Bagian 35 : save

355 34 5
                                    

Bau seperti logam tercium pada indera penciumanku. Ya, hidungku berdarah.

Bukan hanya itu. Pipiku juga terasa nyeri, karena dihantam oleh tangan kekar milik Mark beberapa waktu lalu.

Begitu juga dengan nasib tubuhku yang sangat remuk saat ini. Bahkan bisa kurasakan sebuah air yang mengalir turun lewat pelipisku. Itu darah.

Bajingan ini!

Aku melayangkan tatapan tajamku pada bedebah di depan sana. Mark.

Dan beberapa gerombolan lainnya, termasuk Vernon, Daniel dan Dongyo yang ikut berdiri di sampingnya. Mereka melemparkan tatapan meremehkan padaku.

"Akhirnya kau tertangkap basah juga ya. " suara gelak tawa Mark terdengar mengisi keheningan ruangan. Pria itu tertawa layaknya ia yang paling berkuasa disini dan tak akan ada yang melawannya.

Aku menepis tangannya yang menyentuh pipiku. Namun tangan dan kakiku terikat, sehingga ia dengan paksa menarik wajahku agar dapat melihat wajahnya dengan jelas.

Dan dia melayangkan gelak tawanya persis didepan wajahku.

"Bodoh... Bodoh.. " ia menepuk-nepuk pipiku yang lebam. Membuatku meringis tertahan.

"Oh, sakit? " aku benci mendengar suaranya yang di buat-buat kali ini.

Plak!

Dia menamparku. Wajahku terhempas lumayan kencang kearah kiri, dengan beberapa percikan darah yang ikut keluar dari dalam mulutku.

Bedebah ini!

"Jeon Jungkook, si pengkhianat selama ini. Wah, kau jago juga menyembunyikan sifat mu itu ya. " ia berjalan mundur sambil bertepuk tangan. Dan lagi, menatapku dengan tatapan tidak bersahabat.

"Ah, bagaimana aku mengatakannya, ya.. " sekarang pria itu nampak menaruh telunjuknya di dagu, seolah sedang berpikir.

Lalu kemudian menjentikkan jarinya seolah mendapat ide. "Sebenarnya, Daniel sudah menceritakan semuanya... " Ia menoleh kearah Daniel yang nampak tersenyum miring. Tatapannya mengarah padaku.

Sialan, dia menjebakku.

Ya, Daniel sendiri adalah pengkhianat di balik pengkhianatanku.

"Bagaimana? Ah, dia ingin melepaskan wanita tua itu? Benar begitu, kan? " ucap Mark lalu merangkul bahu Daniel.

"Dor! " sentaknya yang sama sekali tidak membuatku terkejut.

Ia tertawa, "Dan ternyata kau tertangkap basah, dan aku mendapatkanmu sekarang, bajingan! " Mark melayangkan tamparannya pada pipiku.

Lagi dan lagi wajahku terhempas lumayan kencang, dengan percikan darah yang terus menerus keluar sampai menjadi tanda di bawah lantai.

Aku merasakan seolah nyawaku berada diujung saat ini. Tulangku sudah sangat remuk, karena di hajar habis-habisan oleh anak buah tuan Lee yang berbadan lebih besar daripadaku. Ditambah kerasnya pukulan kayu balok pada tulang keringku.

Bahkan untuk menggerakkan jari rasanya aku sudah tak mampu.

Jalan satu-satunya, aku hanya tertunduk lemas. Pikiranku hanya satu. Eunbi.

Aku harus membayar semuanya, dan aku memang pantas untuk itu.

Dapat kudengar suara-suara langkah kaki yang berjalan menjauh, aku mendongak sedikit melihat sekitarku. Mark, Dongyo, Daniel dan Vernon sudah berjalan keluar. Mereka mengunci pintu itu dari luar.

Menyisakan diriku sendiri di dalam sini.

Aku membuang napasku, aku menutup mataku erat-erat saat nyeri dari tulang belakangku sangat terasa.

PSHYC - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang