Sepagi ini Suho sudah repot dengan morning sickness mu yang juga membuatmu jengkel. Pasalnya tidak ada yang keluar saat kamu berusaha memuntahkan sesuatu tadi, hanya cairan bening saja yang kamu muntahkan.
Suho memijat tengkukmu seraya mengusap perutmu lembut. Ekspresi khawatirnya terlihat lucu, namun saat ini kamu tidak bisa tertawa sedikitpun.
"Kak pusing banget huhu mau pingsan aja boleh gak?" Kamu berbalik dan memeluk Suho setelah membasuh wajahmu.
Suho terkekeh pelan, tangannya naik untuk merengkuh tubuhmu lebih erat. "Gak usah masuk dulu ya? Lemes pasti. Aku juga gak masuk kok har ini, jadi bisa nemenin kamu di rumah."
Kamu mendongak setelah Suho selesai berucap.
"Kok gak ke hotel?"
"Aku owner, sayang. Bebas mau dateng kapan aja, mau gak dateng juga boleh," jawabnya disetai kecupan di pucuk hidungmu.
Kamu mengangguk paham. "Kalo gitu aku mau digendong sampe ruang makan."
Suho menuruti keinginanmu dan berjalan meninggalkan kamar menuju ruang makan. Di sana semua anggota keluarga sudah berkumpul untuk menikmati sarapan pagi.
"Lho, kok digendong? Sakit?" tanya Bunda setelah meletakkan teko air putih ke atas meja.
Suho mengangguk pelan. "Muntah tadi, Bun. Sekarang maunya digendong aja katanya."
"Manja," cibir Jihoon diikuti kekehan geli Hyoyeon.
"Gak apa-apa, sama suami ini, wlee." Kamu menjulurkan lidah ke arah Jihoon yang kini sudah sibuk dengan sajian di hadapannya.
Ayah tersenyum lalu menganggukan kepalanya sekali. "Yaudah duduk. Sarapan dulu, kamu ke hotel, Ho?"
"Nggak Yah," jawab Suho lembut. "Suho mau nemenin (Y/n) di rumah."
Kamu turun dari gendongan Suho sebelum duduk di samping Bunda dengan Suho yang mengambil tempat di sebelahmu.
Jujur saja, tadinya kamu sangat amat bersemangat untuk sarapan. Namun begitu sampai di meja makan, kamu justru kehilangan selera. Semua hidangan terlihat biasa saja, dan sedikit membuatmu mual.
"Kamu gak mau makan?" tanya Hyoyeon ketika dia melihatmu menelungkupkan kepalamu di lipatan lengan.
Kamu menggeleng, masih dalam posisi yang sama. "Mual banget. Mau minum air putih aja."
Jihoon seketika berdiri dan meraih gelas kosong sebelum mengisinya dengan air. Setelahnya dia berjalan ke arahmu.
"Mbak, nih minum dulu." Jihoon menepuk bahumu pelan. Saat kamu mendongak, ekspresi Jihoon berubah khawatir.
"Mbak pucet banget! Jihun mau di rumah aja, gak mau sekolah!" seru nya panik disertai tatapan terkejut dari keempat orang lainnya.
"Nggak ada bolos! Sekolah tetep!" Hyoyeon balas berseru gemas sembari menatap Jihoon tajam.
"Nggak mau! Mau nemenin Mbak (Y/n) aja. Boleh ya, Yah. Sekali aja," ujar Jihoon memelas. Ayah mengendikkan bahunya.
"Ayah sih oke aja, tanya Bunda mu."
Bunda menatap Jihoon dan kamu bergantian, dengan berat hati mengangguki keinginan Jihoon setelahnya.
Hyoyeon memilih diam karena dia jelas tahu, memaksa sesuatu pada Jihoon yang sudah mengantongi izin Bunda maupun Ayah merupakan hal yang sia-sia.
Suho diam-diam mengulum senyum. Baru saja tadi Jihoon meledekmu manja, namun setelah melihatmu tidak dalam keadaan baik, dia berubah menjadi adik yang manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Series] | Kim Junmyeon
FanfictionKebayang gak kalo seorang Kim Junmyeon jadi suami kamu? 🌼 Start : 23 April 2018 Finish : 6 November 2018 🌼 Welcome to Husband Series Exo Version! #3 ♥