BAB 25 - Satu Langkah Lagi

47.4K 3.4K 358
                                    

BAB 25 - Satu Langkah Lagi

Menyegerakan menikah adalah kewajiban bagi mereka yang mampu.

***


Pengumuman di depan sana membuat semua siswa/i bersorak. Berita tentang seorang siswa bernama Azzam Ardhaya Nugraha berhasil memenangkan pertandingan karate tiga hari yang lalu dengan membawa piala dan sebuah medali emas. SMA GALAXY tentu saja merasa bangga atas prestasi salah satu muridnya yang saat ini duduk di kelas 12 IPA 1. Semuanya bangga atas prestasi cowok berambut pirang itu. Sama halnya seperti Cyrra.

Divya, sahabat yang duduk di sebelahnya itu tak henti-hentinya mengeluarkan berbagai gumaman kagum pada cowok di depan sana. Azzam mendapatkan banyak apresiasi dari sekolah. Laki-laki itu tersenyum pada Bu Elisabeth selaku Kepala Sekolah dan menyalimi tangannya.

"Eh, gila! Gila! Gila! Gila! Daebak! Ra, lo harus liat itu." Cyrra meringis melihat sahabatnya. Beberapa murid di belakang mereka mengumpat karena suara Divya begitu mengganggu.

"Div, suara kamu berisik. Ganggu yang lain tuh." Cyrra mencoba memberi nasihat. Divya menyengir, meminta maaf atas sikapnya.

"Aku malah deg-degan karena bentar lagi mau ujian."

"Yaelah, Ra. Timbang Bahasa Indonesia doang. Besok baru MTK noh pala gue puyeng."

"Dicoba aja belum, Div. Udah bilang pusing aja." Cyrra terkikik geli.

"Masalah MTK gue mah up deh."

"Bismillah.. semoga ujian hari pertama lancar ya, Div."

"Iya.. aamiin."

Derap langkah kaki terdengar di lorong depan ruang Lab. Semua murid kelas XII menjadi hening. Debaran jantung mereka sama. Sama-sama merasakan tertekan.

***


"Capek, Mbak?"

Suara itu mengagetkan Cyrra yang tengah duduk di kursi kantin seorang diri. Divya baru saja berpamitan karena Mamanya sudah menjemput. Cyrra sendiri masih ingin disini untuk mendinginkan kepalanya selepas melaksanakan ujian.

"Lho, Azzam belum pulang?" Gadis itu terkejut ketika Azzam lah yang memanggilnya dengan sebutan Mbak. Rasanya aneh.

"Belum. Habis mampir dari beskem sebentar." Beskem yang dimaksud Azzam adalah ruangan karate.

Azzam berdiri, memesan minuman dan kembali lagi duduk di depannya.

"Mau makan somay, Mbak?" Azzam menawarkan. Cyrra menggeleng. "Kamu panggil aku, Mbak? Kenapa?"

Tentu saja Cyrra merasa sangat aneh. Tidak pernah ada yang memanggilnya begitu. Ini pertama kalinya.

"Kan lo bakal jadi kakak ipar gue," jawab Azzam yang membuat Cyrra tercengang tidak percaya. Jadi, alasannya karena itu?

"Umi bilang gue harus manggil lo gitu. Awalnya kaku sih, tapi kata Umi harus dibiasain. Itu udah tradisi turun-temurun dari keluarga Nugraha. Lagipula, rasanya nggak pantes kalo gue manggil lo cuma nama."

"Tapi, kan aku belum jadi kakak ipar kamu."

"Belum artinya akan, kan?" Azzam menaikkan sebelah alisnya menggoda. Membuat rona kemerahan muncul di pipi gadis itu. Cyrra malu. Ia menunduk. Mengamati lantai putih kantin yang berubah warna menjadi cokelat akibat bergesekan dengan sepatu para siswa.

"Kata Abang, dia nggak bisa jemput lo. Jadi, lo pulang sama gue."

"Mas Raihan nggak ngabarin aku." Cyrra mengaktifkan data. Membuka aplikasi WhatsApp. Melihat percakapan terakhirnya dengan Raihan adalah ketika pria itu memberinya semangat untuk ujian tadi pagi. Tadi pagi Raihan menyempatkan waktu untuk mengantarnya, padahal ia tahu jika pria itu harus mondar-mandir mengantarnya. Belum ke rumah sakit.

"Abang ada jadwal operasi. Kata Umi, interaksi lo sama Abang harus diperminim sampai akad. Habis itu, baru bebas deh mau ngapain aja." Azzam meneguk minuman sodanya. Mengamati Cyrra yang masih betah menunduk.

"Tapi, gue bawa motor. Lo nggak apa-apa naik motor gue?" Ia jadi sangsi pasalnya Cyrra kan memakai rok. Pasti akan kesusahan. "Eh, mending lo naik taksi. Gue ikutin dari belakang. Gimana? Itu lebih aman dari pada lo naik motor gue."

"Iya, aku naik taksi aja." Cyrra mengembalikan gelas yang ia pinjam pada ibu kantin. Begitu juga Azzam. Mereka berjalan ke arah parkiran. Azzam mengambil motornya, sementara Cyrra menunggu taksi di depan gerbang.

"Maaf, gue belum terbiasa manggil lo dengan sebutan Mbak. Mungkin nanti, nunggu gue terbiasa dulu."

"Iya, Azzam. Nggak apa-apa." Cyrra menyetop taksi. Alhamdulillah, ia tidak perlu menunggu lama dan berpanas-panasan. Gadis itu melihat Azzam yang menatapnya.

"Aku duluan ya."

"Iya. Gue ikutin dari belakang."

***

Pagi itu Raihan dikejutkan sebuah kabar. Kabar bahwa Raline memutuskan resign dari rumah sakit.

"Memangnya Dokter Raihan tidak tahu? Dokter Raline mengajukan resign dari rumah sakit ini seminggu yang lalu."

Begitu kata Dokter Davina.

Disisi lain, Cyrra menatap langit-langit kamarnya. Selepas shalat isya, ia memutuskan untuk langsung masuk ke dalam kamar. Benar kata Umi, ia harus menjaga jarak dengan Raihan sampai akad nanti. Sekiranya seminggu lagi, ia akan resmi menikah dengan Raihan. Cyrra tersenyum, membayangkan bagaimana ia dan Raihan bersanding di pelaminan. Ah, jantungnya berdebar tidak karuan.

Tiba-tiba Cyrra merindukan Papa.

Bagaimana kabar Papa sekarang? Apa tidak pernah sekalipun pria itu memberinya setelah Cyrra meninggalkan rumah satu-satunya sepeninggal Mama dan Kakaknya?

Rongga dadanya menjadi sesak. Cyrra merasakan sakit kala mengingat itu semua. Ayahnya memang bukan ayah yang baik. Cyrra tahu itu. Namun, kenangan masa kecil bersama Hans begitu membekas.

"Papa.. Cyrra rindu Papa."

Sejahat apapun Hans padanya, Cyrra tetap menyayanginya. Sekasar apapun ia berkata, ia tetap mencintai Papanya.

"Minggu depan Cyrra bakal nikah, Pa. Kayaknya mimpi banget ya kalau Cyrra bisa lihat Papa di pernikahan Cyrra sama Mas Raihan."

Gadis itu menunduk. Meratapi kehidupan kelamnya.

"Papa tahu, Cyrra nggak pernah bayangin ini sebelumnya. Kalau Cyrra bakal nikah muda. Cyrra nggak pernah nyangka kalau anak Papa yang kasar ini, bisa berubah jadi lebih baik."

Iya. Tidak ada yang pernah tahu bagaimana kamu kedepannya. Akan menjadi lebih baik atau menjadi lebih buruk dari hari sebelumnya. Yang Allah minta, kamu hanya perlu berusaha untuk melakukan apa yang menurut kamu benar. Yang tentu saja baik di hadapan-Nya.

Cyrra memejamkan matanya. Satu langkah lagi. Ia berjanji untuk selalu berbuat baik. Menebus segala kesalahan dan dosanya di masa lalu.

***

Chapter selanjutnya mereka menikah. Yuk kondangan online🤣 jangan lupa ngamplop eaaks

[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang