"ROAAAANAAA! UGH SEPUPU GUE YANG PALING MANCAY SEDUNIA!!!"
Sejak beberapa hari yang lalu, Sujeong memang sudah memberitakan pada Jiho kalau bakalan ada murid baru, namanya Roa. Gadis pindahan dari Yogyakarta yang sama sekali gak bisa bahasa Jawa. Logat bicaranya pun tetep aja kayak anak Jakarta.
Sujeong memeluk gadis itu dan Roa membalas pelukan dari Sujeong. Sangat-sangat dimaklumi karena dua orang itu sangat dekat dan sudah jarang bertemu.
Namanya Roana Keandara. Namanya unik. Mengingatkan Jiho pada tokoh Disney
yang dapat mengendalikan samudera luas."Nah, Roa. Ini Jiho Adriana. Yang sering gue ceritain itu!" Ucap Sujeong dengan riang. "Gue ngambil bekal dulu, bentar."
Selagi Sujeong mengambil kotak bekalnya, Jiho merasa sedikit canggung. Ia tidak terbiasa dengan orang baru.
"Sujeong sering cerita tentang lo ke gue." Roa membuka pembicaraan kemudian terkekeh ringan. "Dia bilang lo rada galak ya? Ditakutin anak-anak sekolah katanya."
Jiho tersenyum tipis. Dia maklum. Sujeong adalah orang yang memang terbuka dan suka menceritakan karakteristik seseorang.
"Bukan galak sih, tapi orang suka ngeri kalau ngeliat gue."
Sujeong kembali ke tempat mereka sambil membawa tupperware jingga berisi nasi dan potongan ayam yang sudah ditepung. Ia juga memberikan Jiho dan Roa snack ringan.
"Tupperware pink udah ketemu?" Tanya Jiho. "Dimarahin emak lo kagak?"
Sujeong menggeleng pelan sambil mengunyah nasi yang berada di dalam mulutnya. Setelah berhasil menelan makanannya, Sujeong menjawab, "ketemu sih, tapi sempet dimarahin."
Roa melanjutkan coret-coret di bukunya. "Tadi sampai mana, Ho? Orang-orang suka ngeri kalau ngeliat lo? Kenapa dah?"
"Muka gue, sifat gue. Tapi gue ngerasa, apa sih yang harus ditakutin dari gue?"
"Sifat Jiho tuh cuek banget. Jarang senyum pula. Galak juga soalnya pas kelas 10 pernah nonjok kakak kelas sampai hidungnya berdarah gitu. Gak tau ah." Balas Sujeong.
"Hah? Beneran?"
Jiho mengangkat bahunya. "Abisan dia gangguin gue mulu."
Sujeong mengangguk setuju, kemudian kembali bersuara.
"Gak usah takut sama dia. Diem-diem receh. Demennya sama Iqbaal Super Junior dulu."
Jiho mendelik tajam pada Sujeong. "Sejak kapan Iqbaal daftar jadi membernya SuJu?"
"Eh salah."
Roa yang sedang duduk itu hanya tertawa ketika membayangkangkan betapa alaynya kecil mereka dulu. Memalukan.
"Dulu gue juga demen Iqbaal, tapi sekarang Iqbaal punya Nurrani. Btw, dia tambah ganteng." Kata Roa yang dibarengi persetujuan Sujeong.
"Pokoknya gue hardshipnya Iqbaal sama Bella. Gak mau tahu."
"Iya-iya."
"Eh, di Jogja gimana?" Tanya Jiho. "Maksud gue kayak sekolahnya, temen-temennya, suasananya."
Roa berpikir sebentar.
"Biasa aja. Maksud gue, gak ada yang berkesan. Gue inget banget, awal gue masuk itu gue langsung kayak di.. di apain yah? Kayak, 'dia Roana, bapaknya TNI.' Padahal mah, biasa aja."
"Temen deket? Mereka tahu kalau lo balik lagi ke Jakarta?"
"Auk. Sempet pamitan sama temen-temen SMP, tapi yang temen-temen SMA gak gue kasih tau. Dan mereka jadi tahu pas salah satu temen gue nanya, kemana gue yang hilang tiba-tiba dan selalu absen." Jelas Roa. "Terus wali kelas gue ngasih tau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazzling Nightmare
Fanfiction𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘢 𝘥𝘢𝘻𝘻𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘯𝘪𝘨𝘩𝘵𝘮𝘢𝘳𝘦 𝘪𝘯 𝘩𝘪𝘴 𝘦𝘺𝘦𝘴 [lagi di revisi ya] Was: #1 in Jaeho #1 in 97liner #1 in Jiho #1 in omg #1 in kimjiho Thank you🙏🏻