hujan memencet bel rumah senja. seingat hujan, senja pernah bilang kalau ia hanya tinggal berdua dengan kakak sepupunya, mada.
pintu rumah dibuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang sepertinya merupakan asisten rumah tangga di rumah senja.
"nyari siapa ya?" tanyanya ramah.
"u-uh, saya nyari senja. senjanya ada?"
"ooh temennya non senja. silahkan den masuk.
hujan menurut dan mengikuti wanita tersebut masuk ke dalam rumah senja.
"den namanya siapa?"
"hujan..."
mendengar hujan yang seperti kebingungan ingin memanggilnya apa, wanita itu bersuara, "panggil bibi, bi ani aja den."
"iya bi."
bi ani kemudian berjalan ke dapur diekori oleh hujan. "non senja teh sakit den. gak mau makan dari tadi pagi, minum obat juga gak mau," ucapnya.
senja bisa sakit juga? batin hujan.
"tadi malah kekeuh mau ditinggal sendiri, tapi mas mada akhirnya nyuruh bibi kesini buat bikinin makan. non senja teh gak suka sama orang asing, jadi bibi juga gak enak maksanya buat makan."
tiba-tiba bi ani menyerahkan sebuah nampan berisi makanan dan obat kepada hujan. ia menerimanya dengan bingung.
"nah den hujan kan temennya non senja, den aja yang ngasih makanannya ya," kata bi ani. "kamarnya non di lantai atas persis di depan tangga, den masuk aja, tapi ntar pintunya dibuka."
"h-hah, saya bi? gak salah?" tanya hujan bingung.
tapi bi ani tidak mendengarkan hujan, ia sudah mendorong badan hujan untuk menaikki tangga.
sesampainya hujan di depan kamar senja, hujan mengetuk pintu kamarnya dan tidak mendapat balasan apa-apa.
"senja, buka pintunya," panggil hujan lagi.
"masuk," sahut suara dari dalam.
hujan membuka pintu kamar senja secara perlahan dan mendapati senja sedang tidur di kasurnya membelakangi hujan.
"nja, ini gue."
senja nyaris jatuh dari tempat tidurnya karena terlalu cepat memutar tubuhnya untuk melihat hujan.
senja berusaha untuk mendudukkan dirinya, namun hujan buru-buru menaruh nampan di meja belajar senja dan menghentikan senja untuk bangun.
"gak usah bangun, tiduran aja," kata hujan.
"l-lo ngapain disini?!"
hujan menarik bangku belajar senja ke sisi kasur dan duduk disana. tanpa menjawab pertanyaan senja, hujan segera menaruh punggung tangannya di dahi senja.
senja ingin menepis tangan hujan, namun ia tak punya tenaga sama sekali. seluruh tubuhnya bergetar tidak karuan.
"nja, lo panas banget."
"lo ngapain disini hujan?"
"gue disuruh bu tika ngecek lo," jawab hujan akhirnya. "senja, lo harus minum obat."
senja mengerutkan dahinya tidak suka. "gak mau."
hujan menggenggam tangan senja yang bergetar. "liat, tangan lo sampe gemeteran gini nja."
"lepasin hujan."
hujan menurut dan melepaskan tangan senja. "lo harus makan, abis itu minum obat. lo panas banget."
"kenapa lo peduli?"
"anggep aja sebagai balas budi gue ke lo karena kemaren lo udah nolongin ibu gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
senja & hujan [✓]
Fanfictionsenja dan hujan, keduanya berhenti merasa pada satu titik di hidup masing-masing. senja yang tidak peduli dan hujan yang tak mengerti. saat orang-orang bilang opposites attract, bagaimana dengan dua orang super mirip ini? / hwang hyunjin x park siye...