fifty eight

366 63 14
                                    

"pagi nja!"

"pagi."

sega tersenyum melihat senja yang sudah tidak semuram kemarin, sekarang senyum cantik terpatri di bibirnya. apa senja udah baikan sama hujan? pikir sega dalam hati.

sega dan senja pun berjalan bersama dari lapangan tempat mereka bertemu menuju kelas mereka.

"keliatannya lo lebih segeran hari ini," komentar sega.

"oh ya?" tanya senja. ia memang merasa sedikit lebih baik dari kemarin karena ia tidur lebih cepat tadi malam, sehingga ia punya waktu cukup untuk beristirahat dan tidak memikirkan hal-hal yang dapat membuatnya lelah.

sega mengangguk. "kemaren lo keliatan lelah, muram. tapi sekarang muramnya udah ilang, jadi lo keliatan cantik kayak biasanya."

senja tertawa kecil melihat ekspresi sega yang terlewat serius untuk omongannya yang gombal.

"lo gak kenapa-napa kan sama hujan?"

pertanyaan sega yang tiba-tiba itu membuat senja kaget. sega memerhatikan wajah senja yang berubah saat ia melontarkan pertanyaan tersebut. senja berusaha menutupinya dengan sebuah senyuman, berusaha menunjukkan wajah normal.

"gue gak kenapa-napa sama hujan," jawab senja singkat.

sega mengangguk mengerti, kemudian ia melambai saat mereka sudah sampai di lorong yang memisahkan kelas ipa dan kelas ips. "gue ke kelas ya nja, daaah."

senja kembali berjalan menuju kelasnya setelah membalas lambaian tangan sega. sesampainya senja di depan kelasnya, ia membuka pintu dan berjalan memasukinya.

namun pemandangan yang menyambut senya membuat langkahnya terhenti. senja merasakan dirinya menahan napas, terhenyak melihat hujan dan hadeya yang entah kenapa berada di kelasnya sedang mengobrol-ngobrol seru.

senja langsung mengedarkan pandangannya saat mata hujan bertemu dengannya.

di kelas belum ada orang selain dirinya, hujan, dan hadeya, artinya sebelum ia datang, hujan dan hadeya hanya berduaan di kelas. mengetahui hal tersebut, pikiran senja langsung memainkan skenario yang tidak-tidak.

senja menggeleng pelan kepada dirinya sendiri, berusaha menghilangkan pikiran yang 'tidak-tidak' itu, lalu ia berjalan menuju kursinya di sebelah hujan dan menaruh tasnya.

"pagi senja!" sapa hadeya bersemangat, wajahnya sumringan dengan senyum lebar di bibirnya.

"pagi," balas senja sambil menganggukkan kepalanya, tersenyum kecil kepada hadeya.

senja tidak duduk di kursinya, sehabis menaruh tasnya, ia langsung beranjak keluar kelas.

"senja, mau kemana?"

suara hujan menahan langkah senja. senja menoleh menghadap hujan. "mau ngambil buku tugas di sega," jawabnya.

hujan tak merespon, senja tak menunggu. ia langsung bergegas keluar kelas dan berjalan menuju kelas sega.

memang benar senja mau mengambil buku tugasnya yang dipinjam sega kemarin, namun ia juga tahu bahwa dengan melakukan ini ia terkesan menghindari hujan yang sedang bersama hadeya.

senja memang menghindari mereka. ia tak ingin melihat wajah hujan yang terlihat sangat bahagia saat bersama hadeya.

+

jangan benci aq

senja & hujan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang