fifty two

408 72 5
                                    

"hah, senja di-bully?!" sega berdiri dari kursinya dan menatap rachel tak percaya.

rachel mengangguk. "kemaren ada yang ngebasahin baju olahraganya sama naruh sampah di lokernya, abis itu sekarang belom berulah lagi."

"sinting!" ujar sega kesal.

"gue udah punya feeling sih pelakunya siapa, tapi belom ada buktinya."

"siapa emang?" tanya riko sambil mengemut permen loli miliknya.

"si princess," jawab rachel.

"heh, seriusan dia berulah lagi?" tanya sega sambil kembali duduk, masih dengan ekspresinya yang tidak terkontrol.

rachel mengangkat kedua bahunya. "yang muncul di otak gue pertama kali sih dia, kan dia doang cewek yang terobsesi sama hujan."

"emang kamu punya otak le?"

rachel langsung menoyor kepala riko tanpa berpikir dua kali. riko mengaduh kesakitan dan sega tertawa melihat riko di-tempeleng oleh pacarnya sendiri.

"kita harus bikin senja protection squad ini mah. kalo sampe bener dia yang nge-bully senja, hadeuh, keluarin aja dari bumi, dasar sampah masyarakat."

rachel tertawa mendengar penuturan sega yang blak-blakan. "santai ga, belom tentu dia, kita masih harus mastiin."

"le, tapi senja gak ngelapor ke guru gitu?"

"senja males kalo bawa-bawa guru, pasti nanti ujung-ujungnya dipanggil orangtua, hubungan senja sama orangtuanya kurang baik."

sega dan riko ber-oh ria mendengar jawaban rachel.

+

sega sedang bersiap untuk pulang, ia baru saja selesai latihan basket di lapangan indoor. karena ia seorang (mantan) kapten yang baik, ia pun merapihkan peralatan basket terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mandi di sekolah, agar saat sampai di rumah ia bisa langsung tidur.

saat sega keluar dari kamar mandi dan hendak mengambil tasnya yang ia tinggalkan di lorong, ia melihat hadeya sedang memasang sesuatu di mading.

sebenarnya sega kaget karena ternyata masih ada orang di sekolah selain dirinya. namun yang lebih membuatnya kaget adalah ketika sega menghampiri perempuan cantik itu, ia sedang memasang berita tidak benar tentang senja dan hujan.

sega membaca tulisan yang terpampang besar-besar di kertas yang dipasang hadeya.

senja pembawa sial? hujan memar-memar karena pacaran dengan senja?

"buat apa lo ngejatohin senja sama hujan kayak gini sih, dey?"

mendengar suara sega, dengan cepat, hadeya memutar tubuhnya, tangannya refleks merobek kertas yang baru dipasangnya di mading. sega bisa melihat wajah hadeya yang kaget sekaligus takut.

dasar pengecut.

"s-sega, lo belom pulang?"

sega menatap teman sekelasnya itu dengan datar. sejak kelas sepuluh, sega memang sudah muak dengan kelakuan perempuan di hadapannya ini.

"lo sendiri ngapain dey, belom pulang? sibuk ngejatohin orang? ngejelek-jelekin nama baik orang?"

hadeya jelas terlihat takut dengan sega. mereka memang tidak akrab di kelas, dan sekarang sega menatapnya dengan tatapan mengintimidasi seperti ini, tentu saja membuat hadeya takut.

"hm? gimana dey?"

senja & hujan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang