Oke. Rasanya kamu sangat amat jengah dengan kelakuan Suho yang selalu mengirim barang ke rumah bahkan kantor.
Kamu sudah mengacuhkannya, tapi dia semakin gencar. Satu-satunya cara adalah menyuruhnya berhenti.
Kamu mengirim sebuah pesan padanya agar bertemu denganmu sekarang juga di kafe tempat kalian terakhir bertemu.
Dan disinilah kamu sekarang dengan sekotak besar hadiah yang dia kirimkan padamu dalam kurun waktu seminggu terakhir.
Wonwoo memang tidak pernah membahas apapun perihal hadiah itu, tapi kamu tahu, kekasihmu itu merasa terganggu.
"Hai, nunggu lama?"
Kamu mendongak dan menatap Suho datar.
"Take a seat, i have something to tell you, then leave," ujarmu dingin.
Suho tersenyum dan menarik satu kursi dihadapanmu sebelum duduk disana dan mencondongkan tubuhnya kearahmu.
"Tell me."
Kamu menghela napas, "can u please stop?"
"For what?"
"For keep sending me something like this! I'm not on my birthday."
Kamu mendorong kotak besar dihadapanmu dengan cukup kasar, sedangkan Suho hanya tersenyum simpul.
"Aku cuma mau kasih aja. Bukannya cewek suka hadiah?"
Kamu mendengus geli, "not me. Sampe kapan kamu mau ngirim ginian, Kak?"
Suho mengangkat bahunya acuh, "sampe aku dapetin kamu, mungkin?"
"Lucu. Kamu yang buang aku kamu lagi yang ngejar. Aku ini mainan buat kamu ya, Kak?"
Suho menggeleng, "kamu calon istri aku."
"Gila."
"Gara-gara kamu."
"Stop!"
"Kamu nyuruh aku berhenti buat sayang sama kamu? Gak bisa."
"Kak kamu punya pacar!"
"She's not my girlfriend."
"Then who is she? Your whore?"
"Kalo menurut kamu begitu."
Kamu mengusap wajahmu kasar lalu kembali menatapnya tajam.
"Kak, berhenti. Buat ngirim barang apapun dan juga buat berhenti mainin aku."
Suho menatapmu lekat, "aku gak pernah mainin kamu."
"Oh ya? Ngajak jalan aku, ngubah panggilan kamu jadi lebih lembut, ngirimin aku hadiah, ngajak jalan, terus ninggalin aku gitu aja dengan cara meluk perempuan lain kamu bilang bukan mainin aku?"
Suho memejamkan matanya sesaat, "maaf buat itu, tapi aku serius soal aku yang sayang sama kamu."
"Terus gimana sama perempuan yang kamu peluk?"
"Aku pilih kamu bukan dia."
"Egois."
"Yes i am! Because i love you."
Kamu tertawa sinis, "you love me? Oh dear, but i love some one else."
Kamu tersenyum sebelum bangkit berdiri dan meninggalkan Suho dengan segudang penyesalannya.
Dia menarik helaian rambutnya frustasi, bahkan dia mengerang tertahan.
"Ditolak lagi?"
Suho mendongak dan menemukan Xiumin berdiri dihadapannya sembari menyilangkan tangan didepan dada.
"Iya. Gue musti gimana, Bang?"
Xiumin duduk dihadapan Suho, dia menghela napas sebelum angkat bicara.
"Nyerah?"
Suho menggeleng, "nggak mau lah!"
"Tapi dia nolak lo tuh. Gimana dong? Lo sih brengsek."
Suho menatapmu sekilas sebelum mengusap wajahnya kasar, pikirannya benar-benar kalut. Oh dan juga, kenapa sekarang Xiumin jadi seperti Sehun?
"Sehun nginep kemaren di rumah gue, jadi jangan heran kenapa gue jadi ketus."
"Terserah," balas Suho pasrah.
Xiumin menatap kotak besar dihadapannya lalu kembali menatap Suho.
"Berjuang sekali lagi, jangan pake hadiah."
Suho menghela napasnya, "kalo ditolak lagi?"
"Nyerah."
🌼
Buat yang nunggu aku up maaf ya lama bgt up nya wkwk kadang gak ada ide:(
Maaf juga sekarang aku gantungin:)))
Husband Series - April 2018
-muffinpororo
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Series] | Kim Junmyeon
FanfictionKebayang gak kalo seorang Kim Junmyeon jadi suami kamu? 🌼 Start : 23 April 2018 Finish : 6 November 2018 🌼 Welcome to Husband Series Exo Version! #3 ♥