49. PANGGIL AMBULANS!

1.8K 183 15
                                    

"Gue masih nggak ngerti kenapa itu orang ngikutin kita, Va," gumam Jennie yang sedang tiduran di atas kasur gua sambil memainkan ponselnya.

Gua menghela nafas berat dan mengindikkan bahu. "Gua juga nggak tau, Jen. Gini, ya rasanya punya fans berat."

"Yeu, kutil! Serah lo dah," sungut Jennie kesal. Gua terkekeh geli.

"Va, besok ada pengambilan nilai olahraga, ya?" tanya Jennie.

Gua menoleh. "Emang? Bukannya kelas kita hari Jum'at?" tanya gua balik.

"Kayaknya sih besok bakal digabung sama anak kelas lain, kan minggu depan kita udah UAS."

Gua ber-oh kecil. "Emang tesnya ngapain?"

"Lari mungkin," jawabnya. "Tapi lo jangan ikut, kan lagi sakit. Nanti gua izin sama guru olahraganya," kata Jennie dan gua manggut-manggut paham.

*****

Author POV

Sementara di tempat lain, Chanyeol masih terbaring di kamarnya. Ia merasa sangat stres akhir-akhir ini. Masalah terus datang kepadanya tanpa henti, padahal masalah yang lain pun belum kunjung selesai.

Dirinya masih terbaring dengan seragam yang masih terpakai. Suasana kamarnya sama seperti hatinya, kosong dan sunyi. Kebahagiaan atau kegairahan tidak terdeteksi sedikitpun di dalam kehidupannya saat ini. Dipikiran Chanyeol hanyalah Iva, namun muncul abang angkatnya, Nonu dan juga Yuwon yang kabarnya sedang sakit parah.

Chanyeol terus-terusan mendesis kesal dan menggeliat di kamarnya. Sesekali ia melempar-lempar bantalnya ke sembarang arah dan menggaruk kepalanya frustasi.

Orang tua Chanyeol? Minggu ini mereka sedang ada urusan di Singapura. Jika menelpon pun hanya sekadar pertanyaan klise. Hanya itu dan tidak ada obrolan lain yang dapat dilakukan. Chanyeol seperti menelpon seorang narapidana yang selalu dibatasi waktunya.

LINE!

Bang Nonu: Jam 7 ktmuan di tmpt biasa.

Chanyeol.: Sampai kpn bang?

Bang Nonu: Jgn byk omong! Lakuin aja yg gua suruh.
Read

Chanyeol melempar ponselnya ke sembarang arah. Ia tidak memikirkan keadaan ponselnya. Kalaupun rusak, orang tuanya bisa membeli counter-nya sekaligus jika Chanyeol mau.  Chanyeol menyambar guling dan memeluknya erat. Ia meringkuk tidak jelas di kamar. Kesal, bingung, stres yang bercampur aduk menjadi satu.

*****

Pagi ini siswa kelas XII-IPA1 sampai XII-IPA3 digabung menjadi satu waktu untuk pengambilan nilai tes olahraga di lapangan. Semua siswa sudah berbaris rapi di lapangan sesuai kelasnya masing-masing, dengan catatan barisan perempuan dan laki-laki dipisah bedakan.

"SEMANGAT PAGI!" seru pak Lay.

"PAGI!!"

Pak Lay adalah guru olahraga kelas XII di SMA ini. Pak Lay bukan hanya tampan, namun juga baik hati, rajin menabung dan tidak sombong. Menurut penuturan seluruh murid, pak Lay sangat berbeda dengan guru-guru tampan di sini. Nilai plus pak Lay adalah baik hati dalam memberikan nilai, juga nggak terlalu galak seperti pak Jongsuk yang sudah overdosis.

"Oke, hari ini kita akan adakan pengambilan nilai tes fisik, ya..."

"HAH? TES FISIK?"

"PAK, JANGAN!"

"PAK, MAIN BOLA BEKEL AJA!"

"SAYA NGGAK BOLEH SAMA BUNDA, NANTI DARI FISIK PINDAH KE HATI."

Satu persatu sautan para siswi yang berisik dan mengeluh ketika mendengar akan ada penilaian tes fisik pun mulai terdengar. Berbeda dengan para siswa yang menanggapinya dengan santai.

My Annoying Neighbor -Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang