BAB 28 - Satu Atap

60.2K 4.1K 731
                                    

BAB 28 - Satu Atap

Hidup itu rekayasa Tuhan. Bagaimana Ia menjalankan peranmu di dalam bumi ini, itu Kuasa-Nya. Kamu tidak berhak menghalangi, apalagi menghakimi.

***

Acara resepsi pernikahan pun selesai. Para tamu yang hadir sudah pulang ke rumah masing-masing. Tersisa beberapa sanak keluarga yang rencananya akan menginap di kediaman Nugraha. Rumah itu memang besar, namun untuk menampung semua keluarga tidak ada kamar yang kosong. Para remaja laki-laki sepantaran Azzam pun sepakat untuk tidur di ruang tengah bersama-sama. Azzam nampak antusias karena mereka bisa begadang semalaman. Bermain PS atau ngopi-ngopi di teras rumah.

Raihan masih berbincang dengan para orang tua. Menerima nasehat demi nasehat dari yang sudah berpengalaman. Lalu, Amalia memanggil Raihan untuk segera masuk ke kamarnya. Raihan pasti lelah, Cyrra juga sudah kembali ke kamarnya setelah menerima salam dari para kerabat.

"Gih sana. Biar Umi yang nemenin mereka. Ada Abi juga. Tuh Azzam udah siap siaga mau begadang."

Raihan tertawa, "baik, Umi. Raihan ke kamar dulu, ya. Selamat malam, Umi."

"Iya, Abang," ujar Amalia.

Raihan sudah melepas jas hitam, menyisakan kemeja yang dua kancing ia biarkan terbuka. Raihan merasa lelah sekali.

"Sayang, aku masuk." Raihan masuk ke dalam kamarnya. Iya, mereka tidur di kamar lama Raihan karena kamar Cyrra masih berantakan. Banyak barang yang masih belum dipindahkan. Cyrra terkejut karena Raihan langsung masuk ke dalam kamar. Saat itu Cyrra baru saja keluar dari kamar mandi. Ia memakai bathrobe.

Raihan menegang di tempatnya. Sungguh, Cyrra begitu cantik dengan sikapnya yang malu-malu. Dia lebih manis daripada yang Raihan duga.

"M-mas Raihan..."

Raihan berjalan mendekati Cyrra. Memeluknya tanpa kata. Meresapi kenyamanan diantara mereka berdua yang kini sudah sah menjadi pasangan suami istri.

"Mas Raihan," panggil Cyrra.

"Sebentar, Sayang," ucap Raihan, dia memeluk Cyrra begitu erat. Layaknya Cyrra akan pergi ketika ia melepaskan pelukannya.

Perlahan, Cyrra membalas pelukan Raihan. "Mas Raihan."

"Cyrra, aku mencintaimu."

Deg.

Kalimat cinta pertama kali yang Raihan ucapkan membuat Cyrra tersentuh. Cyrra mengangguk.

"Cyrra juga mencintai Mas Raihan."

Raihan melepaskan pelukan, menatap wajah istrinya kemudian mengecup dahinya. "Aku ingin mendengar itu setiap hari. Boleh?"

"Eiy, itu permintaan Mas Raihan?"

"Anggap saja begitu. Gimana? Boleh?"

"Boleh nggak ya?"

"Kalau nggak boleh, aku ngambek."

Cyrra terkikik geli mendengar suaminya yang merajuk seperti itu. "Iya, Mas. Kamu boleh minta apapun kok."

"Bersyukurnya aku memiliki istri sepertimu."

Cyrra pun sama. Dia juga bersyukur memilki suami seperti Raihan. Raihan sangat mengerti dirinya. Cyrra berharap kedepannya mereka akan seperti itu selalu.

"Mas Raihan mau mandi dulu nggak?"

"Iya nih, badanku lengket banget. Kamu kenapa mandi duluan sih?"

"Emang kenapa?" tanya Cyrra menatap Raihan. Lihatlah, Raihan seperti melihat anak kucing yang sangat menggemaskan.

"Kan mau mandi bareng kamu," ucap Raihan sontak membuat Cyrra malu. Pipinya merona. Cyrra beringsut di bawah selimut dengan cepat.

[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang