BAB 8 - Misi Rahasia

68.5K 4.4K 123
                                    

BAB 8 - Misi Rahasia

Entah bagaimana bisa, pikiranku terus saja tertuju padamu. Iya, kamu. Kamu yang bahkan bukan siapa-siapa aku.

***

Pagi-pagi sekali, Raihan sudah bersiap menuju rumah sakit seperti biasa. Ia tersenyum menatap kertas foto copy-an yang kini ada di genggaman tangannya. Sambil mengulas senyum, Raihan memasukkan kertas itu ke dalam saku setelah melipatnya menjadi ukuran yang lebih kecil.


Mobil yang Raihan kendarai membelah jalanan raya yang belum terlalu padat pagi ini. Tak henti-hentinya ia menatap kertas yang terdapat lipatan akibat ulahnya beberapa menit yang lalu.

Penasaran? Mungkin itu yang Raihan rasakan saat ini. Sebelumnya ia tidak pernah merasakan hal seperti ini. Tapi, entah kenapa hari ini Raihan melakukan hal ini. Ini seperti bukan dirinya. Dan Raihan mengakui itu.

Mobil putih itu berbelok kiri, jalur yang salah jika tujuan Raihan adalah menuju rumah sakit seperti kebiasaannya. Menjelajahi jalanan pagi, Raihan terus mengulum senyumnya.

Pikirannya menerka-nerka, bagaimana reaksi gadis itu jika keduanya bertemu nanti?

***

Ting tong!

"Tumben ada tamu pagi-pagi begini."

Seingatnya, Cyrra tidak memesan barang online satupun, ia cukup tahu diri untuk berhemat. Bisa dibilang, rumah ini harta satu-satunya yang Cyrra miliki. Selebihnya tidak lagi. Karena bel rumah terus berbunyi, Cyrra dengan cepat menyeka air matanya. Keluar dari kamar untuk membukakan pintu.


Cyrra penasaran siapa yang bertamu ke rumahnya di pagi-pagi begini. Pintu berwarna hitam itu Cyrra buka, dan..


"Lo ngapain disini?!"

***


Raihan menghentikan mobilnya di depan rumah itu setelah memastikan bahwa alamat yang ia tuju tidak salah.
R

aihan sudah mengeceknya berkali-kali. Rumah yang terbilang sederhana bernomor 24 ini adalah alamat rumah Cyrra. Ya, inilah misi Raihan. Meminta alamat rumah Cyrra dari Fany. Kertas foto copyan, yang tak lain adalah kertas identitas diri yang Raihan dapatkan dari Fany semalam membantunya. Entahlah, untuk apa pula ia menanyakan alamat rumah Cyrra, dan pagi ini menginjakkan kakinya disini.


Raihan merasa dirinya sudah gila.

Iya, dia gila!

Karena waktu seperti mengejarnya, akan ada pasien operasi sekitar satu jam lagi, Raihan keluar dari mobil. Berdiri di depan rumah tanpa pagar itu. Mengamati keadaan sekitar. Sangat sepi, tidak ada kendaraan di rumah ini.

Tak sadar, tangannya menekan bel rumah Cyrra. Menimbulkan suara khas dan itu membuatnya gugup.

Kenapa aku gugup gini? Padahal, tadi biasa aja. Batin Raihan, merasa dirinya sangat aneh.

[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang