Last Flower

15.1K 2.4K 249
                                    

Cemas.

Kamu cemas selama seminggu belakangan. Kenapa Wonwoo jadi menjauh, jarang menghubungimu, selalu berkutat dengan pekerjaannya. Alhasil kamu jadi semakin dekat dengan Suho.

Entah harus bersyukur atau sedih, kamu berada diantara dua perasaan tersebut. Tapi tidak bisa dipungkiri, kamu rindu Wonwoo. Kamu rindu pagi mu.

Ini jam makan siang, biasanya kamu akan makan siang bersama Wonwoo dan membeli mango slush setelahnya. Tapi kali ini tidak. Kamu bersama orang lain, dan dia tidak membelikanmu mango slush.

"Baskin Robbins?"

Suho mengangguk, "cewek biasanya suka es krim kan?"

Kamu hanya balas tersenyum dan mengangguk kecil. Kamu butuh mango slush, bukan es krim.

Setelah memesan dua cup es krim ukuran sedang, kamu dan Suho kembali melangkah menuju restoran di dalam mall untuk makan siang.

Sepanjang perjalanan kamu hanya diam, membiarkan Suho yang terus bercerita. Tentang dia yang punya keponakan baru, kartun favoritnya, makanan terakhir yang dia makan, dan lain sebagainya.

Tapi semuanya hanya angin lalu, kamu bahkan hanya mendengar ceritanya sebagian. Tanpa tahu siapa nama keponakannya, apa kartun favoritnya, dan yang lebih parah, kamu bahkan hampir lupa janji yang kalian berdua buat untuk pergi ke salah satu toko boneka besok sore.

"Hei, nabrak nanti kamu."

Tubuhmu sedikit tersentak saat Suho menarik lenganmu lembut. Hampir saja kamu menabrak seseorang, beruntung Suho menarikmu langsung.

Sesampainya di restoran yang kalian tuju, kalian segera mencari tempat duduk dan memesan. Kamu hanya bicara sekenanya, setelah itu kembali diam dan menikmati es krim di tanganmu tanpa minat.

"Kamu tumben gak banyak omong hari ini," Suho angkat bicara seraya tersenyum manis.

"Hm," kamu balas tersenyum, "masa sih? Aku lagi banyak pikiran aja."

Suho mengangguk, "gimana sama —"

"Bentar," kamu meraih ponselmu yang berdenting menandakan sebuah pesan masuk.

Onu 💕
Hey, sweet heart.
Sore ini mau ketemu kamu, bisa?

Tanpa sadar kamu tersenyum lebar dan mengetik pesan balasan dengan semangat.

Onu! Kangen~
Bisaaa!
Read

Onu 💕
Okay then.
Aku jemput nanti, ya?
See you, love.

See you!💕
Read

Suho berdeham, "siapa?"

"Wonwoo," jawabmu tanpa repot melihat kearahnya yang kini mulai berubah ekspresi.

"Kamu masih sama dia?"

"Iya," akhirnya kamu mendongak, "kenapa, Kak?"

Suho menggeleng lantas tersenyum, "gak apa-apa. Cuma tanya, kapan kamu sayang sama aku?"

Kamu diam. Tapi jantungmu berdetak keras. Apa ada yang salah?

"Gak tau ya, Kak. Hahaha," kamu menatap dinding di belakang Suho seraya tertawa canggung.

Sedangkan lelaki di hadapanmu tahu satu hal, tentangmu yang kini mengalihkan pembicaraan juga rona merah yang tertinggal di kedua pipimu. Dia paham. Hingga akhirnya tersenyum manis.

"Aku berharap secepatnya ya?"

🌼

"Lama gak?"

Lelaki yang duduk di balik kemudi itu tersenyum dan menggeleng. Dia menarik tanganmu dan mengecup punggung tangannya lembut.

"Ih? Tumben begini," kamu tertawa dan dia menatapmu dalam.

"Aku takut gak sempet perlakuin kamu manis kayak gini. Ini dipake dong sabuk pengamannya, sayang. Masa diingetin terus? Kalo aku gak ada siapa yang mau ngingetin?"

Kamu terhenyak. Ada apa sih dengan lelaki bersurai gelap ini?

"Kita mau kemana?"

"Aku cuma mau ketemu kamu, terus anter kamu pulang. Oh iya," Wonwoo mengambil se-bouquet bunga dari jok belakang lalu menyerahkannya padamu.

"Buat aku?"

Wonwoo mengangguk, "iya. Ada yang mau aku omongin nanti. Sekarang aku anter kamu pulang, tapi aku mau request..."

"Apa?"

Dia mengulurkan tangannya, "boleh aku pegang tangan kamu sepanjang perjalanan?"

Tanpa kata, kamu tersenyum dan meletakkan tanganmu diatas telapak tangan Wonwoo. Menggenggamnya lembut namun juga erat.

Tidak ada yang banyak bicara, hingga akhirnya mobil Wonwoo sampai di depan rumahmu.

Dia menghela napas dan melepas sabuk pengaman tanpa melepas genggaman tangan kalian. Lelaki itu menatapmu lekat seraya tersenyum.

"Kamu sakit, Nu?"

"Badanku nggak, hatiku iya."

Baru saja kamu akan bertanya kembali, Wonwoo sudah lebih dulu bertanya padamu.

"Tau kenapa aku kasih mawar hitam sama bunga peony putih?"

Kamu menggeleng, "nggak. Kenapa?"

"Mawar hitam artinya perpisahan, dan poeny putih artinya kebahagiaan."

"Ken —"

"Dengerin aku sampe selesai, ya?"

Dengan ragu kamu mengangguk.

"Aku sayang sama kamu, sayang baget. Tau kan? Tapi rasanya akhir-akhir ini, ada sesuatu diantara kita. Seseorang. Kamu lagi sering jalan sama orang lain, iya?"

Kamu menahan napas selama beberapa detik sebelum mengangguk dan menggumam kata maaf.

"Kamu gak salah. Listen, aku gak mau maksa kamu untuk selalu sama aku. Bahagia mu, kamu sendiri yang tentuin. Kalo bahagianya sama Suho, gak masalah. Dan kalo bahagianya sama aku, lebih gak masalah. Tapi aku tau, kamu lebih bahagia sama senjamu dibanding pagi."

Kamu mulai terisak, Wonwoo mengelus pipimu dengan lembut.

"Aku sayang kamu, tapi aku gak mau maksa kamu. Aku tau kamu nyaman sama dia, gak masalah. Dari dulu kan aku emang bosenin, hahaha."

Kamu menggeleng cepat, "gak gitu..."

"Iya sayang, paham aku. Aku mau kamu bahagia, makanya kukasih bunga peony putih. Aku yakin kamu paham sama arti mawar hitam yang baru aku kasih tau tadi,"

Kamu menunduk semakin dalam, tangisanmu kian tersedu saat ucapan itu meluncur tanpa cela dari bibir Wonwoo.

"Ayo putus."

🌼

Maaf aku gantung. Maaf.
Aku gak tau harus gimana gak tega huhuhuuuuu maaaf:(((((

Husband Series - Maret 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JunmyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang