BAB 26 - Akad

53.1K 4.1K 589
                                    

BAB 26 - Akad

Ini lembaran baru dalam ceritaku. Ini lembaran baru dalam ceritamu. Dan ini lembaran baru untuk cerita kita.

***

Hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Bagi mereka berdua, bagi kedua orang tuanya, bagi sanak saudaranya. Hari ini, hari akadnya setelah selama ini menunggu. Seminggu yang lalu, Raihan sudah menyiapkan pernikahan mereka secara matang. Semuanya saling membantu untuk menggelar pesta.

Uminya mengatakan jika Cyrra anak yang baik, tidak menuntut hal mewah padahal ini adalah hari besarnya. Abinya berkata meskipun Cyrra tidak meminta materi, Raihan harus tetap memberi.

Ia digiring Anzar untuk segera berganti kemeja dan jas putih. Abinya tersenyum kala memakaikan peci berwarna putih dengan bunga mawar di saku jas Raihan. Azzam yang ikut membantu Raihan memberinya semangat dengan menepuk bahunya.

Ini pertama kalinya keluarga Anzar dan Amalia mengangkat menantu.

"Putra Abi sudah mau nikah, harus siap menafkahi lahir dan batin ya, Nak." Anzar memberi nasihat.

"Suami yang baik adalah suami yang mengerti keadaan istrinya. Pahami apa yang istri Abang mau. Jangan paksa dan jangan sampai membuatnya tertekan. Abang meminta izin pada Abi untuk menikahi Cyrra karena ingin membahagiakannya. Bukan menyakitinya."

Selain Amalia, Anzar memiliki peran yang sangat besar dalam hidupnya. Tanpa Anzar, Raihan tidak mungkin bisa berdiri disini. Memakai jas mahal hari ini. Bisa jadi ia masih mengamen di pinggir jalan atau bisa saja ia sudah meninggal karena dikeroyok beberapa preman beberapa tahun yang lalu.

Raihan memeluk Abinya. Tak terasa air matanya mengalir setiap kali mengingat kejadian masa lampau. "Abi Anzar. Terima kasih. Abi adalah ayah yang hebat. Maaf, belum bisa memberikan sesuatu yang berharga pada Abi dan Umi."

Anzar adalah orang yang tegas. Tapi kali ini, ia terasa sangat lembut seperti Amalia. Entahlah, ini pertama kalinya Anzar menikahkan anaknya padahal rasanya baru kemarin ia bermain dengan Raihan di atas tempat tidur selepas ia bekerja.

"Abang sudah buat kami bangga. Sekarang waktunya Abang mencari kebahagiaan lain yang tidak bisa Abang dapatkan di keluarga ini. Abang akan punya keluarga sendiri. Abang akan punya tanggung jawab yang besar sebagai seorang suami dan ayah untuk anak-anak Abang suatu saat nanti." Anzar menepuk bahunya sekilas. "Semoga bahagia. Ingat apapun pesan yang pernah Abi dan Umi sampaikan."

Raihan mengangguk. Beralih memeluk adiknya yang sedari tadi berdiri di sebelah Abinya. "Dek, maaf kalau selama ini Abang punya salah."

Sangat jarang Raihan memanggilnya begitu. Hanya pada saat-saat tertentu saja. Namun, Azzam tidak mempermasalahkannya sekalipun ia ingin melayangkan bendera perang karena ia tidak suka panggilan seperti itu. Ia sudah tujuh belas tahun dan rasanya sudah tidak pantas.

"Azzam maafin, Bang. Semoga bahagia sama Mbak Cyrra. Cepet-cepet dapat momongan, Bang!"

Raihan menggelengkan kepalanya. Terkikik geli mendengar seruan Azzam di kalimat terakhirnya. Adiknya itu tak henti-hentinya menggoda Raihan.

"Kasih Azzam ponakan yang banyak, Bang!" Azzam semakin gencar menggoda dan berhasil ketika matanya melihat Raihan tersenyum-senyum sendiri.

"Hust! Godain Abangnya mulu. Ayo, akadnya bentar lagi dimulai." Anzar menengahi. "Ayo, Bang. Jangan lupa baca bismillah.. minta kelancaran sama Allah."

Bismillahirrahmanirrahim.. Ya Allah, berikanlah kelancaran untuk acara pernikahan hamba hari ini. Semoga Engkau meridhai bersatunya hamba dengan Cyrra.. semoga ini pula jalan terbaik untuk kami.. aamiin...

Dengan digandeng Abinya, Raihan berjalan pelan keluar kamar. Merasakan debaran jantung yang menggila karena sebentar lagi, tanggung jawab besar sudah menunggunya. Tanggung jawab yang besar atas nama Cyrra Vallenxy.

Cyrra. Gadis keras kepala yang bisa memikat hatinya dalam jangka waktu yang begitu singkat.

***

Raihan dan Cyrra sepakat untuk menyelenggarakan akad di rumah saja.

Yang hadir di acara akad pagi ini hanya keluarga besar baik dari keluarga Nugraha—keluarga dari Abinya maupun keluarga Azmi—keluarga dari Uminya. Ada juga keluarga dari Fathan dan Rahma yang menyempatkan hadir. Beberapa sanak saudara berkumpul meski canggung karena tidak bisa bertemu setiap hari karena jarak yang terbilang jauh. Tapi, Raihan bersyukur karena mereka masih mau meluangkan waktu untuk hadir.

Di bawah sana, Raihan melihat Uminya tersenyum hangat. Raihan membalas senyumnya tak kalah hangat. Ia harus menahan senyumnya lagi ketika Anzar sudah menuntunnya sampai di depan penghulu.

Raihan hatinya seakan diremas-remas karena deg-degan. Apakah ucapannya untuk akad akan lancar? Atau terbata-bata karena lupa?

Ia pernah mendengar acara berita dunia jika ada yang pernah terbata-bata dalam mengucapakan akad. Sampai harus mengulanginya tiga kali. Atau karena gugup berlebihan dan berakhir buang air kecil di celana. Jelas itu sangat memalukan jika terjadi padanya juga.

"Tarik napas, Bang. Atur napasnya. Kurangi deg-degannya," bisik Abinya yang jelas paham akan kegugupan putranya. Di belakang berjarak beberapa centimeter ada Fathan dan Rahma yang bertautan tangan dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Meraka seolah memberikan semangat tanpa kata.

Raihan mengatur napasnya. Mulai menarik napas dan menghembuskannya pelan-pelan. Ketika rongga dadanya seakan lebih longgar, ia menatap Abinya. Mengangguk sebagai jawaban jika ia sudah siap.

"Bismillahirrahmanirrahim.. saya nikahkah dan kawinkan engkau...,"

Raihan tak percaya ini. Ia akan menjadi suami Cyrra secepat ini. Padahal, rasanya baru kemarin gadis itu menampar pipinya karena salah paham yang tidak bisa ia pahami.

Raihan menarik napas. Menatap Abinya dengan sorot mata penuh ketenangan. "Saya terima nikah dan kawinnya Cyrra Vallenxy binti Hans Valentino dengan mahar tersebut dibayar, tunai!"

Bagaimana deru napas lolos dari bibirnya, diikuti dengan kalimat yang sama di sekitarnya membuat Raihan menutup wajahnya dengan kedua tangan. Pria itu bersujud meminta kepada-Nya untuk selalu diberi kebahagiaan. Kalimat yang Raihan ingin dengar sekali dalam seumur hidupnya.

Sah.

***


Gimana sama part ini? Suka enggak? Nungguin next part enggak?😍😍😍😍

Hehe yang mau tau reaksi Cyrra angkat tangan!!!

Ciyeee Abang udah halal tuh!!! Kamu kapan?????😫😋😋🙄😂

Jangan lupa dukungannya ya sayanggkuuu!!

See u mwah!!😚😚😚

—AR

[NUG's 2✔] RAICY (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang