Suho benar-benar mengantarmu sampai ke rumah. Namun kamu tidak menyangka jika ada laki-laki yang menunggu di depan rumahmu.
Kamu melepas seat belt dan menoleh kearah Suho.
"Kak makasih banget ya, maaf ngerepotin."
Suho tersenyum, "nggak sama sekali. Oh iya, saya boleh minta nomor kamu?"
"Buat apa kak?"
"Yaa, buat disimpen aja sih. Sekalian kamu kabarin saya soal hasil interview nya. Kalo keterima kerja, saya kasih hadiah," Suho menyerahkan ponselnya.
Kamu jadi tertawa karenanya, "emang aku anak kecil? Tapi, yaudah deh. Janji ya? Hahaha."
Kamu akhirnya mengetik nomormu di layar ponsel Suho, lalu mengembalikannya seraya tersenyum.
"Aku duluan ya Kak? Hati-hati."
Suho mengangguk lalu melambaikan tangannya. Setelah kamu menutup pintu, mobil Suho segera melaju meninggalkan area rumahmu.
Kamu membuka pintu pagar dan berjalan dengan memasang wajah datar. Tidak memperdulikan seseorang yang sudah menatapmu tajam di teras rumah.
"Pulang sama siapa?"
Kamu hanya diam dan melepas flat shoes, menentengnya masuk kedalam. Tapi belum sempat masuk ke rumah, lenganmu ditahan oleh orang itu.
"Apaan sih?"
"Lo pulang sama siapa, (Y/n)? Gue nanya."
Kamu mendengus, "kepo lo ah. Awas!"
Dia menarik lenganmu lebih kuat sehingga sekarang kamu berhadapan dengannya.
"Jawab doang apa susahnya sih?"
"Urusannya sama lo apa, Jeon Wonwoo?"
Lelaki di hadapanmu terkejut, kamu tidak pernah memanggil nama aslinya kecuali saat pertama kali bertemu. Kamu marah, Wonwoo tahu itu.
"Kenapa baliknya sama dia?"
"Ya terus sama siapa? Selagi gue dikasih tumpangan, kenapa nggak?"
Wonwoo menatapmu lekat, "kan bisa minta tolong Jihoon."
"Hp gue mati."
"Tapi kenapa harus sama orang gak dikenal sih?" nada Wonwoo meninggi dan kamu sedikit terkejut.
"Denger ya Wonwoo, dompet gue ketinggalan, dan cuma ada uang receh di tas gue. Itupun cuma bisa buat naik angkot dan harus jalan kaki kalo udah sampe jalan depan. Tiba-tiba ada yang nawarin nganter pulang, kenapa harus gue tolak? Dan, orang asing? Gue kenal sama Kak Suho, lo gak usah sok tau."
"Urusin aja pacar lo. Lebih butuh pacar kan ketimbang sahabat lo?" lanjutmu.
"Hana butuh gue juga, (Y/n)!"
Wonwoo membentakmu. Dan harusnya dia tahu, kamu benci dibentak.
"Lo tau kan, Nu? Gue paling benci kalo dibentak. Gue juga butuh lo tadi, sial! Terus lo tiba-tiba milih jemput pacar lo. Sekarang lo marahin gue gegara balik sama orang lain. Mau lo apa?!"
Kamu mendengus kasar, "urus pacar lo dan jangan temuin gue lagi!"
Wonwoo perlahan melepas cengkeramannya, membiarkan kamu melangkah masuk.
Kamu meninggalkan Wonwoo yang termenung karena ucapanmu yang begitu menusuk hatinya. Semua yang dikatakanmu benar, kenapa Wonwoo memilih pacarnya? Bukan sahabatnya?
Kamu berlari menuju kamar dan membanting tubuhmu di tas tempat tidur. Kamu berharap tidak ada orang di rumah saat in—
"Mbak?"
Sial. Kamu lupa Jihoon pasti sudah pulang sekolah.
Kamu langsung menghapus air matamu dan duduk bersila, "kenapa Hun?"
Jihoon berjalan mendekat ke arahmu tanpa bicara apapun. Dia duduk di sampingmu lalu berbaring berbantalkan pahamu.
"Jihun pusing."
Kamu berubah khawatir tentang adikmu. Punggung tanganmu menyentuh kening Jihoon, sedikit hangat.
"Istirahat di sini. Kamu udah makan belum? Bunda tadi masak udah habis atau masih ada?"
Jihoon menggeleng, "habis tadi Jihun liat."
"Mbak masakin ya? Mau makan apa?"
"Maunya diusap-usap aja kepalanya, Mbak. Pusing."
Kamu menghela napas, "iya nanti Mbak usap-usap. Makan dulu, ya?"
Akhirnya Jihoon mengangguk, lalu kamu meletakkan bantal di bawah kepala Jihoon sebelum berdiri dan berjalan menuju dapur.
Setelah kamu keluar kamar, Jihoon menghela napas pelan.
"Pikirin Jihun aja ya Mbak, supaya Mbak gak kepikiran sama masalah Mbak tadi..."
🌼
Ada yang mau gantiin aku nabok Onu gak?😂
Happy reading bunny buddy boo!🐰♥
Husband Series - April 2018
-muffinpororo
KAMU SEDANG MEMBACA
[Husband Series] | Kim Junmyeon
Hayran KurguKebayang gak kalo seorang Kim Junmyeon jadi suami kamu? 🌼 Start : 23 April 2018 Finish : 6 November 2018 🌼 Welcome to Husband Series Exo Version! #3 ♥