Aku mulai mengerjapkan mataku dan membuka mataku dengan perlahan. Lalu berusaha membangunkan diriku.
Aku berusaha untuk bangun, tapi sebuah tangan menghentikan kegiatanku. Aku menatap pemilik tangan tersebut. Seungmin.
"Istirahatlah."
Aku menggeleng. Karena aku sedang tak ingin istirahat hari ini.
"Kenapa kau keras kepala?!"
Seungmin membentakku. Membuat nyaliku semakin ciut. Karena ini kedua kalinya Seungmin membentakku.
Rasanya ingin menangis, tapi aku bukan gadis cengeng.
Aku akhirnya kembali dengan posisiku yang semula. Tertidur.
Dan kulihat, bukan Seungmin saja disini. Ada Felix juga. Jadi, tadi mereka yang membawaku kemari?
"Kami akan menjagamu disini. Jika kau ingin makan, bilanglah." Kata Seungmin.
Aku hanya mengangguk. Lalu mereka berdua bangkit dan memilih duduk di sofa. Sedangkan aku berusaha untuk memejamkan mataku. Tapi tetap saja sulit. Mana mungkin aku tidur di pagi hari?
Tiba-tiba saja, perutku berbunyi. Dan aku benar-benar ingin sekali makan. Karena tadi aku belum sempat sarapan karena harus berurusan dengan pisau itu.
Tunggu? Pisau?
Dimana pisau itu?
"Kau mencari pisau hah? Aku membawanya."
Mendengar itu, aku menatapnya.
"Dari mana kau dapatkan pisau itu? Sebelumnya tak ada pisau dikamarmu. Apa kau sudah menyiapkannya secara matang?"
Aku diam. Mencoba menyusun kata-kata untuk menjawab pertanyaan Seungmin yang menurutku sangat membuatku terdiam.
Sebenarnya, tujuanku adalah mengakhiri hidupku disini. Didepan mata mereka. Sayangnya, aku lemah. Aku lemah jika mereka menyentuhku sedikit.
Arrghhh! Berhentilah berharap, Xu (Y/n)!
"Jawab aku, (Y/n)."
"Aku menemukannya di laci."
Seungmin malah diam. Sebenarnya apa sih maunya? Mengintrogasiku? Yang benar saja.
Dia menatapku tajam lalu bangkit dan mendekatiku sebelum Felix memutar tubuhnya dan melihat kami.
Aku segera bangkit setelah melihat kedatangan Seungmin. Dan dengan cepat aku berdiri dan berusaha menjauh.
Aku berjalan mengendap-endap lalu sampai dipintu dan berusaha membuka pintu.
Cklek!
Pintu terbuka.
Dengan cepat aku berlari keluar dari kamar ini lalu menuruni tangga. Dan aku tiba-tiba saja terjatuh.
Bruk!
Kakiku luka dan berdarah. Tapi masih keras kepala ingin kabur dari rumah mansion ini.
Sesampainya di ruang tamu, aku melihat Minho, Bangchan dan Woojin. Tatapannya langsung mengarah kepadaku dan membuat firasat burukku muncul lagi.
"Kau kenapa, (Y/n)?" Tanya Minho yang aku tidak jawab.
Dia mendekatiku. Aku menggelengkan kepala agar dia tidak mendekat sambil menahannya.
"He-hentikan!" Pekikku.
"Kenapa? Kau kenapa? Sakit?" Tanya Minho bertubi-tubi. Tapi aku tak menjawabnya setelah melihat Seungmin dan Felix turun dari tangga.
Dan aku segera lari kearah pintu besar lalu mencoba membukanya. Tapi nihil. Berkali-kali aku mencoba membukanya, namun hasilnya tetap sama. Belum terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
haunted dark bridal -; k.seungmin ✔
Fanfiction✔ [ k i m s e u n g m i n ] "My choice is always right, you really deserve to be mine. I have been looking for a girl like you for a long time" ⚠inspired by: "diabolik lovers ;- haunted dark bridal" start.130518 finish. 011218 ©grivinns