14. Maafin gue...

2.8K 339 24
                                    

Bu Suzy masuk ke ruang kelas dengan anggun, cantik dan menawan seperti biasanya. Tak lupa senyumannya yang menyegarkan selalu memulai tiap pagi di hari Senin dan Kamis untuk kami.

Taehyung memimpin doa, lalu kami segera bersiap untuk belajar.

"Oh iya."

Sesaat itu juga perhatian kami teralih yang tadinya sedang membaca narrative text langsung tertuju dan secara bersamaan menengok kearah Bu Suzy yang baru saja bergumam.

"Just for your information, UAS yang tadinya hari Rabu diundur menjadi Senin depan," Kata Bu Suzy.

Sekelas langsung ricuh. Ada yang kebingungan, ada yang saling berbisik dan ada juga yang tidak peduli. Misalnya gua.

"Lho, kenapa, Bu?" Tanya Taehyung semangat.

"Ada problem di soal-soalnya."

"Emang kenapa soalnya?" Sambung Kai.

"Ya, mana ibu know? 'kan ibu don't know..." Jawab Bu Suzy penuh lawakan.

Kelas tertawa lepas, seketika Jimin bangkit dari duduknya yang berhasil menyita perhatian sekelas.

"Kayanya saya tau kenapa diundur," Katanya dengan nada serius sambil mengerutkan dagu.

Anak-anak sekelas, bahkan Bu Suzy menyimak Jimin hingga kelas jadi hening.

"Kenapa?"

"Mungkin-"

Jimin memberhentikan omongannya, lalu berdehem.

"Istrinya tukang fotokopi lahiran. Jadi ngga bisa fotokopi-in lembar ulangan kita, Bu!"

Boom!

Sekelas langsung menyoraki Jimin yang mengada-ada dengan ucapannya. Ah, sial! Kenapa juga gua harus ikutan serius?

"Nyesel gua dengernya."

"Balikin 2 menit gua, njing!"

"Untung kamu student saya, Jim."

Gua menghela nafas, lalu secepat itu juga kelas menjadi kondusif kembali.

.

.

.

Kriiiiinggg kriiinggggg krrringggg

Tiga kali bel berdering menandakan bahwa sudah waktunya kami untuk pulang kerumah masing-masing. Helaan nafas kebebasan menyela suasana pulang setelah tiga jam pelajaran bahasa Prancis yang semakin lama semakin memusingkan kepala.

Gua meyampirkan tas ke belakang kemudian beranjak pulang. Jika kalian bertanya kemana Chanyeol, jawabannya gua ngga peduli. Ya, memang tadi dia ada, tapi saat bel berdering, dia pulang dengan buru-buru orang dikejar anjing.

Langkah gua terhenti di lorong ujung yang tadinya ingin langsung keluar gerbang. Tapi, ternyata ada Jennie yang lagi duduk sendirian di depan TU. Gua mau menghampirinya, tapi takut dia marah. Tapi-

Eh, sebentar! Dia nangis? Iya, dia nangis dengan ponselnya yang menempel di telinga.

Gua penasaran dia kenapa, gua khawatir dia kenapa-kenapa. Tapi gua terlalu takut, gua takut dia marah, gua takut perkataan Jennie menyakiti hati gua lagi. Tapi-

"J-jen.. L-lo kenapa?"

Jennie menengok cepat dan gua melihat wajahnya yang sudah banjir air mata. Dengan cepat, ia menutup telponnya lalu menyeka air matanya.

Ekspresinya berubah. Datar dan sinis.

"Bukan urusan lo!" Serunya dengan acuh.

"Tapi kan gua sahabat lo. Gua gabisa terus liat lo nangis dan-"

My Annoying Neighbor -Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang