Pagi-ku

16.3K 2.4K 219
                                    

Kamu meregangkan tubuhmu yang terasa begitu pegal. Pekerjaan hari ini sangat menumpuk, rasanya kepalamu hampir pecah dan matamu lelah sekali karena harus menatap layar komputer terus menerus.

Wonwoo berjanji untuk menjemputmu sore ini. Sepuluh menit menunggu, Wonwoo sudah berada di depan kantormu dengan setelan kerjanya yang juga terlihat cukup berantakan.

"Hei, capek banget, hm?"

Kamu berjalan kearahnya dengan ekspresi murung dan langsung memeluk tubuhnya erat.

"Capek, pusing banget. Kamu gimana?"

Wonwoo mengecup keningmu sekilas, "banyak rapat hari ini. Gak sempet istirahat, mau ambruk rasanya."

Kamu mendongak dan memperhatikan wajah Wonwoo yang terlihat begitu lelah namun senyum masih terukir jelas di wajah tampannya.

"Buka diluar lagi aja ya? Atau mau kerumah kamu aja nanti aku masakin?"

Wonwoo menggeleng, "nanti capek, cari tempat makan aja, yuk."

Kamu mengangguk lalu memeluk lengannya seraya melangkah menuju mobil Wonwoo dan meninggalkan area kantormu.

🥀

Wonwoo mengajakmu ke salah satu mall, dia bilang ada yang ingin dicarinya juga jadi sekalian saja.

"Mau makan apa?"

Kamu mendongak, "ingin udon deh. Oh iya ingin yoghurt juga, hehe. Kamu?"

"Ikut kamu aja maunya apa. Tapi temenin aku beli sabun muka dulu."

Begitu kamu dan Wonwoo masuk ke dalam super market di mall tersebut, kamu tidak menduga bahwa kamu akan bertemu dengan orang yang teramat kamu hindari.

Kamu berusaha untuk mengalihkan pandanganmu agar tidak bertemu tatap dengannya, tapi sepertinya Allah punya rencana lain.

"(Y/n)!"

Kamu memejamkan mata sejenak sebelum mengeratkan pelukanmu dilengan Wonwoo.

"Kenapa sayang?"

"Ng—"

Seseorang menepuk bahumu dan seketika itu pula kamu berhenti melangkah begitu juga dengan Wonwoo.

"Aku manggil kamu tadi," ujarnya lalu kamu menatapnya datar dan tajam.

"Ngapain sih, Kak?"

Suho tersenyum dan mengusap kepalamu lembut, "gak ketemu kamu beberapa hari aja kangen. Apa kabar?"

Kamu membelalakan mata lalu seketika mendongak menatap Wonwoo yang kini ekspresinya berubah menjadi datar namun mengintimidasi.

"Lo siapa?" tanya Wonwoo.

Suho melirik Wonwoo, "calon suami (Y/n)."

Kamu menatap Suho tajam, "gak usah ngomong yang aneh-aneh! Jangan didengerin Nu, kita pergi aja."

Wonwoo menghela napas pelan, "lo yang ngasih hadiah ke cewek gue?"

"Tepat sekali."

Kekasihmu itu menarikmu ke belakang tubuhnya sebelum tersenyum tipis pada Suho.

"Bisa berenti kan? Setiap saat dia bilang gak nyaman waktu lo ngasih dia hadiah. Lo stalker jangan-jangan?"

Suho tertawa sinis, "kan udah gue bilang, gue calon suaminya. Lagi pula dia dulu sukanya sama gue, karena ada sedikit salah paham aja makanya mau sama lo. Mungkin lo sarana pelariannya doang."

Wonwoo memejamkan matanya. Hari ini rasanya sudah begitu penat, apa harus ditambah masalah dengan manusia kerdil ini lagi?

"Denger, gue gak peduli mau dia jadiin gue tempat pelarian, atau cuma pura-pura, gue gak peduli. Yang jelas gue sayang sama dia."

Suho mendengus, "dia sayang gak sama lo?"

"Gosh, okay shut up you jerk! I've told you to stop dirturbing me, right?" ujarmu dingin sembari memeluk pinggang Wonwoo erat.

Suho memiringkan tubuhnya agar bisa melihat wajahmu sedikit, "aku gak tau tuh kamu ngomong gitu. Pernah ya emang?"

Wonwoo masih diam dan menahan gejolak emosinya. Siapa yang tidak kesal ketika kekasihmu diganggu? Wonwoo saja risih.

"Gue gak tau lo siapa, asal lo darimana, lo makan apa tiap hari, i don't fvcking care, yang jelas jangan gangguin cewek gue lagi."

Kekasihmu akhirnya menarik tanganmu untuk pergi meninggalkan Suho yang masih tersenyum sinis. Hilang sudah keinginan Wonwoo menghabiskan waktu berdua denganmu.

"Nu, mau kemana?" tanyamu pelan.

Wonwoo melirikmu sekilas lalu tersenyum tipis, "pulang. Aku tiba-tiba pusing, nanti kita pesen makanan pake aplikasi aja ya?"

"Oke."

"Kamu gak apa-apa kan? Maksudnya, perasaan kamu. Risih gak? Kalo dia gangguin lagi bilang aku, hm?"

Kamu mengangguk dan tidak bicara apapun lagi. Kamu tahu, senyum tadi palsu. Wonwoo merasa terancam akan kehadiran Suho, kamu bisa merasakannya.

Yang membuat hatimu sakit adalah, Wonwoo masih memperhatikanmu walaupun hatinya sendiri terluka akan kata-kata Suho barusan.

Tidak, pagi mu tidak boleh mendung. Kamu akan menghajar senja jika berani mengganggu pagi. Bahkan jika mampu, kamu akan mempersempit jarak waktu senja agar malam lebih cepat datang.

Kamu tidak peduli jika harus menyakiti senja, karena pagi lebih penting dari apapun sekarang.

🌼

Ngawur aja nulis apa helah wkwk

Lebaran tinggal menghitung hari, ada yang puasanya bolong-bolong? Kwkw

Husband Series - Mei 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JunmyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang