Merah Jambu

24.1K 2.2K 98
                                    

[ Indikasi 18+ ]

Kabar mengenai anak Dyo yang baru lahir sampai ke telingamu dan Suho. Kamu jadi berdebar karenanya. Pasalnya, waktu sudah cepat sekali berlalu. Dan waktu kelahiran bayimu semakin dekat.

Bahkan semakin hari, Suho semakin protektif. Jihoon dia tugaskan menjadi pelayan pribadimu dengan bayaran menggiurkan.

"Kapan lagi aku cuma jagain Mbak digaji gede? Yakin nih seminggu aku bisa beli ps 4," katanya saat kamu bertanya mengapa Jihoon terlihat bahagia alih-alih merasa tertekan karena menjagamu yang banyak mau.

Kamu menghela napas. Seharian berada di kamar membuatmu lelah. Jihoon sudah tertidur pulas di sampingmu, sedangkan suamimu sendiri masih berada di rumah sakit. Menjenguk istri Dyo yang baru saja melahirkan.

Tanganmu meraih ponsel di atas nakas dan berselancar di dunia maya. Kamu sempat membuka browser untuk mencari referensi nama-nama bayi.

Ada beberapa nama yang langsung kamu sukai setelah melihat artinya. Kamu tersenyum seraya menyalin beberapa nama itu di memo ponselmu.

Kamu mengirim pesan pada Suho soal nama yang kamu buat, dan Suho nampaknya setuju dengan nama yang kamu buat. Dia menambahkan nama tengah, dan nama yang kalian buat terdengar sempurna.

Jihoon menggeliat sesaat sebelum mendekat padamu dan memeluk lenganmu erat.

"Mbak, laper gak sih? Jihun laper banget..."

Kamu menoleh sesaat. "Mau makan apa? Mumpung Kak Suho masih di luar, nitip makan. Kak Hyo di rumah?"

Jihoon menggeleng. "Lembur semua, katanya. Jadi pulangnya nanti malem. Jihun lagi pingin makan gurame asem manis deh, waktu itu Bunda janji mau bikin tapi sampe sekarang gak dibikin." Suara decakan terdengar dari bibir Jihoon.

Remaja lelaki itu menghela napasnya dan mengusalkan hidung mancungnya pada lenganmu.

"Mbak, ponakan Jihun tuh cowok atau cewek sih? Lupa Jihun."

Kamu kembali menoleh dan memberikan senyum manis.

🌼

"Kak?"

"Hm?"

"Kak..."

"Iyaa?"

"Kakaaaak."

"Apa sayang? Kenapa? Hm?"

"Liat sini."

"Sebentar, aku lagi—"

"Kaak! Ih! Liat sini!"

Suho menghela napas, menutup laptop tanpa mematikannya terlebih dahulu. Persetan dengan pekerjaannya yang entah tersimpan atau tidak, kamu yang merengek jauh lebih penting.

"Iya ini udah liat. Kenapa? Mau apa?"

Kamu tersenyum, menangkup wajah Suho dan mengusap bibir bawahnya dengan ibu jari.

"Mau cium."

"Hah?"

"Ih! Mau cium, Kaaak! Cium ini." Kamu menunjuk bibirnya gemas seraya menekannya beberapa kali.

Suho ikut gemas. Suamimu menahan tangan kananmu yang kamu gunakan untuk menekan bibirnya lalu menggigitnya pelan.

"Godain aku terus sih? Hm?"

Kamu menggeleng cepat. "Gak godain. Aku cuma mau cium."

Suho maju lalu mengecup bibirmu. "Udah."

"Itu bukan cium! Aku maunya cium, Kak!"

Dahinya mengernyit akan perubahan sikapmu yang kadar manjanya melebihi hari-hari sebelumnya. Dia menangkup pipimu sebelum mencium bibirmu lembut.

Lembut sekali, tanpa nafsu sedikitpun. Hanya sebagai media penyalur rasa, khusus malam ini.

Setelah ciuman terlepas, Suho mengusap pipimu lembut.

"Kenapa tiba-tiba mau dicium?"

Kamu memberikan cengiran lebar. "Tadi liat fotonya Jongdae, kok ganteng gitu. Terus inget kamu. Jadi mau cium soalnya gemes."

Suho sempat terkejut beberapa saat sebelum mencubit pipimu gemas. "Tergoda sama Jongdae ya? Hm? Ngaku kamu."

"Sedikit Kak," ujarmu sembari tertawa geli melihat perubahan ekspresi wajah Suho. Raut masamnya tergambar jelas dan terlihat lucu.

Malas mendebat, Suho malah menggigit pipi dan bibir bawahmu sebagai pelampiasan rasa cemburunya. Lalu dia berbaring dan menarikmu ikut serta.

"Aku gak sabar, tadi liat anak Dyo cantik. Pingin cepet liat anak kita, mirip aku atau kamu ya?"

Baru saja kamu ingin menjawab, kamu terkejut karena sebuah tendangan dari dalam perutmu.

"Aduh, anakmu nih nendang. Tau Daddynya lagi ngomongin dia kayaknya," ujarmu lembut sembari mengusap perutmu.

Suho mengubah posisinya menjadi menyamping dan menyangga kepalanya dengan tangan.

"Kenapa ini nendang-nendang? Hm? Gak sabar ketemu Daddy sama Mommy ya? Sabar ya sayang, sebentar lagi adek liat Mommy sama Daddy, oke?"

Kamu tersenyum mendengar Suho yang berbicara pada perutmu. Tangannya bahkan sudah mengusap perutmu lembut, terus mengoceh seakan bayi dalam perutmu akan membalasnya.

"Kak, aku ngantuk. Ayo bobo..." rengekmu pada Suho yang sudah mengecup perutmu lembut.

Suho mengangguk, menarikmu mendekat dan memberikan kecupan singkat di keningmu.

"Sayang?"

"Hm?"

"Hari ini kamu pake merah jambu ya?"

Kamu mendongak. "Kok tau?"

"Keliatan tadi pas cium kamu. Aku mau liat lagi boleh? Kamu pasti gemes banget deh, gembul gitu pake merah jambu."

"Diem gak? Kalo gak diem tidur di dapur kamu, Kak."

"Sedikit deh?"

"Nggak."

"Intip aja, ya?"

"Keluar."

"Eh iya ampun sayang, ayo bobo lagi. Aku usap-usap punggungnya ya? Apa mau cium lagi? Ohh iya sini cium sini."

🌼

Ohoyyyyy cepet banget udah mau lahiran aja. Gak apa kan? Kepo kan anaknya suho cewek/cowok wkwkwkkw makanya jangan kemana mana, karena setelah jeda periwara berikut muffinpororo tv akan kembali.

Husband Series - April 2018

-muffinpororo

[Husband Series] | Kim JunmyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang