunya.

"Maafkan aku, " ujar Yoona perlahan, aku masih memasang wajah datar. Aku memang sedikit kesal, image ku seakan-akan jatuh di depan Jungkook bahkan pria itu sampe geer. Ew.

"Tidak. " aku membuang wajahku, seolah-olah aku amat marah padanya.

"Aish, maafkan aku.." bujuknya yang masih ku abaikan, "aku.. aku akan membelikanmu sepaket album Shawn Mendes, " tawar Yoona, aku langsung menatapnya karena tertarik dengan tawaran itu.

Namun sepertinya mengerjai nya boleh juga, hitung-hitung sebagai balas dendam. "Kurang. "

"Baiklah, bersama es krim dan satu kotak coklat kacang. " aku langsung menyepakatinya, "Copy. "

Dan wanita itu, ia hanya mendengus kesal.

[TO BE CONTINUED]
PSHYC•JUNGKOOK

Yeay, apa kabar kalian yang rindu aku? Hehe ga ya? Iyadeh.

Oiya, selamat melepas rindu juga ya kalian dari two month rest nya bangtan, akhirnya mereka back juga ke media. Seneng akutuh ヾ(≧▽≦*)o

Mana si Junggo udah gayanya badboy banget ya, rada rada bangcat berandalan cutess gitu walo aku aga sedikit tidak ngeh ke hairstyle dia but it's okay selama itu nyaman buat doi.. Hehe

Oiya, buat part ini maaf ya ga terlalu panjang, aku sengaja biar apa? Biar ga bosen aku tau, pasti bosen kan kalian iya pasti orang cerita nya amburadul gini hehe.

Tapi makasih kalo masih ngeluangin waktu buat vote sama komen, masih nyemangatin buat next i appreciate that :* thank you beb.

Semangat buat mingdep ya yang ngadai midsemester, semoga dilancarkan :*

Dan see you.

Btw, cie double updateee

PSHYC - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang