BAB 2 - Antara Aku, Kamu dan Dia
Tentang perasaan manusia yang tak terkendali.
Diliputi emosi.
Dipenuhi kebencian yang kian meninggi.
Kemudian, berharap untuk dicintai.***
"Dokter, maafkan perkataan kasar putri saya." Raihan menoleh, ia hampir lupa jika ayah Cyrra masih ada di sana. Tersenyum ramah, Raihan mengangguk. Rasa lega memenuhi relung hati Hans. Pria paruh baya itu menghembuskan napas perlahan. "Cyrra memang seperti itu, Dok. Suka berkata kasar, tidak bisa mengontrol diri ketika sedang marah. Perubahannya semakin terlihat setelah ibunya meninggal."
Raihan pikir ini adalah masalah pribadi, ia tidak ingin ikut campur. Tapi, untuk membuat keluarga pasien tenang, Raihan mengangguk mengerti. "Tidak apa-apa, Pak."
Semua rekan kerjanya sudah pergi lebih dulu. Tersisa beberapa orang yang dipanggil untuk membersihkan kekacauan yang ada. Raihan pasti akan ditegur atasan, namun dia harus siap menerima resikonya.
Melirik jam di pergelangan tangan, Raihan akhirnya pamit undur diri.
"Terimakasih, Dok. Sekali lagi maafkan sikap buruk Cyrra." Raihan mengangguk tanpa berkomentar. Ia sudah sering menerima perlakuan seperti ini.
Namun, sepertinya ini yang paling parah.
Yang membuatnya semakin tidak percaya adalah siapa yang menamparnya. Sosok gadis yang bahkan masih SMA!
Raihan menuju ruangan untuk beristirahat. Tubuhnya begitu lelah setelah bekerja seharian.
Tepukan di bahunya membuat Raihan menoleh. Rupanya Mark Lee. Pria itu menyodorkan sekaleng minuman dingin. Raihan menerimanya. Minuman dingin memang yang paling pas saat kondisi hati sedang gelisah.
"Thanks," ucapnya pada Dokter Mark.
"Yo," balas Mark. Seperti tak ingin menambah beban pikiran, Mark tak bertanya apa-apa soal kejadian tadi. Apa karena sudah tahu? Mark adalah pria dewasa meski terkadang pecicilan. Sejak masa kuliah, dia sudah tahu kurang lebih kehidupan Raihan.
Raihan menoleh ketika Dokter Davina beranjak dari kursi setelah menutupi tubuh Raline dengan selimut. Raline sepertinya masih tertekan dengan kejadian tadi. Wanita itu nampak tertidur lelap. Seharusnya dia pindah ke bangsal saja, kan? Di ruangan itu juga ada bangsal dan matras. Terkadang mereka semua tidur bersamaan di lantai. Karena hanya ada 2 wanita di tim mereka, Raline dan Davina akan tidur di bangsal.
"Dokter Raline udah gue periksa, udah minum obat juga tadi sama Jonathan. Kayaknya Dokter Raline emang trauma parah, ya?" gumam Mark, dia berbicara pada Raihan.
Hanya Raihan yang tahu mengapa Raline bisa sampai seperti itu. Mungkin karena hubungan keduanya bisa dibilang... agak spesial?
"Mark," panggil Raihan.
"Ape lu?"
"Suapin roti lo, dong," ucap Raihan manja. Dia sengaja menggoda Mark dengan suara genit seperti perempuan. Membuat Mark geli sendiri. Pria berdarah campuran Indonesia - Korea itu sampai mau gumoh mendengarnya.
"Gue nggak homo ya, bro. Gini-gini gue masih doyan cewek, lho."
"Masaaa, sih?"
"Iya lah!"
"Terus kenapa sampai sekarang lo belum nikah?"
Pertanyaan itu sepertinya menjengkelkan bagi sebagian orang. Termasuk juga Mark. "Ya belum ada jodohnya gimana. Kayak orang tua gue aja lo nanyanya begitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)
Spiritual[Beberapa kali rank #1 in Spiritual Sequel novel 'Assalamualaikum Calon Abi'] *** "Tanpa alasan, kita dipertemukan oleh Tuhan. Menemukan garis takdir dipersatukan, namun pada akhirnya kita dipisahkan." Raihan Andhika Nugraha, adalah pria dewasa yan...