Bagian 39 : fall of

343 37 4
                                    

Langkah kaki beberapa orang terdengar di sekitar lorong-lorong yang dimana pada sisi kanan-kirinya terdapat banyak jeruji besi.

Satu dari tiga orang itu terlihat memakai baju tahanan, dengan tangannya yang terborgol rapat. Kepalanya menunduk selama dibawa menuju jerujinya, entah ia sedang memikirkan apa.

Salah seorang polisi lalu membuka ruang tahanan di depannya, dan memasukkan pak tua yang menjadi tersangka itu kedalam.

Lalu kemudian ruangan itu dikunci dari luar.

Tuan Lee menatap pintu di depannya tanpa ekspresi, ia memalingkan wajahnya lalu menghembuskan napas kasar. Ia memilih mendudukan dirinya pada kasur kapuk yang ada didalam ruang tahanan itu.

——

Semilir angin pagi Seoul berhembus pelan. Seorang gadis tengah berjalan berdampingan dengan seorang pria saat ini. Keduanya nampak hanya terdiam, dengan gadis itu yang terus menatap kedua sepatunya di bawah sana selama berjalan.

"Kau tidak apa-apa, Eunbi? " suara itu membuat gadis dengan rambut pendek yang dikuncir itu menoleh.

"Aku? Ah, aku baik-baik saja. " ia tersenyum simpul, sebagai tanda bahwa dia memang baik-baik saja.

"Kau mau es krim? " Yohan menunjuk salah satu mobil es krim yang terparkir di dekat rumah sakit. Eunbi sedikit ragu, mengingat ia sebenarnya sedang tidak mood.

Baru saja akan berujar, Yohan sudah pergi lebih dulu ke mobil es krim itu. Membuat Eunbi berlari kecil mengikutinya.

"Aku pesan dua es krim, yang rasa Vanila dan Green tea. " ujar Yohan pada si tukang es krim.

"Es krim nya sedang di buatkan. " Yohan berbalik, dan mendapati Eunbi di belakangnnya sedang mengatur napas.

"Waeyo? (Kenapa?) "

"Langkahmu panjang sekali. "

Yohan terkekeh mendengar jawaban gadis itu. "Mianhe (maaf)."

Keduanya kembali berjalan setelah dua es krim tadi telah berada di tangan mereka.

"Bagaimana kau bisa kenal Taehyung? " ujar Yohan sambil menjilati es krimnya. Ia sedikit melirik ke Eunbi yang juga tengah melakukan hal yang sama.

"Sejak kecil. Kami sahabat lama. "

Yohan nampak mengangguk. Ia ingin kembali bertanya, namun di potong oleh suara gemuruh petir yang tiba-tiba.

"eh, mau hujan? " Eunbi menengadahkan sebelah tangannya keatas, mengecek apakah gerimis atau tidak.

"Sebaiknya kita kembali ke rumah sakit. " Gadis itu nampak menghabiskan es krimnya terburu-buru lalu berjalan cepat menuju rumah sakit.

Yohan juga melakukan hal yang sama, lalu mengejar gadis itu yang sudah jauh di depannya.

——

"Jadi bagaimana? "

Terlihat suasana di depan ruangan ICU saat ini terasa canggung. Seorang dokter baru saja keluar dari ruangan itu beberapa waktu lalu, dan sekarang nampak mengusap wajahnya kasar.

"Kami juga tidak tahu hal seperti ini terjadi tiba-tiba, tapi detak jantung tuan Jungkook semakin melambat. " ungkap dokter itu.

Mendengar hal itu, semua orang nampak kaget. Terlebih Eunbi yang saat ini menyandarkan punggung nya ke dinding rumah sakit. Gadis itu menopang tubuhnya dengan satu tangan yang memegang bahu Yohan.

Yohan yang melihat itu segera merangkul Eunbi, pria itu tahu gadis itu dalam keadaan shock saat ini.

Kim Taehyung menatap tak suka ke arah Yohan. Namun saat seperti ini bukanlah waktu yang tepat untuk mengomeli Yohan.

"Jadi, apa yang harus kita lakukan? " tanya Yoona.

Dokter itu nampak berpikir. "Untuk kedepannya kondisi tuan Jungkook akan terus kami tinjau, jika memang keadaannya tidak berubah dan semakin buruk kami akan tetap berusaha semaksimal mungkin. "

Yoona mengangguk. Dokter itupun pergi meninggalkan mereka.

Yoona menatap kearah nyonya Choi lalu memeluk wanita paruh baya itu. Sementara Eunbi memilih duduk dengan tatapannya yang kosong.

"Jangan menyentuhnya sembarangan! " bisik Taehyung yang berdiri di sebelah Yohan.

Yohan mendelik. "Apa urusanmu? "

Keduanya nampak saling menatap tak suka. Dan akhirnya, Taehyung memilih membuang wajahnya muak.

"Keras kepala! " batinnya.

——

Saat ini Eunbi tengah duduk di samping brankar milik Jungkook. Wanita itu hanya menatap pria yang berbaring di hadapannya dengan tak bersemangat.

Wajahnya terlihat lelah. Namun ia masih ingin menjaga Jungkook sampai pria itu benar-benar sadar.

Alat pendeteksi detak jantung di samping brankar Jungkook hanya menunjukkan garis melengkung rendah, yanga artinya memang detak jantung pria itu melemah. Dan belum ada perubahan.

"Tuan Lee telah di bawah ke ruang tahanan. " ujar seseorang yang duduk pada sofa ruangan itu.

Eunbi menoleh. "Apa katamu? "

"Tuan Lee, ia sudah di proses. " Taehyung tersenyum lega.

Eunbi ikut tersenyum tipis. Namun lengkungan itu kembali surut tatkala melihat keadaan Jungkook saat ini. "Bagaimanapun juga, walau ditahan ia tidak bisa merubah keadaan Jungkook saat ini. " gumam gadis itu.

Taehyung menatap Eunbi sayu. Perkataan gadis itu sarat akan emosi, namun ia menunjukkannya dengan kesedihan.

Sementara itu Yoona dan nyonya Choi sedang berada di luar ruangan ICU. Mereka dibatasi untuk masuk kedalam ruangan itu, sehingga harus bergantian untuk masuk kedalam. Yohan sendiri sudah ijin pulang daritadi, dengan alasan ia punya urusan lain.

Taehyung memilih keluar dari ruangan itu. Menemui Yoona dan nyonya Choi lalu memberitahukan info dari Jung Hoseok yang baru masuk di ponselnya.

"Yoona, bibi. " panggil Taehyung.

"Ada apa? " tanya Yoona lalu mendekat kearah Taehyung.

"Tuan Lee sudah di proses. Sekarang dia ada di ruang tahanan. "

Yoona mendesah lega. "Syukurlah. Lalu bagaimana dengan yang lain? "

"Anak buahnya juga sudah ditahan. Dan kata Hoseok tuan Lee akan segera di sidang. "

Yoona tersenyum lalu menatap nyonya Choi yang ikut tersenyum.

"Ia harus membayar semuanya. " ujar nyonya Choi.

——

Pria tua dengan tangan terborgol itu nampak menatap dinding kosong di depannya dengan hampa.

Sekelabut bayangan muncul begitu saja di pikirannya. Tentang masa lalunya yang membuatnya mendekam di ruang tahanan saat ini.

"Karena kau Park Sungjae! " teriak tuan Lee tiba-tiba.

Bayangan saat itu, saat dimana ia melihat istri dan anaknya terkulai tak berdaya di jalan raya dengan darah dimana-mana.

Bahu pria tua itu merosot, diikuti tangisnya yang perlahan mulai muncul. Isakannya perlahan-lahan terdengar pilu.
"Aku tidak akan begini jika bukan karena kau, Sungjae... "

TO BE CONTINUED
[PSHYC•JUNGKOOK]


I'll say so so sorry, ini part terpendek dan terskip yang pernah ada /lebay/

udah lama ga update lagi, maaf banget gais sekolah online membuatku mo meninggal 😵

jangan lupa Vote ya gais, sebenarnya semangat dari kalian juga yang bkin motivasi lanjut cerita ini maaf banget ya yang udh nunggu:(

See u~

PSHYC - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang