BAB 9 - Ingin Dihargai
Apa sebuah perasaan memang harus ada?
Lalu untuk apa diciptakan, namun dia yang dicinta tak kunjung mendamba?***
Apa yang terjadi sebelumnya membuat Raihan tegang, mendapati jika gadis bernama Cyrra pingsan dan mimisan di depannya sendiri. Saat menggendongnya tadi pun, Raihan menyadari jika mata gadis itu sembab. Apakah Cyrra habis menangis? Jika iya, apa sebabnya?
Memang terkesan ingin tahu, tapi Raihan tidak mengerti mengapa hatinya bergerak untuk membantu.
Menundukkan kepalanya dalam-dalam, Raihan berdoa kepada Allah agar Cyrra diberikan kesadaran dari pingsannya.
"Dokter Raihan, maaf tapi Anda harus segera bersiap untuk melakukan operasi yang sudah dijadwalkan beberapa puluh menit lagi," Dokter Davina muncul dan mengingatkannya. Raihan menganggukan kepala. "Baik, saya akan ke ruang operasi lima menit lagi, Dokter."
Davina mengangguk. "Baik, Dok. Kalau begitu saya permisi, ya," ucap wanita tersebut. Meski dalam kepalanya Davina ikut bertanya-tanya siapakah gadis yang dibawa dokter berkacamata tersebut. Lalu, bagaimana tanggapan Raline ya kalau dia tahu hal ini? Pikir Davina. Kemudian dia menggeleng, dia tidak boleh berprasangka buruk kepada Raihan dan gadis yang baru ia lihat itu. Juga, tentang perasaan Raline yang ia tahu kebenarannya.
"Dokter Raihan."
Panggilan itu membuat Raihan mendongak, sudut matanya melihat Raline berdiri di hadapannya. Ada yang berbeda dari Raline ketika Raihan menatapnya. Tepatnya di mata wanita itu.
"Siapa yang kamu gendong tadi pagi?"
Suasana terasa canggung, jauh berbeda dengan kepribadian keduanya yang sering melemparkan candaan setiap kali bersama.
Raline menundukkan kepala, ia sadar jika ia tidak seharusnya bertanya tentang hal ini. Siapapun yang berada di dekat Raihan, Raline tidak berhak untuk ikut campur. Tapi, ini mengganjal hatinya.
Saat ia baru saja sampai di lobi, banyak orang sedang berbisik-bisik, sesekali menolehkan kepalanya ke belakang. Raline bingung, apalagi ketika dua wanita itu menatapnya dengan tatapan sedih.
"Ada apa ya, kok kalian melihat saya seperti itu? Ada yang salah dengan penampilan saya?"
Dua orang itu menelan ludah. Mereka tertangkap basah tengah memperhatikan Raline.
"Eh, anu.." Salah satu dari mereka menunduk. "Tadi..."
"Kenapa, ya?" Raline semakin bingung. Kemudian, ia melihat seseorang yang dikenalinya tengah menggendong seseorang yang tidak asing di penglihatannya.
Sepertinya, ia pernah bertemu.
Tapi, dimana?
"Dokter Raihan datang dengan seorang perempuan di gendongannya, Dok. Dokter Raihan terlihat khawatir sekali," sahut seseorang.
Raline mengernyitkan dahi, "perempuan? Siapa?"
Kedua wanita itu menggelengkan kepalanya, tanda tidak tahu. "Dari data yang masuk, kami hanya tahu namanya."
"Siapa? Boleh saya tahu?"
"Atas nama pasien Cyrra Vallenxy, Dokter Raline." Dan barulah Raline tahu jika gadis itu adalah gadis yang membuat onar di rumah sakit beberapa waktu lalu.
"Dia Cyrra, Lin. Gadis SMA waktu itu," jawab Raihan jujur apa adanya.
"Ada apa dengannya, Rai?"
Raihan menggeleng pelan, menghembuskan napasnya gusar, "Aku tidak tahu, Lin. Tiba-tiba dia mimisan dan pingsan."
"Kamu bertemu dengannya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)
Spiritual[Beberapa kali rank #1 in Spiritual Sequel novel 'Assalamualaikum Calon Abi'] *** "Tanpa alasan, kita dipertemukan oleh Tuhan. Menemukan garis takdir dipersatukan, namun pada akhirnya kita dipisahkan." Raihan Andhika Nugraha, adalah pria dewasa yan...