BAB 3 - Bangkit dari Keterpurukan
Hidupku adalah bagaimana aku.
Bagaimana aku menjalaninya. Bagaimana aku mengaturnya.
Dan bagaimana bisa aku bertahan dengan rasa sakitnya.***
Bel berdering tiga kali, tanda mulainya masuk kelas. Semua murid SMA GALAXY berbondong-bondong masuk ke dalam kelas masing-masing. Sama halnya dengan yang lain, seorang perempuan dengan rambut dibiarkan tergerai memasuki kelas dengan langkah gontai. Sejak kepergian sang kakak, Cyrra tidak lagi bersemangat dalam melakukan apapun. Termasuk, datang ke sekolah dengan tujuan menuntun ilmu.
Cyrra duduk di bangku paling pojok tepat di barisan ke dua, wajahnya ia telungkupkan di atas meja. Memejamkan mata karena rasa kantuk yang melanda. Cyrra tidak bisa tidur dengan tenang meskipun kepergian Sheila sudah seminggu berlalu. Kenangannya bersama Sheila selalu terngiang-ngiang di pikiran Cyrra ketika hendak tidur. Jadilah ia akan berjaga setiap malam. Cyrra akan bisa tidur ketika jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Dan akibatnya ia jadi mengantuk di kelas.
"Ra! Lo tidur?" Suara itu berasal dari sebelah Cyrra. Cyrra menoleh, melihat Divya, teman sebangkunya yang selalu memakai kacamata minus kemana-mana sudah datang. Perempuan bergigi gingsul itu mulai mengeluarkan buku-buku dari dalam tasnya. Cyrra menatapnya tanpa minat.
"Pelajaran pertama Bu Reni, lho. Lo udah ngerjain PR belum?" tanya Divya, sesekali melirik Cyrra yang masih saja betah di posisi telungkupnya.
"Eh, lo kusut banget, Ra. Lo sakit?" Divya hendak memegang dahi Cyrra untuk mengecek suhu tubuh gadis itu panas atau tidak. Karena dari penglihatannya, Cyrra terlihat lemas, tak bersemangat dalam belajar. Bagi Divya, itu adalah tanda-tanda ingin sakit. Karena ia sendiri pernah merasakannya. Tapi, tangan Cyrra dengan cepat menepisnya, membuat Divya sedikit tersentak.
"Apaan deh, lo! Gue nggak apa-apa, gue cuma ngantuk." Cyrra memalingkan wajah ke arah tembok, ia ingin menangis.. sungguh, disaat seperti ini ia menginginkan kehadiran Mama ataupun Sheila di sampingnya. Memanjakannya walau sekedar menyuruhnya beristirahat sejenak. Cyrra menggeleng, tidak. Ia tidak boleh lemah. Seantero sekolah tahu dirinya, ia tidak ingin nama baiknya tercoreng hanya karena ia ketahuan menangis di sekolah.
"Tapi Ra, gue turut prihatin atas kepergian kakak lo. Sorry, ya. Gue gak bisa datang, kebetulan saat itu gue ada acara keluarga."
Cyrra tidak merespon apapun. Ia seakan menulikan pendengarannya agar tidak mendengar. Tapi, bagaimanapun ia bisa mendengar apa yang keluar dari mulut Divya, teman sebangkunya. Termasuk ketika Divya menghela napas berat.
"Gue tahu, pasti berat buat lo ngejalanin ini semua sendirian. Tapi, Ra. Kalo lo mau, lo bisa kok cerita sama gue, walaupun kita nggak dekat banget, tapi gue siap kok dengerin semua curhatan lo, jangan di pendem ya, Ra. Karena itu pasti nggak enak banget. Mama bilang, lebih baik kita ngeluarin unek-unek kita pada seseorang, karena kita hidup untuk bersosialisasi, bukan menyendiri."
Kalimat panjang nan mengharukan itu keluar dari mulut Divya. Jujur, Cyrra memang tidak terlalu dekat dengan Divya. Mereka hanya berteman sama seperti yang lain. Keduanya duduk bersama karena wali kelas yang mengaturnya ketika mereka naik kelas XII. Sebelumnya, saat semester 1 dia duduk dengan Azzam.
"Jangan anggap diri lo sendiri ya, Ra. Ada gue kok, lo bisa cerita kalau mau." Divya berkata lagi, kali ini dengan senyuman dari bibirnya, sangat tulus, tapi sayang, Cyrra tidak mau menoleh sedikit saja.
Cyrra dan segala egonya, membiarkan perkataan Divya hanya angin lalu.
***
Pukul empat sore, Cyrra keluar dari gedung sekolahnya dengan langkah perlahan. Perutnya sedari tadi tidak bisa diajak kompromi. Cyrra merasa.. lapar? Merogoh saku kemejanya, Cyrra berharap ia menemukan uang sisa disana, tapi kosong. Cyrra menghela napas panjang, ia tidak memiliki simpanan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)
Spiritual[Beberapa kali rank #1 in Spiritual Sequel novel 'Assalamualaikum Calon Abi'] *** "Tanpa alasan, kita dipertemukan oleh Tuhan. Menemukan garis takdir dipersatukan, namun pada akhirnya kita dipisahkan." Raihan Andhika Nugraha, adalah pria dewasa yan...