BAB 10 - Cinta Pertamaku

68.2K 4.2K 104
                                    

BAB 10 - Cinta Pertamaku

Sebuah rasa ku ungkapkan.
Sebuah nada ku deringkan.
Sebuah rindu ku ucapkan.
Untukmu, cinta pertamaku.

***

Kata orang, mencintai itu indah.
Kita merasakan debaran aneh dalam diri.
Juga jantung yang berdetak tak seperti biasanya.
Orang mengira jika seseorang yang jatuh cinta memiliki riwayat penyakit jantung karena setiap melihat lawan jenis yang disuka, jantung akan berdebar-debar.
Memang terdengar aneh.
Tapi aku percaya.

Karena aku merasakan..

Pertemuanku pertama kali dengannya terasa singkat dan mudah.
Saat pertama kali kami mendaftar di universitas yang sama beberapa tahun lalu.
Aku melihatnya, memakai kemeja putih yang melambangkan suci.
Terlihat tampan.
Berjalan memasuki ruang pendaftaran di jurusan kedokteran.

Aku berdiri di belakangnya, mengamati punggung kokoh nan tegap itu dengan hati berdesir.
Awalnya ragu jika langsung mengatakan aku jatuh hati.

Hingga dia berbalik, tersenyum ke arahku dan meminta maaf karena tak sengaja menabrakku.
Itu salahku, karena aku yang melamun saat namaku dipanggil untuk pendaftaran ulang.

Dia meminta maaf, padahal yang salah adalah aku.

Senyuman itu pertama kali yang aku lihat sejak dia mengucapkan permohonan maafnya atas kesalahan yang tidak sama sekali dia sengaja.

Ku kira hanya sebatas sampai sana kami bertemu.
Tapi nyatanya pertemuanku dengannya berulang saat aku memasuki kelasku.

Kabar bahagianya, kami satu kelas!

Aku duduk di depannya, karena kursi itu yang paling depan, paling dekat dengan kursi dosen.

Kacamata minus yang dipakainya saat itu menambah kadar ketampanannya.

Saat waktu istirahat tiba, tak ku sangka dia mengajakku berkenalan, dia mengatakan, jika dia ingin berteman denganku.

Aku tak membuang waktuku untuk mendapatkan peluang itu.

Sejak berkenalan dengannya, aku merasakan hidupku berubah.

Kedekatanku berlanjut dan kami saling dekat.
Dekat dalam batas wajar.

Dia bilang, meski kami sahabatan,
Tetap ada batas wajar kedekatan antara seorang laki-laki dan perempuan yang bukan mahram.

Aku tak banyak kata untuk berucap,
Yang aku tahu, aku selalu nyaman berada di dekatnya.

Waktu terus berjalan...

Dan kami semakin dekat ketika ternyata ibunya dan ayahku sayu profesi di tempat yang sama.

Semakin kesini, keluarga kami semakin dekat.

Keluargaku dan keluarganya bahkan mendukung jika kami bersama.

Aku senang mendengar itu terucap dari kedua belah pihak keluarga.

[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang