udah update. Coba absen siapa aja yang nungguin.
Rambut basah milik Jaehyun seolah ikut membeku ketika ia keluar dari kamar mandinya. Tangannya menarik remote AC dan menaikkan suhunya banyak-banyak agar udara dingin yang berkumpul di kamarnya menghangat. Ia segera mengambil celana selutut dan memakainya, namun membiarkan tubuh bagian atasnya tetap terbuka tanpa baju.
Setelah mengenakan body lotion (jangan ketawa. Karena salah satu rahasia Alvaro tetap wangi adalah lotion beraroma satsuma yang rajin dibelikan oleh tante-tantenya, Irene dan Naeun), Jaehyun membiarkan tubuhnya diterpa angin malam yang ia biarkan masuk lewat balkon kamarnya. Sementara handuk putih masih bergantung pada lehernya, sesekali ikut terkibas sesuai gerakan yang diciptakan laki-laki Alvaro itu.
Sore ini, ia dan Jiho kembali pada tempat yang sama seperti pertemuan sebelumnya. Halte bus dekat gang rumah Jiho.
Matahari semakin memamerkan ekor-ekor orange di ujung sana, dan keduanya memilih untuk duduk terlebih dahulu. Sore hari itu cukup tenang. Aroma tanah yang basah menguarkan bau yang terkesan menenangkan. Kalau kata Sejeong, syahdu-syahdu gimana gitu.
Ada kesan damai tersendiri bagi dua anak remaja itu. Peluh sama-sama membasahi wajah mereka, namun rasanya sore ini terlalu cantik untuk dibuat mengeluhkan hal-hal sepele tersebut. Keduanya sama-sama memilih untuk duduk di halte tersebut, dan membiarkan mereka dibaluri dengan cahaya matahari.
"Rumah lo deket sini kan?" Tanya Jaehyun, mulai membuka suara. "pulang sama siapa?"
"Iya... gampang lah." balas Jiho pendek.
Keduanya kembali terdiam. Jaehyun berpikir, seharusnya waktu-waktu saat itu ia gunakan untuk lebih terbuka pada Jiho. Katanya mau deket sama Jiho.
Jaehyun merasa jadi abu-abu. Sebenarnya ya, laki-laki itu memang menyukai Jiho. Jiho cantik, banyak juga yang suka. Jaehyun tahu, bukan cuma dia yang suka. Tapi justru Jaehyun naksir Jiho karena perempuan itu berbeda.
Alah, bullshit.
Nggak. Jaehyun memang mengetahui Jiho sejak awal menduduki bangku tahun pertama masa SMAnya. Gadis itu mengangkat namanya sendiri secara tidak sengaja setelah berhasil menonjok salah satu seniornya yang terus-terus mengganggu dirinya. Semenjak saat itu, nama Jiho mulai dikenal.
Jaehyun mengakui jika Jiho memang memiliki paras yang cantik. Kesan dewasa sekaligus aura yang agak... mengerikan membuat kadar cantiknya bertambah. Namun Jaehyun bukanlah tipe yang sekali lihat langsung deketin. Karena seandainya begitu, dari kelas sepuluh, Jaehyun udah ngejer si Jiho kali.
Jaehyun menaruh rasa penasaran pada Jiho ketika ia menolong perempuan tersebut tahun lalu. Sadis, begitu katanya. Ia tidak menangis saat itu. Padahal kondisinya lebih parah dari pelakunya. Jaehyun gak bisa ngebayangin, cara skincarean Jiho gimana, secara itu pipi luka tipis semua. Apa gak perih?
Kemudian di tahun kedua, Jaehyun kembali dipertemukan oleh Jiho di perpustakaan sekolahnya setelah beberapa bulan berinteraksi dengan gadis itu di dalam kelas.
Tadi sore, saat keduanya masih menikmati pemandangan jalanan yang sebenarnya- gak ada apa-apa, tanpa diduga Jiho membuka suaranya terlebih dahulu.
"Chaeyeon..." ucap Jiho, terpotong sebentar. "Temen lo SMP?"
Jaehyun menoleh padanya. Ah, bagus. Kali ini Jiho yang terlebih dahulu membuka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dazzling Nightmare
Fanfiction𝘸𝘩𝘢𝘵 𝘢 𝘥𝘢𝘻𝘻𝘭𝘪𝘯𝘨 𝘯𝘪𝘨𝘩𝘵𝘮𝘢𝘳𝘦 𝘪𝘯 𝘩𝘪𝘴 𝘦𝘺𝘦𝘴 [lagi di revisi ya] Was: #1 in Jaeho #1 in 97liner #1 in Jiho #1 in omg #1 in kimjiho Thank you🙏🏻