sixty two

343 72 9
                                    

sega abimanyu

nja, lo ga masuk hari ini. lo gapapa?

gapapa, cuma pengen tidur seharian

gue di depan rumah

hah ngapain

bawa mangga

apaan....

lo suka mangga kan? katanya ale, buah favorit lo mangga, abisnya gue bingung mau bawain apa hehe

gue turun

+

"sega," sapa senja setelah ia membukakan pintu rumahnya untuk sega.

sega tersenyum melihat senja yang masih terlihat cantik walaupun hanya memakai piyama dan dengan rambut yang berantakan.

"hai, udah baikan?"

senja mengangguk. "lumayan, mau masuk?"

"uh, boleh? ada orang di rumah?"

"boleh, gue tinggal sama kakak sepupu gue, tapi dia lagi kerja. sekarang ada bi ani di dapur."

sega mengangguk mengerti sebelum mengikuti senja masuk ke dalam rumah.

"sega mau minum apa?"

"gak usah repot-repot nja."

"lo suka milk tea? gue ada milk tea"

"boleh, makasih senja."

senja mengangguk sebelum menghilang di balik tembok dapur. beberapa menit kemudian, ia kembali dengan dua gelas iced milk tea di tangan. senja duduk di sebelah sega di sofa ruang tamu, memberikan satu gelas minuman di tangannya kepada laki-laki itu.

"ini mangganya," ucap sega sambil menaruh sekeranjang penuh mangga di atas meja.

senja tertawa melihat tumpukan mangga itu. "lo ngapain beli mangga sih ga? pasti mahal."

sega tersenyum mendengar tawa senja. "gak mahal kok! lagian gue patungan sama ale. ini mangganya manis loh, mau gue potongin?"

senja menggeleng, masih tersenyum. "gue makannya nanti aja, makasih banyak ya ga."

sega mengangguk. "sebenernya ale mau ikut, tapi hari ini dia ada les jadi gue sendirian deh. ale nitip salam, katanya dia kangen."

senja tersenyum.

"besok lo masuk?"

senja terdiam mendengar pertanyaan sega, kemudian ia menggeleng pelan. senja tertawa miris, membuat sega bingung.

sega menatap senja, mengernyitkan dahi. "kenapa nja?"

"ga, gue itu pengecut ya. bukannya ngadepin masalah gue sama hujan, gue malah kabur kayak gini."

setelah itu senja terdiam, menatap kosong ke ruang di hadapannya. pandangannya terlihat hampa, sega tak kuat melihatnya.

sega tidak tahu harus membalas perkataan senja dengan apa, jadi ia hanya terdiam. suara jarum jam yang terus berdetik terdengar kencang sekali di telinga mereka.

"gue akan bilang hujan brengsek karena udah nyakitin lo, you're hurting so badly, it hurts me too. walaupun kita kenal baru sebentar, gue sayang sama lo dan gue gak terima hujan nyakitin lo kayak gini.

"tapi temen gue bukan cuma lo nja, hujan juga temen gue. it might sounds gross, tapi gue juga sayang sama hujan, and i know that he's hurting too."

senja masih terdiam mendengar perkataan sega. namun yang muncul di kepalanya justru bayang-bayang hujan bersama hadeya.

"but he looks happy without me."

sega menghela napas, menggelengkan kepalanya pelan. "senja, you really should talk to him."

senja & hujan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang