Hangat nya Pagi

17.2K 2.5K 72
                                    

Kamu tidak pernah membayangkan sebelumnya jika hari-harimu setelah berpacaran dengan Wonwoo justru terasa menyenangkan.

Perhatian yang diberikan Wonwoo terasa begitu manis juga lembut. Wonwoo memperlakukanmu dengan baik saat kamu menjadi kekasihnya.

Wonwoo juga jadi lebih sering berada dirumahmu. Entah itu untuk bermain dengan Jihoon, mengobrol juga bermain catur bersama Ayah, dan tentu saja menemui mu.

Seperti Sabtu malam ini, Wonwoo tengah asyik bermain ps bersama Jihoon di ruang tengah.

"Kalian gak capek apa? Ini udah satu setengah jam lho kalian mainnya."

Wonwoo dan Jihoon yang posisinya duduk dikarpet bawah menggeleng, sedangkan kamu yang duduk disofa hanya menghela napas, kamu bosan.

"Nu, beli martabak yuk, " rengekmu dan Wonwoo hanya berdeham.

"Manja deh Mbak, tadi kan pas buka udah makan," ujar Jihoon sinis.

Kamu berdecak malas, "tadi cuma minum teh terus makan kurma Mbak kenyang. Sekarang laper lagi."

Wonwoo tertawa, "bentar ya sayang, satu kali lagi abis itu kita beli makan."

Kamu menghela napas lalu memeluk leher Wonwoo dari belakang dan menyandarkan dagumu diatas kepalanya. Tanganmu bermain di sekitar rahang serta pipinya.

"Dek, udahan dong. Mbak laper banget, kamu gak laper apa?"

Jihoon mengangguk kecil, "laper sih. Tapi nanggung ini belum selesai, bentar lagi ya Mbak. 10 menit."

"Onuuu~"

"10 menit sayang, janji. Abis itu kita beli martabak, ya?"

Kamu berdecak malas. Begini jadinya kalau Wonwoo sudah berteme Jihoon. Keberadaan mu terkadang menjadi transparan.

Sepuluh menit kemudian, Wonwoo benar-benar menghentikan permainan.

"Udah dulu Hun, kasian Mbak nya laper."

Jihoon menatap Wonwoo memelas, "yah Mas, kan bentar lagi itu tanggung bangettttt."

Wonwoo tertawa, "abis beli makan kita main lagi sampe sahur."

"Nggak ada! Aku kapan ngobrol sama kamu nya kalo Jihun terus yang monopoli, pacar kamu Jihun apa aku?!"

Jihoon menatapmu dengan alis terangkat satu, "sensi deh. Pokoknya Mas Onu ntar tetep main sama Jihun."

Wonwoo menarik tanganmu yang masih mengalung di lehernya dan sedikit mendongak.

"Aku disini kan sampe tengah malem, biasanya juga sampe sahur bareng Jeje kan? Tenang aja cantik,"

Kamu menggigit pucuk hidung Wonwoo gemas hingga sang empunya tertawa geli. Sedangkan Jihoon sebagai penonton hanya bergidik geli kemudian berdecak.

"Sana deh buru beli martabak, Jihun nitip double dutch oreo ya."

Kamu menoleh, "tumben cuma satu jenis?"

Jihun mengangkat bahunya acuh, "diet."

Kamu memicingkan matamu, Wonwoo pun melakukan hal yang sama."

"Naksir cewek ya?" tanyamu dan Wonwoo bersamaan.

Jihoon membelalakan matanya lalu menggeleng cepat. Dia bahkan mengibaskan kedua tangannya sebatas dada, bahkan pipinya memerah entah karena apa.

"Tuhkan blushing! Ngaku kamu!" serumu semangat sedangkan Wonwoo hanya tertawa geli melihat ekspresi Jihoon yang panik.

"Udah ah, kasian. Ayo kamu katanya laper? Jadi gak?"

Kamu masih menatap Jihoon jahil sedangkan tanganmu sudah ditarik Wonwoo agar melangkah keluar rumah.

"Dek Jihun naksir ceweeek~"

"Mbak berisik!"

🌼

"Onu."

"Hm?"

"Nu."

"Hmm?"

"Wonwoo."

"Iyaa?"

"Wonwoooo."

"Kenapa?"

"Jeon Wonwoo."

"Ya ampun, iya sayang kenapa?"

"Cuma manggil, hehe."

Wonwoo berdecih namun menarik kepalamu agar bersandar pada bahunya. Dia menggenggam tanganmu erat sembari bermain dengan jari jemarimu.

"Dingin gak?" tanya Wonwoo pelan.

Kamu mengangguk, "dingin lah kan pake baju pendek gini akunya."

"Pake jaket aku nih," ujarnya lalu berniat membuka jaket.

Kamu menggeleng, "gak usah. Gayaan biasanya kalo aku ngeluh dingin kamu cuma bilang 'ambil sendiri sana jaket lo' gitu."

Wonwoo tertawa geli, "tapi kan sekarang kamu pacar aku?"

Kamu membuka jaket Wonwoo sedikit dan memeluk pinggangnya, posisimu dan Wonwoo seperti berbagi jaket namun jaketnya tetap digunakan kekasihmu.

"Udah gini aja," ujarmu lalu memejamkan mata.

Wonwoo mengelus kepalamu lembut, "bobo kamu, udah jam 11 lho. Gak bisa bangun sahur nanti."

Kamu mengangguk, "aku bobo kamu yang pindahin ke kamar ya?"

"Iya."

Maka dengan cepat kamu memejamkan mata dan mencoba terlelap dalam pelukan Wonwoo.

Terkadang kamu berpikir, jika saat itu kamu tidak memilih Wonwoo dan bertahan pada ego mu apa kamu akan sebahagia ini? Senyaman ini?

Nyatanya, pilihanmu saat ini tepat. Pagi yang kamu pilih, membuatmu hangat.

🌼

Happy reading bunny buddy boo!🐰♥

Husband Series - Maret 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JunmyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang