BAB 31 - Bulan Madu
Madu layaknya kehidupan. Harus bersusah payah mengambilnya dulu sebelum bisa merasakan rasa manis. Begitu pula kehidupan. Harus berusaha dulu sebelum merasakan kebahagiaan.
***
Sore itu begitu damai. Dedaunan yang bergoyang karena tertiup angin membuatnya menghirup udara dalam-dalam. Rasanya sangat menyejukkan. Cyrra menyesap teh hangatnya lagi yang tinggal setengah. Kembali mengamati jalan raya melalui balkon apartemen.
"Yang, baju ganti aku ditaruh dimana?"
Suara khas Raihan yang memanggilnya dengan sebutan 'Yang' terdengar. Cyrra menoleh, menutup wajahnya kemudian. Hei! Memangnya siapa yang menyuruh Raihan hanya memakai handuk saja?! Apalagi, bagian dada pria itu terbuka.
Melihat Cyrra yang menutup wajahnya membuat Raihan terkekeh. "Kamu ngapain?"
"Mas Rai yang ngapain?!" Cyrra berubah menjadi galak. Gadis itu menghadap ke depan. Mengamati langit yang pelan-pelan berubah menjadi gelap.
"Baju aku dimana?"
"Di meja rias, Mas," jawab Cyrra setelah meredakan rona wajahnya. Ia tidak tahan melihat Raihan seperti itu berlama-lama. Ia sangat malu!
"Kenapa nggak ditaruh di pintu kamar mandi aja sih, Yang?"
"Maaf, Mas."
"Iya, Sayang."
Suara pintu kamar mandi tertutup. Cyrra bernapas lega. Raihan pasti ganti baju di dalam kamar mandi.
Sebenarnya, jika boleh diberi tahu, Cyrra kurang nyaman berada disini. Di apartemen. Selain karena ia tidak bisa sebebas di rumah—seperti menyirami tanaman di halaman, menanam pohon bersama Umi di halaman belakang rumah. Cyrra juga tidak bisa membayangkan jika Raihan bekerja, maka ia akan sendirian di apartemen. Huh, Cyrra berharap jika Raihan selalu berada di sisinya saja. Tidak usah kemana-mana.
Fasilitas apartemen memang lengkap. Tidak jauh berbeda dengan rumah. Cyrra menghela napas. Tiba-tiba saja ia merindukan keadaan rumah Nugraha yang selalu ramai. Berbagai celotehan Almira dan Icha yang membuatnya terhibur. Juga Azzam yang menyenangkan saat diajak mengobrol.
"Betah banget disini sih, Yang." Cyrra terlonjak karena suara Raihan, juga tangan besar yang memeluk perutnya dari belakang.
"Iya, Mas. Adem disini. Sejuk," jawab Cyrra.
"Kamu suka yang adem-adem ya?" Cyrra lantas mengangguk. "Iya, Mas."
"Kamu mau pergi bulan madu nggak?"
Raihan memang belum menanyakan perihal bulan madu kepada istrinya itu. Mereka masih menyesuaikan diri hidup bersama di lingkungan baru.
"Kok tiba-tiba?"
"Kali aja ada tempat yang kamu mau kunjungi. Kita bisa kesana. Aku masih cuti kok."
"Gimana kalau kita ke puncak aja?"
Raihan melepaskan pelukan. Menatap Cyrra. "Puncak?"
"Heem." Cyrra manggut-manggut. "Ah kalau kamu sibuk nggak perlu bulan madu juga nggak apa-apa kok."
Raihan terlihat berpikir.
"Yang."
"Iya, Mas? Kenapa? Mau makan ya? Yaudah, aku angetin dulu ya sayurnya. Biar Mas Raihan bisa makan." Cyrra akan berlalu dari sana ketika sebuah lengan kekar namun terasa hangat membuatnya berhenti.
"Kenapa, Mas?"
"Ayo kita ke puncak."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)
Spiritual[Beberapa kali rank #1 in Spiritual Sequel novel 'Assalamualaikum Calon Abi'] *** "Tanpa alasan, kita dipertemukan oleh Tuhan. Menemukan garis takdir dipersatukan, namun pada akhirnya kita dipisahkan." Raihan Andhika Nugraha, adalah pria dewasa yan...