thirty nine

466 98 22
                                    

"langitnya cantik banget gak sih?" tanya senja sambil terus menatap langit di atasnya, menumpu lengan di railing. iya, seperti biasa, senja dan hujan sedang berada di atap sekolah mereka.

hujan mengangguk. "iya cantik, 11/12 sama lo," balasnya.

(hujan kenapa qm selalu smooth nak -author, nyampah 2)

"sempet-sempetnya deh. yaudah, tadi katanya lo mau ngomong, mau ngomong apa?" senja menoleh, menatap hujan tepat di mata yang membuat hujan tambah gugup.

ya, hujan gugup. sangat gugup. dari tadi ia tak henti-hentinya menggosok tangannya di celana karena terus-terusan berkeringat.

hujan menghela napas berkali-kali, namun rasa gugupnya tidak bisa hilang. ia merasakan jantungnya berdegup kencang sampai rasanya akan keluar dari dadanya.

hujan mengepalkan kedua tangannya kuat-kuat dan menarik napas untuk yang terakhir kalinya sebelum akhirnya ia menatap senja dan menyatakannya.

"senja, this is the first time for me, i know it'll be super unromantic, but.... i like you, like a lot."

there, he did it.

hujan menghela napas lagi, kali ini karena lega. ia berhasil menyatakan perasaannya kepada senja tanpa terbata-bata sedikitpun.

lalu ia menarik napas lagi.

"gue suka sama lo, senja. sebelumnya, gue gak pernah tertarik sedikitpun sama cewek, cinta, itu asing buat gue. jadi waktu gue kenal sama lo, gue ngerasain hal yang gak pernah gue rasain. gue selalu deg-degan tiap deket lo, gue gak bisa nahan buat selalu muji lo, gue gak suka kalo lo deket sama cowok lain selain gue, dan saat itu gue sadar kalo gue suka sama lo....

"...senja, kalo lo nerima gue jadi pacar lo, i'll be the happiest man on earth right now."

senja tersenyum mendengar pernyataan hujan yang panjang itu. jujur, ia sudah tahu maksud hujan mengajaknya ke atap sore ini. namun tetap saja, mendengar pernyataan itu keluar langsung dari mulut hujan, membuatnya senang dan terharu.

"makasih hujan," ucap senja pelan, masih memasang senyuman di bibirnya.

hujan terlihat bingung. "untuk-"

"for the heartfelt confession," potong senja. "i really appreciate it."

hujan terhenyak. apakah senja akan menolaknya? tidak, tidak, hujan sudah siap. ia sudah siap kalau saja ia ditolak senja. tapi tetap saja ia tak mampu menahan rasa sakit di hatinya apabila itu benar terjadi.

"hujan."

hujan kembali mengadah untuk menatap senja. ia tak sadar bahwa tadi pandangannya mengarah ke lantai dan bukan kepada senja.

"tolong jaga hati gue baik-baik ya."

hujan berusaha mencerna kalimat senja baik-baik. saat tersadar akan maksudnya, matanya melebar. "m-maksud lo-"

kalimat hujan dipotong untuk yang kedua kalinya oleh senja. kali ini dengan melingkarnya lengan senja di sekitar pinggang hujan, memeluknya erat.

mulut hujan kaku, tak ada kata yang keluar dari mulutnya. sebagai gantinya, ia balik memeluk senja, membenamkan hidungnya di pucuk kepala senja.

"makasih nja."

senja & hujan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang