08. Jiho, si Penyayang Anak Kecil

1.6K 321 2
                                    




Dari tadi, Jiho hanya sibuk memandang sekumpulan anak kecil yang sedang mengerubuni sesuatu. Telinganya terpasang untuk mendengar celotehan yang tidak jelas itu. Sudut bibirnya tertarik sedikit keatas, membuat Jiho teringat masa kecilnya yang sebenarnya menyenangkan, dan sesuatu yang membuatnya sedih.

Dua pasang kaki mungil beralaskan sepatu biru tua berlari kecil menuju Jiho. Anak itu terlihat lebih kecil dari anak-anak yang lainnya. Pipi tembam dan putih membuat Jiho gemas sendiri. Tangan kecil itu terulur pada Jiho, memberikan serpihan mainan kecil-kecil.

"Kamu gak bisa bikin legonya ya?" Tanya Jiho, kemudian menerima pemberian anak kecil itu.

Oh astaga, jika kalian ingin melihat sisi kapas milik Jiho, pertemukan ia dengan anak kecil.

"Iya, kak." Balas si anak kecil tadi. Ia berjongkok dan memperhatikan kegiatan Jiho.

Jiho mengambil kertas yang berisi petunjuk pemasangan Lego tersebut. Ia mencoba memahami setiap bagian kecil dan letak penyusunannya dengan benar. Ketika Lego tersebut mulai tersusun dengan benar, sebuah suara perempuan menjeda kegiatan Jiho.

"Haii!"

Jiho menatap asal suara. Ah, dia Chaeyeon. Yang tadi pagi.

"Hai, Kakak!" Balas anak kecil itu. Chaeyeon merasa gemas dan mengusap-usap rambut tebalnya.

"Gue duduk sini ya, Ho?"

"Duduk aja."

Kemudian Chaeyeon juga ikut menonton aktivitas Jiho. Ia kagum dengan ketelitian yang dimiliki Jiho.

"Udah jadi!" Girang Jiho, kemudian memberikan Lego tersebut pada anak kecil itu. Ia tampak senang. "Makasih Kak!" Ucapnya, kemudian berlari menuju teman-temannya. Ia juga memberi lambaian kecil pada Jiho dan Chaeyeon.

Jiho tersenyum dan membalas lambaian tersebut. Hatinya selalu terasa lebih nyaman setelah melihat senyum yang terlukis di wajah anak kecil.

"Lo suka sama anak kecil ya?"

Jiho menoleh pada Chaeyeon dan mengangguk sebagai balasan. "Tahu dari?" Tanyanya kemudian.

"Keliatan aja. Lo gampang deket sama anak kecil yang tadi." Jawab Chaeyeon. "Gimana caranya? Ajarin boleh?"

Jiho terkekeh pelan. Pertanyaan polos dari Chaeyeon membuat gadis berambut hitam itu ingin sekali meledakkan tawanya. "Itu sifat alamiah, Chaeyeon."

Chaeyeon mengangguk. "Biasanya yang gampang deket sama anak kecil itu, disekitarnya banyak anak kecil. Lo punya adek?"

Namun yang didapatkan Chaeyeon bukannya jawaban, namun sedikit murung yang muncul secara tiba-tiba.

"G-gue salah ya?"

Jiho segera menggelengkan kepalanya. "Enggak kok." Jawabnya. "Tapi sebenernya ya... Gue emang punya adek. Aturan sekarang dia kelas 8. Waktu itu gue masih kelas 2 SD, dan tahu-tahu adek Mama gue keguguran." Cerita Jiho. Ia mengusap rambutnya ke belakang. "Gue jadi yang paling sedih waktu itu."

Chaeyeon mengangguk mengerti. "Lo gak pernah minta adek lagi sama Mama?"

Jiho berpikir sebentar, kemudian mengangguk. "Sempet sih waktu itu. Tapi akhirnya gue ngerti kalau itu belum rezeki kita buat dapetin anggota keluarga lagi. Gara-gara kejadian itu, gue jadi sayang banget sama anak kecil. Ada rasa buat ngelindungin mereka."

Setelah Jiho berbicara, keduanya sama-sama terdiam. Hingga sebuah suara klakson mobil mengejutkan mereka berdua. Jiho yang mendapati mobil itu segera berdiri. "Gue dijemput." Ucapnya pada Chaeyeon. "Duluan ya."

Chaeyeon tersenyum.

"Hati-hati di jalan!"

-


Cepet kan

Kalau ada typo bilang nyak

Muah

Dazzling Nightmare Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang