Aku menatap gadis dihadapanku saat ini. Pipinya yang menggembul, poninya yang selalu jatuh turun saat ia sedang sibuk mengunyah dan hal itu mengusik nya sehingga ia sesekali menggerutu kesal, dan senyuman kecilnya saat merasakan makanan yang ia lahap sungguh nikmat.
"Mengapa kau menatapku terus? " gadis itu menjentikkan jarinya tepat di depan wajahku. Aku sadar, lalu menatapnya.
"Ti—tidak. " aku melanjutkan makanku. Dan Eunbi, ia mendesis.
Dalam hati, aku terkekeh. Betapa lucunya dia, aku sampai lupa bahwa dulu aku yang menculik ibunya. Aku yang membuatnya selalu menangis tiap malam hanya memikirkan keadaan ibunya. Aku jahat bukan?
Ya Jungkook, kau jahat!
Bahkan jiwaku sendiri berkata, aku adalah manusia paling jahat. Kenapa aku setega ini, kenapa aku bisa tersenyum dan selalu kuat melihat gadis di depan ku yang tiap kali selalu lemah saat memikirkan ibunya.
"Kau melamun lagi! " tegur seseorang. Aku menatapnya, ya Eunbi lagi.
Aku semakin merasa bersalah, dan bersamaan dengan itu aku merasa aku selalu tidak pantas untuknya. Aku dengan tidak memikirkan perasaannya, menyuruhnya menikah denganku. Bahkan aku tidak tahu bagaimana kabar hatinya saat ini? Apakah ia baik-baik saja di balik senyuman itu?
"Kau ada masalah ya, kook? " Eunbi memegang dahiku. Sepertinya ia mencoba mengecek suhu tubuhku. Lalu setelah itu tangannya berpindah dari sana sembari mengucapkan, "Kau hangat. "
Aku tertunduk, ingin sekali aku pergi sekarang dari hadapannya. Aku terlalu jahat dan memang tidak layak duduk dihadapannya sekarang.
"Jungkook, jangan diam terus! "
"Jungkook, kau sakit? "
"Hey, makan makananmu! "
"Baiklah, kau sakit. Ayo kita pulang! "
Ia berdiri, dan meraih tanganku berusaha menarik ku keluar dari kedai itu. Hingga ia berhasil membawa ku sampai ke parkiran.
"Kau bahkan tak berniat menatapku, ada apa Jungkook? Aku salah apa? Liat aku! " Eunbi menarik daguku, sehingga aku langsung menatap manik mata gadis itu yang berwarna kecoklatan.
"Apa salahku? " suara nya melemah. Oh jangan, jangan sampai dia menangis.
"Kau tidak salah, Eun. " perlahan aku melepaskan genggaman gadis itu. Lalu tersenyum.
Ia menatapku, seakan tak suka saat aku melepaskan genggamannya tadi.
"Harusnya aku yang marah padamu, kenapa jadi kau yang diam..." gerutu gadis itu. Ia sekarang menekuk wajahnya. Nampak imut sekali.
"Tidak, aku tidak marah.. " aku mengambil dagu gadis itu. Melakukan hal yang sama dengan yang ia lakukan padaku, menarik wajahnya agar menatap manik mataku.
Kau semakin jahat Jungkook!
Suara dari dalam jiwaku kembali menjerit, aku tahu sekarang di dalam sana hatiku seakan ingin terbang sekarang juga. Jungkook memang sialan.
Eunbi diam. Ia terus menatapku.
Bahkan disaat seperti ini, jiwa dan hatiku tidak sinkron. Jiwaku berkata aku jahat pada Eunbi, sementara hatiku....
Ia mengatakan kalau aku, mencintai gadis itu.
—
Eunbi's side
Aku menatapnya, menatap mata itu... dalam.
Entah, apa yang sedang ada di dalam hatiku. Rasanya darahku berdesir cepat, jantungku terpompa tak stabil. Hatiku serasa ingin loncat.
KAMU SEDANG MEMBACA
PSHYC - JJK
أدب الهواةSejak kejadian itu, semuanya berubah. Bahkan Jungkook, dengan sikap dingin-nya, mata elang-nya, dan jiwa haus darah-nya. Semenjak bertemu Eunbi, gadis yang membuatnya harus terkukung dalam hubungan serius demi menyelamatkan orang yang ia culik sendi...