Aku memutuskan untuk menelfon Papa. Mungkin saja Papa menjawab.
Ku menunggu hingga Papa menjawab. Tak lama, panggilannya tersambung. Dengan cepat aku menunggu suara Papa.
"Ya, halo? Ada apa (Y/n)?"
"Halo Pa, aku kangen Papa."
"Haha, kau ini masih belum 24 jam udah kangen sama Papa."
"Pa, aku serius. Aku ingin pulang. Mereka... mereka semua vampir Pa."
"Haha, ada ada aja candaanmu."
"Tapi Pa..."
"Pak Minghao, ada tamu yang ingin bertemu dengan anda. Oh iya, bentar. Ada apa (Y/n)?"
"Pa, please dengerin aku sekali ini aja Pa. Aku pengen pulang. Aku pengen sama Papa dan Mama. Aku beneran pengen pulang Pa hiks hiks..."
"(Y/n)?! Kenapa menangis?! (Y/n), jawab nak."
"Pa, aku pengen–"
Tiba-tiba saja Seungmin mengambil ponselku lalu mengangkatnya tinggi-tinggi agar aku tidak dapat menggapainya. Cih, penganggu saja.
"Seungmin, kembalikan!"
"Kenapa? Kan sudah ku bilang jangan minta bantuan orang luar. Dan kau keras kepala."
"Halo? (Y/n)?! Kau baik-baik saja?!"
Aku menggigit bibir bawahku dan mencoba meloncat untuk menggapai ponselku. Dan nihil.
Dia terlalu tinggi. Aku hanya sampai lehernya. Memang, aku pendek.
"Kalau begitu, kau akan mendapat hukuman dariku."
Dengan cepat, Seungmin memojokkanku lalu menjilat leherku dengan erotis. Dan aku mulai mengeluarkan suara laknadku.
"Ahh..." Desisku.
"Hukumanmu sekarang adalah memberikan beberapa tetes darahmu untukku."
Khlak
Gigi taring Seungmin menusuk leherku lalu menghisap darahku. Ah, sakit. Ini benar-benar sakit.
"AAKHHH!" Pekikku.
"(Y/n)?! Kau baik-baik saja disana?! Kenapa kau berteriak?! (Y/n)?! Jawab (Y/n)! Papa khawatir! (Y/n)–"
Piiip..
Seungmin mematikan panggilannya lalu melempar ponselku ke sembarang tempat. Lalu mulai kembali dengan kegiatannya yang membuatku tersakiti.
Lebih baik aku mati saja dari pada disiksa oleh vampir-vampir lainnya. Cukup Seungmin saja.
Aku tak mau yang lain. Ini sudah membuatku tersiksa bertubi-tubi.
"Akhh..."
Rasa sakit yang ku rasakan tak seperti apa yang kalian bayangkan. Bahkan ini lebih sakit daripada disuntik.
Ya Tuhan, selamatkan lah aku.
Pandanganku seketika memburam. Kepalaku sakit. Dan gelap.
.
.
.Ku terbangun. Dan yang kurasakan, kasurku. Berarti, aku ada di kamarku.
Aku membenahi posisiku menjadi duduk. Dan kulihat, tak ada siapa pun dikamarku. Selamat.
Akhirnya, Seungmin pergi dari kamarku untuk mengusik kehidupanku.
"Hei bitch, kau sudah bangun rupanya."
Aku tertegun mendengar suara itu lagi. Suara Seungmin mulai terdengar di indra pendengaranku.
Aku menoleh ke sumber suara. Rupanya dia ada disampingku. Sejak kapan?
"Ke-ke-kenapa kau ada disini?!"
Seungmin hanya mendecih lalu mendekat. Aku pun mengambil langkah seribu untuk mundur darinya. Aku takut. Akut takut dia akan menyakitiku lagi.
"Menjauh dariku!"
"Kenapa? Apa kau tidak suka denganku? Apa kau benci wajah tampan ini?"
Tampan iya, tapi kelakuannya tak sesuai dengan tampangnya.
"Ya, aku membencimu! Pergilah!"
Aku pun terjatuh dari kasurku lalu berdiri dan berjalan mengendap-endap untuk keluar dari kamar.
Dan tetap saja, Seungmin mendekatiku. Saat aku sampai di pintu, dengan cepat aku membuka pintu.
Dan...
Cklek
Cklek
Cklek
Shit! Pintunya dikunci. Sebelumnya aku tidak menguncinya. Apa Seungmin sudah merencanakannya dengan matang?
Kalau iya, lebih baik aku mati saja disini. Agar aku bebas dari kandang singa ini.
Masa iya sehari darahku habis diminum olehnya? Ya kali.
Aku pun memejamkan mataku agar aku tidak melihatnya.
"Hei, apa yang kau lakukan? Cepatlah berganti baju lalu turun kebawah untuk makan malam."
Tiba-tiba ada sebuah gaun tidur yang menutupi wajahku karena dilempar oleh Seungmin.
Aku pun membuka mataku lalu menarik gaun itu agar tidak menutupi wajahku.
"Cepatlah kau pakai. Aku akan keluar. Minggir, biar aku buka."
Aku pun menyingkir darinya. Dan dia membuka pintunya lalu pergi.
Aku menghela nafas lega. Ternyata, dia tidak melakukan apapun.
Tanpa basa basi, aku mengganti pakaianku sebelumnya dengan gaun tidur itu.
Lumayan bagus juga. Gaun setinggi diatas lutut dan berlengan panjang. Nyaman.
Aku pun turun untuk makan malam bersama sesuai apa yang dikatakan Seungmin tadi.
Dan saat aku sampai di ruang makan. Orang yang berwajah imut bernama Jisung itu menyeretku untuk duduk disampingnya.
Aku pun menuruti kemauannya daripada aku mendapat hal yang sama seperti apa yang dilakukan Seungmin tadi padaku.
Setelah acara makan bersama, aku memutuskan untuk kembali ke kamar lalu berisitirahat. Rasanya, tubuhku ingin hancur saja.
Saat aku berjalan menaiki tangga, tiba-tiba saja laki-laki bernama Hyunjin itu menarikku dalam pelukannya lalu menjilat leherku dengan erotisnya.
Aku mengulum bibirku agar aku tidak mendesis. Aku benci ini.
"Hmmm, bau tubuhmu benar-benar wangi sayang, aku suka."
Cih, mulai lagi permainan yang ku benci ini. Padahal aku ingin istirahat. Tapi kenapa aku harus melayani mereka? Dan kenapa aku harus menghabiskan darahku untuk mereka?
"Oh ya, aku lupa kalau wajahmu benar-benar manis. Sepertinya, darahmu juga manis."
Tanpa basa basi Hyunjin menggigit bahuku lalu menghisap darahku.
"Akhh..."
Dia tidak berhenti tak seperti Seungmin. Ini, ini lebih sakit dari Seungmin. Ya Tuhan, tolonglah aku.
Tanpa kusadari, ternyata aku sudah dibawa kekamar olehnya. Kamarku.
Ia menindihku lalu melepaskan gigitannya dan tersenyum padaku. Tampan.
"Mari kita mulai permainannya."
Ya Tuhan, kenapa aku terjebak di dalam kandang singa?
Lebih baik aku mati saja.
---
Maaf klo byk kesalahan,
Maaf jga kalo ada yang aku rubah
Semoga kalian suka ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
haunted dark bridal -; k.seungmin ✔
Fanfiction✔ [ k i m s e u n g m i n ] "My choice is always right, you really deserve to be mine. I have been looking for a girl like you for a long time" ⚠inspired by: "diabolik lovers ;- haunted dark bridal" start.130518 finish. 011218 ©grivinns