Aku menatap pria yang ada dihadapanku saat ini, wajah yang menurutku terukir hampir sempurna. Rahang yang tegas, dan senyuman yang terukir jelas di bibirnya. Aku tidak yakin dia benar-benar tulus memberikan itu.
Pendeta mulai membacakan janji suci yang akan aku dan Jungkook ulangi. "Jeon Jungkook, apakah kau bersedia mendampingi Choi Eunbi disetiap langkahmu, bertanggung jawab dan menjadikan dia istrimu? "
Jungkook menatapku dalam, tatapan itu, tatapan yang beda dari biasanya. "Saya bersedia, mendampingi Choi Eunbi disetiap langkahku, bertanggung jawab padanya dan menjadikan dia istri dari anak-anakku kelak. "
Sial, aku hampir saja menetaskan air mata padahal aku tahu pernikahan ini sebenarnya tidak sah dan tidak tulus. Aku tahu tapi, kenapa aku malah tersentuh dengan perkataan Jungkook?
Ku dengar pendeta kembali membacakan janji itu, "Choi Eunbi apakah kau bersedia menjadi istri Jeon Jungkook, dan menjadikan dia pendampingmu dan selalu melayaninya disetiap langkahmu? ". Aku diam, terpaku dengan yang barusan dikatakan pendeta.
Aku menatap manik Jungkook didepanku saat ini, pria itu masih setia tersenyum padaku. Tak kusadari aku ikut tersenyum, "Saya bersedia, menjadikan Jeon Jungkook suamiku dan melayaninya di setiap langkahku. " sedetik kemudian air mataku lolos jatuh.
Pendeta lalu mengisyaratkan Jungkook untuk memasangkan cincin pernikahan di jari manisku, aku sedikit salah tingkah saat pria itu mengambil tanganku. Ia menoleh kearahku sejenak, lalu kemudian kembali meraih tanganku yang sempat kujauhkan saat ia menariknya.Jungkook memasukan cincin berlian itu kedalam jari manisku, entah kenapa aku ikut tersenyum. Begitupun sebaliknya, aku memasukan cincin berlian yang sama dengan punyaku ke jari manis milik Jungkook.
Setelah terpasang, pendeta tersenyum "Kalian telah sah menjadi pasangan suami istri."
Dapat ku lihat, Yoona yang duduk dibawah sana tersenyum sambil bertepuk tangan.
Pendeta lalu mengisyaratkan Jungkook sesuatu, aku juga tahu itu. Namun sebelum Jungkook melakukannya aku menatapnya tajam, seolah berkata 'jangan cium aku' dan tentu saja pria itu mengerti dan mengangguk pelan.
Namun tiba-tiba Jungkook menarikku, hingga tubuhku terhempas tepat kearah dadanya yang bidang. Aku tercengang.
Sementara pria yang memelukku saat ini, entah bagaimana ekspresinya yang jelas kurasakan tangan kekarnya melingkar di sekitar pinggangku.
Lalu kemudian dia segera melepas pelukan itu, aku semakin salah tingkah.
"Halo, istriku. "
Sial, aku kembali salah tingkah.
—
"Akhirnya, kau menikah! " seorang wanita bersurai panjang yang sudah berumur 24 tahun itu nampak berteriak bahagia disampingku, bahkan saat ini yang terlihat habis menikah adalah dia dan bukan aku.
"Aish, aku jadi tidak enak. Seperti.. telah melaksanakan kawin lari, " itu aku. Yang saat ini tengah sibuk membuka aksesoris di kepalaku. Pernikahanku baru 30 menit yang lalu selesai, dan saat ini aku sudah di apartemen Yoona.
Yoona tertawa, "yang benar saja, kau ini" wanita itu lalu berjalan kearahku dan membantuku membuka aksesoris yang masih saja melekat di rambutku.
"Kau tahu Yoona? Tadi saat pendeta membacakan janji suci, aku sempat menangis" ujarku yang sekarang mulai menghapus make up.
Yoona yang duduk di pinggiran kasur menatapku lalu terkekeh, "aku juga melihatmu tersenyum tadi, kurasa kalian memang serasi"
Aku tercengang, "Yang benar saja.. " protesku kemudian.
Baru saja aku menaruh kapas yang kupakai membersihkan make up, suara dentingan ponselku berbunyi.
Tertera di lockscreen-ku nama Jungkook. Ia mengirimkanku pesan.
"Dari siapa? " tanya Yoona begitu mendapati ekspresiku yang aneh. "Ju-jungkook" ujarku setelahnya.
Yoona mengejekku, "Wow, sepertinya kalian akan benar-benar saling cinta"
Demi nanas spongebob ingin sekali aku berteriak, aku tidak akan sudi menikah dengan Jungkook. Dia itu menyeramkan.
Aku menggeleng-geleng kemudian setelah membayangkan hal buruk tentang Jungkook. "Tidak akan, " ujarku setelahnya.Aku lalu bergegas berdiri dan meraih handuk yang ada di atas kasur. "Aku akan mandi, " ucapku setelahnya.
—
Yoona's side
Aku menatap layar ponselku, tidak ada yang menarik. Hanya beberapa berita cuaca yang muncul di sosial media, dan kebanyakan soal kenaikan harga barang.
Aku mematikan ponselku. Satu hal yang menarik perhatianku, ponsel Eunbi.Gadis itu entah kenapa ia tidak mengunci ponselnya, sehingga aku bisa membuka ponsel gadis itu dengan sesuka hati. Biar saja jika ia mengomeliku nanti.
Aku kaget, saat mendapati chat yang belum dibaca dari Jungkook. Pria itu sepertinya menyukai Eunbi.
Jungkook
Sudah pulang?
Me
Sudah
Jungkook
Beristirahatlah~
20.15
Aku tertawa geli membacanya. Aku lalu iseng menjawab.
MeNe~chagi:*
Aku menutup mulutku, tertawa terbahak-bahak namun tanpa suara. Yang benar saja, entah apa reaksi Jungkook dan Eunbi jika tahu ini.
Aku segera mematikan ponsel gadis itu, takut jika ia tahu aku membajaknya. Haha.
[TO BE CONTINUED]
PSHYC•JUNGKOOKNAH LOH NIKAH!
Btw gais maapkeun jika adengan nikahnya ga ngefeel gue tau amburadul, maklumin aku masih anak dibwah umur(○゚ε゚○)
gatau ini kecepatan atau apa wkwk, tpi serius kebelet pen banget mereka langsung nikah haha. Padahal kasian si teyungnya :'(
Oya gais, btw chap ini gue bikin pas guru killer lagi ngajar loh, berani kan gue hehe:)
Jangan lupa vote ya, haha tengkyu peri muach. :*
![](https://img.wattpad.com/cover/149006244-288-k837611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
PSHYC - JJK
FanfictionSejak kejadian itu, semuanya berubah. Bahkan Jungkook, dengan sikap dingin-nya, mata elang-nya, dan jiwa haus darah-nya. Semenjak bertemu Eunbi, gadis yang membuatnya harus terkukung dalam hubungan serius demi menyelamatkan orang yang ia culik sendi...