mata hujan membulat karena kaget, namun ia tidak merasakan sakit. memar-memar dan bekas luka di tubuhnya menjadi bukti bahwa ia telat melewati hal yang lebih parah dari ini, pukulan tadi bukan apa-apa baginya.
yang keluar dari mulut ayahnya hanyalah cercaan dan hinaan, juga kata-kata yang tidak mampu hujan artikan.
"anak gak berguna!" ayah hujan berteriak, melempar serpihan kaca di tangannya ke arah hujan.
hujan terlambat menghindar, namun untungnya tidak ada serpihan kaca yang berhasil melukainya, lemparan ayahnya terlalu lemah karena pengaruh alkohol.
hujan meringis saat ayahnya beranjak dari posisinya dan menubruk hujan kuat-kuat. hujan menarik tangan ayahnya untuk berhenti.
"ayah!"
ayah hujan menoleh. ia terlihat marah. matanya berair dan berwarna merah, kantung mata di bawahnya terlihat jelas, seperti sudah tidak tidur seminggu penuh. hujan mengerutkan hidung mencium bau alkohol yang menguar-nguar dari tubuh ayahnya.
usaha hujan menghentikan ayahnya sia-sia. dengan tubuh yang jauh lebih kuat, ayah hujan melepaskan diri dari genggaman hujan dan kembali melemparkan apapun yang ada di jangkauannya.
"ayah, hujan mohon berhenti." suara hujan terdengar parau bahkan di telinganya. ia tidak menyukai suaranya, ia terdengar lemah.
ayah hujan berteriak tidak jelas, kemudian mengambil vas bunga dari atas meja makan, vas bunga kesayangan ibu hujan yang masih tertinggal di rumah itu. rumah yang baik-baik saja dulu.
"ayah!" hujan tidak dapat mengeluarkan kata-kata selain berteriak memanggil ayahnya. ia hanya ingin ayahnya berhenti, namun tentu suara hati hujan tidak tersampaikan kepada sang ayah.
sebelum hujan dapat memproses apa yang terjadi, ayahnya telah melempar vas bunga itu ke arah hujan.
prang!
hujan terjatuh ke lantai, memegangi kepalanya yang kesakitan. ia bahkan tak bisa berteriak, kepalanya yang berdenyut hebat membuatnya terdiam. mata hujan mulai berair, pandangannya buram.
ayahnya terlihat pergi meninggalkannya, berjalan ke arah dapur dengan langkah goyah.
namun saat hujan hendak berdiri untuk menyusul ayahnya, yang ia lihat hanya merah, merah, merah.
kepalanya merah, tangannya merah dan sekarang lantai rumahnya juga merah. darah dari kepala hujan terus menetes pelan, namun hujan tak punya waktu untuk memikirkannya.
yang dipikirannya sekarang hanya ayah, ayah, ayah!
+
*kabur*
KAMU SEDANG MEMBACA
senja & hujan [✓]
Fanfictionsenja dan hujan, keduanya berhenti merasa pada satu titik di hidup masing-masing. senja yang tidak peduli dan hujan yang tak mengerti. saat orang-orang bilang opposites attract, bagaimana dengan dua orang super mirip ini? / hwang hyunjin x park siye...