haunted dark bridal -; k.seungmin ✔

5※ Play With Felix

Setelah sampai di sebuah tempat yang memiliki beberapa gedung megah, aku dan yang lainnya langsung turun dari limosin.

Aku tertegun melihat bangunan megah di depan mataku yang mereka sebut dengan sekolah.

Mungkin sekolah ini hanya khusus untuk anak orang kaya. Seperti mereka.

Tanpa kusadari, tanganku sudah digenggam oleh Seungmin dan disusul Jisung di belakang.

Dan yang lainnya menatapku dengan datar. Meskipun datar, aku dapat merasakannya sendiri kalau ada rasa benci dibalik itu.

.
.
.

Sesampainya di kelas, aku segera duduk. Dan tak lama, datang Seungmin, Jisung, dan Felix secara bersamaan.

Seungmin duduk di depanku, Jisung ada di samping kananku. Dan Felix ada di samping kiriku.

Ini serasa kalau aku di jaga oleh beberapa vampir(?)

Ya Tuhan, kenapa mereka selalu bersamaku? Batinku.

Tak lama, seorang gadis cantik dengan rambut berwarna dark brown, mendatangiku sambil menampakkan senyuman manisnya.

"Hai!" Sapanya lembut.

Aku pun ikutan tersenyum lalu menatapnya. Dan menyapanya balik.

"Hai juga." Sapaku balik.

"Oh ya, kenalin aku Jeon Hyeri." Kata gadis itu sambil mengulurkan tangannya sembari tersenyum.

Manis.

Dia adalah gadis cantik dan manis pertama yang kulihat di sekolah ini.

"Oh, aku Xu (Y/n). Salam kenal."

Aku mencoba sama sepertinya. Tersenyum.

Tiba-tiba saja, satu gadis lagi menuju bangku ku lalu ikutan berkenal.

Dia lebih cantik dari Hyeri. Bahkan dengan rambutnya yang mirip dengan anak teman Papa.

Kalau tidak salah, namanya Kim Yura

"Hai, aku Kim Yura."

Loh?

Jadi, bener dong.

Haha, paling kebetulan.

Saat aki berkenalan dengan teman gadis sepertiku, aku bisa merasakan tatapan ketiga laki-laki yang tengah duduk di dekatku.

Di samping kanan, tatapannya benar-benar tenang tanpa ada kebencian.

Di samping kiri tatapannya benar-benar dingin dan penuh kebencian. Sama seperti didepanku, Seungmin.

Sebenarnya, apa aku tidak boleh berkenalan dengan orang lain?

.
.
.

Krinnggg

Bel pulang pun berbunyi. Aku segera mengemasi barang-barangku lalu beranjak pergi dari kelas.

Saat aku berada di koridor sekolah, aku merasa ada seseorang mengikutiku.

Dan aku memberanikan diri untuk melihatnya. Benar, ada seseorang mengikutiku.

Dia Felix.

Ngapain?

"Felix? Kenapa kau mengikutiku?"

Dia tidak menjawab. Dia terdiam lalu berjalan mendekatiku. Sontak membuatku menjauh darinya. Tapi nihil.

Dengan cepatnya, ia menarik tanganku dan membuatku mendekat dengannya.