Mango slush yang berada di genggaman mu rasanya tidak lagi sama. Entah kenapa. Apa karena yang memberikannya sudah tidak lagi bersama mu?
Melihat si oranye mengingatkanmu pada sikap manis Wonwoo. Kamu tersenyum tipis sembari mengusap bulir air pada sisi gelas plastik.
Ingatanmu mundur ke beberapa jam yang lalu. Waktu dimana kamu dan Wonwoo masih berada di dalam mobil.
Flashback.
"Ayo putus."
Kamu menggeleng dan menggenggam erat bunga di tanganmu, membiarkan air mata terus mengalir melewati pipi hingga jatuh mengenai beberapa bunga di bawahnya.
"Aku—nggak mau, Nu..."
Lelaki bersurai gelap itu tersenyum, lantas mengusap air mata di wajahmu.
"Kenapa?" tanya nya dengan suara rendah yang terdengar lembut.
"Aku sayang kamu."
"Aku tau," Wonwoo mengangkat dagu mu, "aku juga sayang kamu."
"Terus kenapa kamu malah ngajak putus?! Kenapa gak pertahanin aku?!"
Wonwoo menggeleng, "gak bisa."
"Kenapa?!"
"Semua yang dipaksa, akhirnya selalu gagal, sayang. Aku gak mau maksa kamu buat pilih aku, aku gak mau kamu juga aku paksa buat ngejauh dari Suho. Kamu tau? Aku bahagia tiap liat kamu senyum, walaupun kamu senyum buat orang lain."
Kamu semakin tersedu karena ucapannya. Apa kamu sudah menyakiti Wonwoo sebanyak itu?
"Kenapa kamu gak marah? Harusnya kamu marah sama aku! Harusnya kamu—"
Kamu diam sedangkan Wonwoo kini tengah menempelkan bibirnya di atas keningmu. Tersenyum lembut sebelum menjauh dan menempelkan keningnya pada keningmu.
"Tadinya aku mau cium ini," dia menyentuh bibirmu lembut, "tapi bibirmu cuma buat suami kamu nanti," dia memejamkan matanya yang tadi kamu lihat sudah memerah.
"Aku bahagia pernah jadi pacar kamu. Makasih ya? Makasih udah mau nerima pagi-mu yang membosankan."
Suara Wonwoo bergetar, kamu tahu dia menahan tangisnya. Kamu tahu dia merasakan sakit yang lebih dari pada dirimu. Kamu sudah menyakitinya terlalu jauh.
"Maaf Nu, maaf..."
Dia menggeleng seraya menghela napas, "kamu gak salah. Makasih ya. Aku sayang kamu. Mulai sekarang, aku gak bisa lagi jagain kamu kayak dulu. Kamu harus mandiri, jangan kerja terus, inget makan. Kalo naik mobil jangan lupa pake sabuk pengaman, jangan begadang, kata Rhoma Irama kan gak boleh hahaha."
Kamu memeluk Wonwoo erat, menenggelamkan wajahmu di bahunya. Menggumamkan kata maaf dan terimakasih sebanyak yang kamu bisa. Sakit rasanya mendenger Wonwoo tertawa padahal hatinya menangis.
"Udah," dia menarik dirinya menjauh sebelum menyeka air mata di wajahmu, "hilang cantiknya nanti."
"Makasih Nu. Makasih buat semua perlakuan manis kamu. Aku gak bisa sebutin satu-satu. Maaf aku udah nyakitin kamu... Kita masih bisa—"
Wonwoo menggeleng, "maaf sayang. Untuk sekarang sampe waktu yang gak bisa aku tentuin, kita jangan ketemu dulu. Aku butuh waktu, ya?"
Kamu berusaha tersenyum dan mengangguk, lelaki di hadapanmu ini butuh waktu.
"Masuk gih sana, Jihoon udah nungguin di dalem pasti. Salam buat orang rumah, bilang maaf aku gak bisa main dulu kerumah beberapa minggu ke depan, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Series] | Kim Junmyeon
FanfictionKebayang gak kalo seorang Kim Junmyeon jadi suami kamu? 🌼 Start : 23 April 2018 Finish : 6 November 2018 🌼 Welcome to Husband Series Exo Version! #3 ♥