03. Dangerous

2.2K 403 33
                                    

Sepulang sekolah, Jiho dan Sujeong langsung pergi ke minimarket yang jaraknya tidak terlalu jauh dari sekolah. Hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit jika ditempuh dengan berjalan kaki. Tapi karena ingin menghemat tenaga, maka kedua remaja itu menggunakan jasa sopir angkot.

"Jeong, Mama lo gak nyariin?" Tanya Jiho sambil sesekali melirik jam navy yang melingkar di tangan kanannya.

Sujeong menggeleng kemudian kembali memilih eskrim. "Tahu gak? Es krim glico yang matcha enak."

"Udah nyoba."

Setelah membayar seluruh barang keperluan Mamanya (termasuk benda-benda milik Jiho yang sudah habis seperti bedak bayinya), kedua anak perempuan itu berjalan keluar dengan tentengan beban plastik di tangannya.

"Balik ke sekolah nih?" Tanya Sujeong, kemudian ia menjilat eskrimnya.

"Naik angkot lagi dong?"

Dan lagi, keduanya menyetop angkot berwarna merah, yang membawa keduanya menuju gerbang sekolah yang sudah lumayan sepi.

"Jiho! Sujeong! Abis dari mana?" Tanya Eunha ramah. Ia merupakan salah satu anak OSIS yang sebenarnya terlihat cukup sibuk. Namun wajah lelahnya tidak menutup kesan ramah nan menyenangkan yang ada pada gadis berambut sebahu itu.

"Alfamart," jawab Sujeong pendek. "Lo sendiri?"

Eunha terkekeh. "Biasa. Rapat OSIS. Surprise coming soon!" Katanya dengan senyuman yang tak kunjung mengendur.

Eunha ini adalah salah satu teman sekelas Jiho dan Sujeong. Wajahnya tidak bisa dibilang cantik  —bukannya jelek. Karena larinya malah ke cute. Yang pasti dia pintar. Bisa polos nyerempet ke bego, tapi bisa jadi cewek yang bener-bener tegas dan dewasa.

"Rapatnya udah selesai?" Tanya Jiho.

Eunha mengangguk. "Udah kelar kok. Btw, gue duluan ya."

Setelah Eunha pamit meninggalkan Jiho dan Sujeong, keduanya kembali menyandarkan diri pada kursi, yang tidak lama, ponsel milik Sujeong berbunyi.

"Hallo? Ah! Iya-iya! Sujeong kesana! Yok!"

Kemudian gadis berponi itu meletakkan ponselnya kembali ke dalam saku.

"Sorry, Ho. Gue balik duluan. Ada adek gue disana."

Jiho mengangguk. Ia membalas lambaian tangannya pada Sujeong ketika Sujeong melambaikan tangan untuknya. Dan sekarang, Jiho harus menerima keajaiban datang. Baterai ponselnya sudah sekarat, dan jalanan dekat sekolah makin sepi. Seharusnya ia menunggu saja di minimarket. Masalahnya, kalau sudah sepi, ia takut untuk naik angkot. Untung saja, ia sudah memberi pesan pada Mamanya kalau kemungkinan ia akan pulang terlambat. Jadi Mama tidak perlu khawatir.

Jiho menatap tentengan di tangannya. Kebetulan pelajaran hari ini tidak terlalu banyak. Ia mencoba memasukkan benda-benda yang telah ia beli tersebut ke dalam tasnya. Cukup. Yah, walau ia harus menambah beban lebih berat di pundaknya.

Gadis itu bangkit dari duduknya menuju gerbang. Oke, sore ini ia harus pulang sendiri.

-

"Anak sekolah itu gak sih?"

"Tahu dari mana lo?"

"Tuh, nama sekolahnya ada di seragam."

"Anak cantik asal sekolah lain kok lewat sini?"

Jiho merutuki nasibnya ketika aroma rokok mulai menguar dan menyambut indra penciumannya. Aturan ia berjalan melewati jalan besar. Bukan gang-gang seperti ini untuk menuju rumahnya. Kemungkinan untuk sampai memang lebih cepat. Tapi Jiho tidak pernah tahu kalau melewati jalan tercepat kadang bisa memberi resiko.

Gadis itu meringis sebal ketika salah satu dari anak SMA itu bersiul-siul menggodanya. Matanya melirik sejumlah laki-laki dengan penampilan brandalan itu dengan kesal.

"Wilayah kekuasaan? Orang tua lo pada ngebiayain pembuatan jalan daerah sini ya?"

Mereka terdiam. Namun cengiran nakal sama sekali tidak hilang dari wajah mereka. Jiho mengangkat wajahnya berani, mendengus kesal karena semakin melihat wajah anak-anak nakal entah dari sekolah mana tersebut.

Namun ketika Jiho hendak melangkahkan kakinya untuk melanjutkan perjalanan, salah satu dari mereka tertawa nyaring. "Berani banget nih cewek." Tawa nyaring itu kembali mengudara. Seketika nyali Jiho menciut.

Dan kemudian, ia menghampiri Jiho.

Jiho berjalan mundur. Seharusnya ia tadi menjaga bicaranya.

Tangan cowok itu mulai meraba pipi Jiho. "Tunggu sini dulu dong-"




BUGH!



Genggaman Jiho berhasil membuat anak laki-laki itu tersungkur ke aspal.


"GAK USAH PEGANG-PEGANG GUE, SETAN!"


BUGH!


-

Jaehyun tengah mengendarai motornya. Ia baru saja pulang dari rapat OSIS. Namun pikirannya tidak lepas dari Jiho. Tadi pagi, ia berhasil menyapa kembali gadis dingin itu. Tak disangka, Jiho membalas sapaannya.

Aneh, tapi sejak ia menyelamatkan perempuan itu dari Jennie, ia sering memperhatikan Adriana Jiho.

Jiho mempunyai magnet yang selalu menarik perhatian Jaehyun.

Mungkin Jaehyun suka? Tapi tidak mungkin. Tidak secepat itu. Sebenarnya Jaehyun tipe cowok yang cuek. Tapi bagaimana bisa ia berubah menjadi hangat ketika bertemu Jiho yang sifatnya saja seperti itu? Seperti tadi pagi contohnya.

"GAK USAH PEGANG-PEGANG GUE, SETAN!"

Jaehyun mengalihkan fokusnya pada suatu keributan yang berada tidak jauh di depannya. Seorang perempuan dengan tas hitam yang sedang diganggu oleh beberapa laki-laki entah SMA mana.

Yang jadi masalah, ia mengenali si pemilik tas hitam tersebut.

Jiho.

Jaehyun turun dari motornya. Ia marah ketika salah satu dari mereka mulai melakukan hal yang tidak-tidak pada Jiho. Jaehyun segera menghampiri cowok itu dan mendaratkan kepalan tangannya ke rahang tersebut.

Dua kali bom untuk rahang cowok itu.

"Berani kok sama cewek?"

Jiho membelalakan. Ia terkejut ketika melihat Jaehyun yang membiarkan cowok tadi terjatuh sambil memegangi wajahnya yang kesakitan.

"Pergi, atau muka sampah kayak kalian gue bikin ancur kayak temen lo." Tunjuk Jaehyun sambil melirik cowok yang ia tonjok tadi sudah terkapar lemas di aspal.

Dan tak lama, kumpulan cowok tadi membantu temannya untuk berdiri, kemudian meninggalkan Jaehyun dan Jiho tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun.

"Wow." Kagum Jiho. "Lo lagi."

Jaehyun mengernyitkan alisnya. "Gimana?"

"Pertama nyelamatin gue dari Jennie. Terus dari trashy boy kayak mereka."

Jaehyun terkekeh. "Gue anter pulang. Tunjukkin aja rumah lo."

Jiho hanya menurut.

"Oh iya Ho."

"Hm?"

"Jangan lewat sini lagi ya. Bahaya."





Bused,

GUE UP LAGI:)




Revisi: 9 Agustus 2020

Dazzling Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang