Sejak ditemukannya pecahan kaca di dalam tas Jiho tempo hari, gadis itu merasa jika hidupnya mulai tidak aman. Bukan berniat drama seperti di film atau ftv, tapi kemungkinan juga jika gadis itu mulai tidak disukai salah satu orang yang benar-benar mengancam dirinya.Dari dulu banyak yang gak suka sama Jiho. Tapi gak ada yang sampai meletakkan barang berbahaya di dalam tasnya. Paling cuma kecoa mati. Dan parahnya, yang kena pecahan kaca itu bukan Jiho, melainkan Roa.
Jiho melangkahkan kakinya jenjangnya ke lorong loker. Ia mengambil beberapa buku dan meletakkan baju olahraga. Namun ketika ia membalikkan badan, dahi gadis itu dihantam sebuah bola kasti yang berasal dari lapangan. Bahkan Jiho tidak sempat melihat siapa pelemparnya.
Reflek, gadis itu meringis kesakitan. Ia terduduk dan menundukkan kepalanya, hingga rambut lurusnya menutupi seluruh wajah. Jiho menangis. Pukulan tadi benar-benar membuatnya kesakitan.
Dari ujung lorong, terdengar suara langkah kaki dan tawa ringan laki-laki. Jiho tidak peduli siapa itu, namun salah satunya membuat gadis itu tambah ingin menangis.
"Eh.. Bu..."
"Ada Ibu-ibu guys!"
"Ibu-ibu?"
"IBU-IBU!!!!"
Masih dengan mata sembabnya, Jiho mengangkat kepala yang masih tertutup rambut. Pasti ibu-ibu yang dimaksud adalah dirinya sendiri.
Jelas-jelas dia masih murid. Bukan ibu-ibu.
"Eh kok gak ada anjing. Hilang goblok!"
"Ngawur lo bangsat."
"Bukan ibu-ibu itu anjing."
Salah satunya mendekati Jiho cemas-cemas. Waspada kalau ini beneran sejenis sama Ibu-ibu yang lagi jalan terus tiba-tiba ngilang. Jiho yang kembali meringis, menundukkan kembali kepalanya karena rasa cenat-cenut di dahinya. Cowok itu menyentuh pelan lengan Jiho dan konyolnya, Jiho bersin.
"Hatchi!"
Cowok tadi mengerutkan dahinya. Ia dapat mengenali wajah tersebut.
"Kak.. Jiho?"
Mendengar nama Jiho disebut, kedua temannya tadi mendekati Jiho juga dengan wajah panik. Apalagi ketika melihat wajah Jiho yang basah, dan warna merah yang cukup terlihat di dahinya.
"Gue kira hantu, kak. Maaf."
Jiho mengangguk. Ketiga adik kelasnya ini mengenali Jiho, namun Jiho tidak terlalu mengenali adik kelasnya ini.
"Kakak kenapa?" Tanya Juyeon.
"G-gak papa. Gue balik dulu ke kelas."
Namun ketika Jiho hendak berdiri, suara yang amat sangat Jiho kenali memenuhi indra pendengarannya.
Jaehyun berdiri, dengan jas OSIS dan tatapan ingin tahu.
"Kalian ngapain?" Tanya Jaehyun, agak galak.
Moonbin menggelengkan kepalanya. "Kita nemu kak Jiho disini."
Mendengar nama Jiho, Jaehyun berjalan mendekati gadis itu dan ikut berjongkok.
"Lo... kenapa?"
Dengan cepat, Jiho menggeleng. Bodo amat sama dahinya yang memerah, ia cepat-cepat berdiri dan meninggalkan mereka berempat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazzling Nightmare
Fanfiction𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘢 𝘥𝘢𝘻𝘻𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘯𝘪𝘨𝘩𝘵𝘮𝘢𝘳𝘦 𝘪𝘯 𝘩𝘪𝘴 𝘦𝘺𝘦𝘴 [lagi di revisi ya] Was: #1 in Jaeho #1 in 97liner #1 in Jiho #1 in omg #1 in kimjiho Thank you🙏🏻