Aku sudah mengelilingi seisi rumah. Namun, masih saja tak menemukan keberadaan Mama dan Papa. Sebenarnya, kemana Mama dan Papa?
"Hei, rupanya kau disini."
Suara itu. Lagi.
Suara Seungmin.
Kenapa? Kenapa dia masih mengikutiku?
"Apa yang kau lakukan disini? Bukankah aku sudah bilang jangan ganggu kehidupanku." Kataku menegaskan.
Dia hanya menatapku datar lalu mengambil sesuatu di saku celananya.
"Aku disini hanya memberikan ini. Tadi aku menemukannya di nakas dekat televisi."
Aku langsung merebut benda tersebut dari tangan Seungmin lalu melihatnya. Ternyata itu adalah surat. Dari siapa?
Tanpa basa basi aku membukanya dan segera membacanya.
Dear (Y/n)
Hai anakku tersayang. Maaf ya kalau Mama dan Papa ngasih kamu surat. Sebenarnya mau lewat telefon, tapi sepertinya kamu gak bakalan percaya. Sekarang, Mama sama Papa mau ngomong kalau Mama sama Papa lagi pindah di luar negeri. Di Indonesia.
Kenapa?
Karena Mama dan Papa ada urusan disana. Ini masalah pekerjaan. Sebenarnya Mama sama Papa mau ngasih berita ini ke kamu secara langsung. Tapi, sepertinya kamu terlalu sibuk disana.
Oh ya, kamu pasti sedang ada dirumah karena kangen kan? Terus nemuin ini. Dan Mama sama Papa sengaja gak ngunci buat kamu.
Maaf ya (Y/n), jika kamu pengen ketemu sama Mama Papa, kami gak ngelarang kok. Tapi harus ditemeni. Soalnya Mama takut kalau terjadi sesuatu pada anak tersayang Mama.
Jangan sedih ya, masa anak Mama sama Papa kok cengeng? Kan jadi gak seru.
Maaf ya.
Oh, kalau kamu pengen nginep dirumah, Mama sama Papa udah ngasih bahan makanan. Jangan lupa jaga rumah dan diri. Kalau mau pergi, kunci pintu biar gak ada maling.
Kalau ajak pacar boleh. Tapi jangan sampe larut malem. Tiap hari Mama sama Papa transfer uang buat kehidupan kamu.
Oh ya, Mama mau nanya. Gimana tinggal dirumah mansion itu? Enak? Seru? Yang pasti seru dong. Banyak cowoknya. Ganteng juga. Mama yakin kalau disana kamu bahagia karena dijaga ama cogan yang kamu inginin.
Oke, itu aja yang bisa Mama sam Papa sampein. Semoga kamu sehat aja disana. Jaga diri. Jangan sampe sakit. Kalau sakit ada obat.
Love,
Mama and PapaAku tak percaya mereka meninggalkanku. Aku tak percaya meninggalkanku saat aku tinggal di mansion keramat itu. Aku tak percaya.
Mataku memanas. Aku sudah tak tahan lagi. Masa sehari udah nangis dua kali? Tapi aku sudah tak bisa menampung air mataku.
Aku menangis. Dihadapan Seungmin. Didepan matanya. Tepat di depan matanya.
Aku meremas kertas itu dan membasahi kertas itu dengan air mataku.
"Hiks... hiks.. "
Kenapa mereka tega meninggalkanku? Meninggalkanku dan di jaga oleh vampir-vampir yang tak memiliki rasa berperikemanusiaan padaku?
Jahat.
Tiba-tiba aku merasakan dada bidang dan pelukan yang hangat hingga membuatku terdiam sejenak. Mungkinkah ini Seungmin?
Mana mungkin Seungmin? Seungmin hanya peduli dengan dirinya sendiri dan hanya bisa menyakiti seseorang.
"Sudah kubilang kalau ingin meluapkan emosimu, tinggal panggil saja aku. Tapi kenapa kau malah diam? Seharusnya kau memanggilku. Padahal aku sudah siap."
Sial, aku mulai merasakan jantungku memompa dengan cepat. Gara-gara Seungmin lagi.
Tapi, aku malah tersenyum tak jelas. Entah, kenpa tiba-tiba diriku bergerak secara otomatis. Bahkan, mulutku ingin memanggil namanya. Berkali-kali.
Ya Tuhan, sebenarnya apa ini? Rasa apa ini?
"Seungmin..."
Aku memanggil namanya. Sangat pelan.
"Hah? Tolong katakan sekali lagi. Aku tak mendengarnya. Aku memakai earphone milik Woojin hyung."
Aku terkekeh lalu memukul dada bidangnya itu dengan kesal. Walau kesal, hatiku sudah melompat-lompat tak karuan.
"Seungmin..." Panggilku sambil sedikit menaikan volume suaraku agar telinganya mampu mendengarkannya.
"Hm?"
Oh come on, suara milik Seungmin membuat hatiku berdesir. Sebenarnya, apa maunya?
Aku tak melanjutkannya. Hanya saja aku tak ingin. Inginku hanya terdiam dan menunggu kata-kata keluar dari mulut Seungmin.
"Baiklah kalau kau diam. Aku takkan memaksa. Tapi, mau kah kau menuruti keinginanku sebentar saja untuk malam ini?"
Apa lagi ini.
Apa aku harus menyumbangkan darahku untuk ia minum?
Ayolah, jangan itu lagi.
Aku sudah muak. Leherku masih sakit karena Felix. Dan tubuhku benar-benar lelah hari ini.
"Aku haus. Aku ingin darahmu."
Oh shit, itu lagi.
Ya Tuhan, kuatkan aku untuk malam ini saja. Hanya malam ini. Ini saja.
❤❤❤
Aku sudah berada di kamar gadis itu. Gadis yang akan memberikan beberapa tetes darahnya untuk aku minum.
Hah, aku benar-benar haus sekarang. Dimana dia sekarang? Bukankah tadi dia keluar dari kamar hanya untuk memberikan sesuatu pada Changbin? Lalu kenapa dia tidak kembali lagi?
Cklek
Akhirnya, dia kembali. Tatapannya datar. Kenapa lagi dia? Sakit?
"Kenapa? Apa kau tak mau?" Tanyaku.
Dia tidak menjawab. Dia langsung menenggelamkan diri di ranjangnya lalu menarik selimutnya.
Wait, bukannya tadi aku memintanya untuk memenuhi keinginanku? Tapi kenapa dia malah tidur?
Aku segera bangkit dari sofa dan duduk disampingnya.
"Kenapa?" Tanyaku lagi.
"Aku lelah, Seungmin."
"Lelah?"
Dia mengangguk. Lalu kembali berbicara. Aku takkan memotongnya. Aku ingin mendengar penjelasannya.
"Aku tadi berlarian di hutan dan pergi kerumah. Ya, lelah lah. Sudahlah Seungmin, aku mau istirahat. Lagian, badanku juga capek semua." Dengan entengnya di mengatakan itu.
Berarti dia tak mau memenuhi keinginanku. Cih, penipu.
"Kenapa–"
"Sudahlah, Seungmin. Aku lelah. Kau tidak tidur hah? Kalau kau ingin tidur. Tidurlah disini. Aku tak melarangmu. Aku tidur duluan."
Setelah itu, dia menarik selimutnya dan tertidur. Baiklah, kalau begitu aku akan meminum darahnya di pagi hari saja.
Aku akan tidur di sofa saja. Lebih baik disana.
Selamat tidur, (Y/n)
---
Maaf klo ada kesalahan
Semoga kalian suka ♥
KAMU SEDANG MEMBACA
haunted dark bridal -; k.seungmin ✔
Fanfiction✔ [ k i m s e u n g m i n ] "My choice is always right, you really deserve to be mine. I have been looking for a girl like you for a long time" ⚠inspired by: "diabolik lovers ;- haunted dark bridal" start.130518 finish. 011218 ©grivinns