Udara sejuk di sekolah yang biasanya dihirup Jiho ketika datang pagi, kini terasa telah habis ketika satu lapangan digunakan untuk menjadi tempat berkumpulnya satu angkatan.Di pagi yang masih gelap ini, para guru harus mengatur murid-murid tersebut. Mereka sudah dewasa, tapi tetap saja, sebagian dari mereka tingkahnya masih seperti anak ayam yang kehilangan induknya, atau anak kucing yang meminta makanan.
Sebenarnya dari tadi Jiho hanya melamun ketika guru di depan sana berbicara. Lebih tepatnya sih, malas dengerin. Jadi ceramah dan sedikit pidato dari kepsek hanya ia anggap seperti dongeng tidur
"hEH mELAmuN aJA. AyO beRDIrI." Kata Sujeong sambil menepuk keras pundak Jiho. Jiho mengaduh kesakitan, kemudian berdiri dan mengikuti Sujeong dan Roa.
"Gyuri Saerom dimana?" Tanya Jiho pada Sujeong.
"Ntar mereka nyusul. Udah gue kasih tahu bis berapa kok."
Jalanan menuju gerbang sudah sangat ramai. Dihimpit oleh murid-murid dan sudah pasti kegaduhan yang mereka ciptakan.
"PELAN-PELAN DONG!"
"HEHHHH HAPE GUE JATOH."
"POKOKNYA GUE DUDUK DI DEKET SUPIR!"
"EH SUPRI! GUE DULUAN YANG KE BIS!"
Padahal gak bakal ditinggal juga sama bisnya.
Untungnya, bis kelompoknya Jiho parkir dekat gerbang. Jadi dia tinggal naik dan nyari tempat duduk.
"Gyuri, lo duduk sama Jiho ya?" Kata Saerom, karena kebetulan Saerom duduk dengan Miyeon.
Gadis berpipi bulat itu menatap perempuan yang dari tadi hanya menatap kondisi luar. Tubuhnya dilapisi jaket hitam, dan sebagian rambutnya diselipkan di telinga. Jiho itu cantik, tapi beberapa orang bilang kalau Jiho itu galak, dan mengerikan. Entah suatu keberuntungan atau kesialan bisa berkelompok dengan Jiho.
"Ng- Jiho?" Panggil Gyuri, membuat Jiho lansung mengalihkan fokusnya pada Gyuri.
"Gue, disuruh duduk sini. Gak papa?" Tanyanya, kemudian menggigit bibir.
Jiho menatap Gyuri seolah matanya sedang mengscan sebuah benda. Kemudian mengangguk. Gyuri menghela nafasnya lega. Menaruh kopernya dan meletakkan barang-barang lain yang ia bawa, kemudian duduk.
Gyuri dengan wajahnya yang polos. Walau Jiho baru tahu nama perempuan ini, wajahnya tentu bukanlah hal asing. Jika diperhatikan, Gyuri ini mirip sama Kakaknya. Cuma dibedakan sama pipi Gyuri yang lebih berisi.
Terlihat dari mimik wajahnya, Gyuri sepertinya takut sama Jiho. Bukan takut dalam artian Jiho itu serem kayak hantu, nggak. Tapi Jiho ini kan kalau ngaum, ngeri juga. Itu udah jadi hal yang dikenal sama orang di sekolah. Jiho jadi gak enak sama Gyuri.
"Gyuri," panggil Jiho pelan.
"Eh- iya?" Gyuri sedikit terkejut.
"Lo... takut sama gue? Takut Jiho sambil menaikkan sedikit bibirnya. "Jangan takut, gue gak jahat kok."
Gyuri terdiam sebentar kemudian tersenyum hingga kedua matanya menyipit.
"Jiho. Boleh ngomong sesuatu gak?" Tanya Gyuri, setengah berbisik, ketika atmosfer canggung mulai menguap secara perlahan.
"Ng- boleh? Ya boleh."
"Hati-hati." Katanya.
"Apa?"
"Perhatiin orang-orang sekitar lo, jangan sampe lengah."
-
"MAKAN DAGING ANJ- tiiiiit, DENGAN SAYUR KOOOOOOOoooOOL."
"SAYUR KOOOoooooOOOOL."
"SAYUR KOOOOOL."
"MAKAN DAGING JAEHYUN DENGAN SAYUR KOOOOOL."
"Anjing,"
Di dalam bis 4, terdapat sekelompok anak yang malah ribut. Mereka nyanyi lagu random, sementara anak-anak lain ikut-ikutan aja.
Jaehyun duduk disamping Jungkook sambil cemberut. Katanya Mingyu sih, dia ngambek karena gak kebagian bis sama Jiho. Padahal nggak.
Eh tapi iya.
Soalnya kemarin udah doa biar satu bis sama cewek nyeremin itu.
Tapi yaudahlah.
"ANJAY LUUUR KITA SATU BIS SAMA CHAEYEON DEKAKA."
Suara lantang Mingyu membuat Jaehyun langsung menatap perempuan yang sedang menggeret koper kecilnya dan tersenyum kuda. Di belakangnya ada Yuju dan Rose. Entah kemana dua temannya lagi, mungkin salah satu dari mereka tidak ingin menambah orang.
"Cantik banget, Allahu." Kata Jungkook sambil mengelus dada ketika Chaeyeon menyatukan seluruh rambutnya jadi satu dan mengikatnya.
"Jangan, cuy." Balas Jaehyun. "Gak usah diliatin. Eunha, Kook. Eunha."
Di pojok sana, seorang perempuan harus pasrah ketika pipinya di cubiti gemas oleh temannya, Rose.
"Astagaaaaa. Satu bis! Satu bis! Satu bis!" Kata Rose, menggoda Chaeyeon dengan suara pelan, namun masih dapat di dengar Yuju yang berada di kursi seberangnya.
"Biasa aja kali, Rose." Kata Yuju. Namun kemudian bibirnya tertarik keatas. "Tapi kayaknya kalian lucu sih kalau bareng. Pengen aja ngelihat kalian masih pake baju putih biru terus barengan gitu. Hehe."
Menurut Chaeyeon, satu bis sama Jaehyun itu kesialan. Kapan mau move on kalau gini?
Suka cover barunya tida?:3
Kenapa part ini sangat tijel? Ya karena gue gak tahu harus nulis paan:(
Pendek, soalnya disambung sama part B. Hiw hiw.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazzling Nightmare
Fanfiction𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘢 𝘥𝘢𝘻𝘻𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘯𝘪𝘨𝘩𝘵𝘮𝘢𝘳𝘦 𝘪𝘯 𝘩𝘪𝘴 𝘦𝘺𝘦𝘴 [lagi di revisi ya] Was: #1 in Jaeho #1 in 97liner #1 in Jiho #1 in omg #1 in kimjiho Thank you🙏🏻