Mendung di kala Senja

18.8K 2.6K 143
                                    

"Pagi."

Wonwoo memperhatikan wajahmu lekat, "gak cerah kayak biasanya. Kenapa ini,hm?"

Kamu menggeleng, "gak cantik ya aku hari ini?"

"Pacar aku cantik terus," ujar Wonwoo sembari tersenyum, "sini peluk coba."

Kamu melangkah maju dan menubrukkan dirimu kedalam pelukan Wonwoo. Memejamkan matamu sejenak, kenapa rasanya lelah?

"Nangis aku semalem," ujarmu lalu menghirup parfum yang menguar dari kemeja Wonwoo.

Wonwoo mengangguk, "keliatan. Kenapa kamu? Ada masalah?"

Kamu hanya menggeleng, enggan memberitahukan hal yang terjadi malam tadi. Jika kamu menceritakkan perihal Suho pada Wonwoo, kamu tidak yakin bagaimana reaksi Wonwoo nantinya. Jadi kamu memilih diam.

"Udah? Yuk berangkat, telat nanti kamu."

Kamu melonggarkan pelukan dan masuk kedalam mobil setelah Wonwoo membukakan pintunya untukmu. Satu hal yang kamu sadari, apapun yang Wonwoo lakukan-bahkan hal kecil sekalipun, mampu membuatmu berdebar dan tersenyum.

Ya, sudah jelas bukan? Kamu memihak pada pagi dan kamu mencintai pagi. Mencintai Wonwoo-mu.

🌼

Suho terus berlari di atas treadmill pribadinya. Mengabaikan tatapan datar dari Lay.

"Mau berapa jam lagi lo abisin buat lari di treadmill? Ini udah satu jam lebih dan lo masih mau lari juga?"

Suho menulikan telinganya. Keringat yang bercucuran membuat kaus abu-abu muda yang dikenakannya berubah menjadi abu-abu gelap.

Hingga akhirnya pada satu titik, bayanganmu yang membentaknya malam itu kembali singgah di pikirannya. Membuat kakinya yang masih kuat berlari, tiba-tiba kehilangan tenaganya.

Hampir saja dia jatuh, jika tidak bertumpu pada pegangan di treadmill. Napasnya memburu, wajahnya berubah merah menahan tangis.

"Capek? Lanjut lagi aja, kaki lo belum putus kan?"

Suho menekan tombol power lalu berbalik menatap Lay. Sedang yang di tatap hanya memutar bola matanya jengah.

"Duduk sini," Lay menepuk sisi kosong disebelahnya, di atas karpet beludru yang berada di sudut ruangan.

Suho berjalan gontai kearahnya, tatapannya sendu. Seperti hilang kendali atas dirinya.

Setelah duduk dan bersandar pada dinding, Lay memberikan sebotol air mineral yang langsung ditenggak habis oleh Suho.

Lay tertawa kecil, "puas udah?"

Suho akhirnya tersenyum tipis dan mengangguk, "sedikit. Well, thank you for being here. Lo gak akan diomelin Chanyeol kan?"

Lay mendengus, "gue lagi kosong, kemarin baru selesai buat lagu soalnya. Oh iya, jadi gimana?"

Suho menatap sahabatnya bingung. Lay menghela napas, "si cantik. Yang baru lulus kuliah."

"Oh. Udah punya pacar, telat gue."

Lay membelalakan matanya, "sumpah? Kok?"

Suho tertawa miris, "pas punya janji sama dia gue lebih milih ketemu Irina yang lagi butuh gue, katanya."

Suara tepuk tangan terdengar dari Lay, lelaki itu bahkan memejamkan matanya seakan meniknati sebuah momen.

"Selamat, anda kehilangan kesempatan yang bergarga."

"Sampah," umpat Suho kesal karena reaksi Lay barusan.

"Siapa suruh lo pilih Irina? Dari awal kita semua kan gak ada yang suka lo deket lagi sama Irina, lo nya batu. Yaudah deh kejadian aja," ujar Lay sembari mengambil ponselnya dan membuka aplikasi Instagram.

Suho memijat kepalanya, "pengen nyerah tapi hati gue bilang jangan."

"Kalo gak nyerah, lo mau ngapain?"

"Bikin mereka putus."

"Sampah," kini giliran Lay yang mengumpat, "astaghfirullah ketauan Jongdae diselepet ntar."

"Denger ya Suho, lo udah nyia-nyiain dia nih. Terus tiba-tiba lo balik buat misahin dia sama orang yang bikin dia bahagia, lo tega?"

Suho tertawa kecil, "bahagia dia sama gue Bang."

"Tau dari mana? Lo aja lebih milih balik sama masa lalu, padahal di depan lo jelas udah ada dia. Tinggal tunggu waktu, ketemu orang tua, lamar, nikah, punya anak, lo sama dia bahagia. Tapi lo tiba-tiba ngelakuin sesuatu tanpa pikir panjang. Sekarang apa? Nyesel?"

Suho mengangguk, "banget. Parah."

"Yaudah lepasin, biarin dia ngejar bahagianya karena lo udah ngebuang waktu dia buat nunggu tapi ternyata, lo gak ada act nya sama sekali. Nol besar."

"Terus gue nyerah? Gak bisa, Bang. Bahagia gue ada di dia. Dan gue bahagianya kalo dia jadi sama gue, that's all."

Lay berdecak, "egois lo namanya."

"Tapi kan gue begini karena sayang sama dia, salah?"

"Ya menurut lo aja deh gimana. Gue males debat, buang waktu."

Lay berdiri, "sesuatu yang dipaksa gak akan bikin bahagia. Kalo lo mau, buat dia jatuh ke lo lagi. Pelan-pelan. Tapi kalo seandainya di percobaan pertama gagal, lo harus nyerah. Biarin dia bahagia sama pilihannya sendiri."

Lay melangkah keluar ruangan, meninggalkan Suho dengan segudang rasa penyesalan di hatinya.

Pikirannya memberontak, dia harus merebutmu dari kekasihmu bagaimanapun caranya. Tapi hatinya justru mendukung ucapan Lay.

Dia sudah menyakiti hatimu, apa yang bisa membuatmu kembali jika kepercayaanmu saja sudah tidak ada?

Apa senja kalah? Apa senja menyerah saja dan membiarkan malam gelap membungkus erat dirinya?

Apa mencintaimu tanpa memilikimu saja cukup?

🌼

Happy reading bunny buddy boo!🐰♥

Husband Series - Maret 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JunmyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang