BAB 14 - Bantuan Darimu

52.8K 3.6K 144
                                    

BAB 14 - Bantuan Darimu

Ketika seorang pria sudah jatuh cinta, saat itu apapun yang ia lakukan adalah pengorbanan untuk wanitanya. Tidak peduli seberapa sulitnya, dia akan tetap memperjuangkannya.

***

Menikahlah denganku.

Tapi kata-kata itu tertahan di ujung kerongkongan. Raihan menelan ludah dengan susah payah. Pikirannya bercabang, sementara saat ini ia tidak bisa mengatakan apapun mengenai hal aneh yang terjadi. Bukan, bukan aneh hanya saja Raihan belum yakin jika ia tertarik dengan Cyrra. Dan pula, alasannya mendekati Cyrra hanya karena untuk membantu kan?

Raihan rasa hanya itu. Tidak lebih.

"Penawaran apa, sih? Gue nanya lho dari tadi, kenapa lo diem aja?" Cyrra berdecak, hendak menyeret kopernya karena ia rasa Raihan tidak akan membantu apapun mengenai hal ini. Cyrra akan berjuang sendirian, bekerja keras, juga membagi waktunya untuk bersekolah. Sekolah benar-benar penting, pikirnya.

"Tunggu!" Raihan berlari kecil hingga kini tubuhnya sejajar dengan langkah Cyrra yang sedikit cepat.

"Kamu mau kemana sendirian seperti ini? Bahaya, Cyrra." Raihan berkata sambil menyembunyikan nada gugup dalam ucapannya. Dan sepertinya berhasil, karena Cyrra tidak bertanya mengapa ia gugup atau hal lainnya. Lebih tepatnya gadis itu tidak peduli padanya.

"Makasih atas perhatiannya. Tapi, nggak perlu. Gue bisa sendiri." Cyrra masih saja melangkah menuju luar gerbang, mungkin ia akan menunggu angkutan umum disana. Jarak gerbang dari rumahnya memakan waktu hingga lima menit. Cyrra pikir ia akan menempuh waktu itu dengan berjalan kaki, sebelum Raihan mencekal lengannya dan ia berhenti.

"Maaf," ujar Raihan, menundukkan kepala karena bisa saja Cyrra akan mengumpat lebih dari yang ia bayangkan karena telah berani memegang tangannya. Tapi demi apapun Raihan bersumpah jika ia tidak sengaja melakukan itu. Raihan melakukan itu hanya semata-mata membuat Cyrra berhenti.

"Begini." Raihan berdeham, terdengar canggung. "Kalau kamu nggak keberatan, saya ada usul yang lebih baik daripada kamu harus mencari kos mendadak seperti ini."

Menghela napas berat, Cyrra mengangguk. Ini semua karena ia tak punya pilihan.

"Ingatkan gue kalau gue punya hutang ini dengan lo," ucap Cyrra pada akhirnya. Ia setuju menerima penawaran Raihan. Untuk kali ini saja.

***

Entah ide gila dari mana, Raihan justru membawa Cyrra pulang ke rumahnya. Pikiran itu tiba-tiba saja terlintas di benaknya.

"Lo bawa gue kemana?" setelah sekian lama di perjalanan hanya diisi keheningan, barulah Cyrra bertanya. Matanya melirik Raihan yang kala itu berdeham, seperti sedang menyembunyikan gugupnya.

"Jangan-jangan lo bawa gue ke rumah lo ya?" tebaknya tepat sasaran. Cyrra melotot. Jangan katakan jika Raihan tinggal sendirian di rumah. Jika iya, maka itu artinya ia dan Raihan akan...

"Ayo masuk, Cyrra."

Cyrra, ingatkan diri lo jika suatu saat nanti lo harus membayar kebaikannya!

Cyrra termasuk orang yang tidak ingin memiliki hutang dengan siapapun. Entah hutang uang, barang, ucapan atau janji, apalagi sampai nyawa. Dan Raihan, kini seakan menyelamatkan hidupnya.

"Sini, koper kamu biar saya yang bawa." Raihan berjalan lebih dulu memasuki pintu utama.

Cyrra akan menebak-nebak lebih lanjut ketika suara Raihan kembali terdengar. Cyrra buru-buru masuk ke dalam rumah itu dan menemukan seorang wanita mengenakan kerudung berwarna merah muda  menatapnya penuh tanda tanya. Mungkin, seperti siapa dirinya? Mengapa dirinya ada disini? Atau ia gembel dari mana yang Raihan bawa?

[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang