12. Salah Paham

3K 318 6
                                    

"Ma, Iva jalan ya. Assalamualaikum-"

Saat gua mau melangkah keluar. Kiky datang menghampiri gua dengan tangan yang masih memegang susu kotak full cream kesukaannya.

"Ka, pulangnya jangan kesorean ya. Temenin Kiky beli seragam PMR."

"Sip." Gua mengacungkan jempol, Kiky tersenyum. "Kalo ngga lupa ya," sambung gua.

"Dih lah!"

Gua ngga menggubris panggilan dan ocehan Kiky. Hanya tertawa lepas, kemudian berjalan menuju depan gerbang.

Sebenarnya hari ini gua berangkat bareng Bang Nain. Sudah rencana dari semalam semenjak melihat snapgram milik Jennie. Ya, tanpa gua jelasin untuk kedua kalinya kalian pasti sudah paham.

Dibukalah gerbang oleh gua, tapi sepertinya memang sudah takdir pagi ini gua ketemu lagi sama dia. Iya, Chanyeol. Lelaki tampan itu sudah rapi dengan seragam dan sekarang ia sedang memanaskan mesin motor miliknya di halaman rumahnya.

Dan sekarang dia sadar ada gua.

"Oi, Va!" Panggilnya lalu tersenyum manis.

Sarapan gua sehat banget ya pagi ini.

Gua cuma membalas senyuman kecil kearahnya lalu memalingkan wajah kearah lain seraya menghindari kontak apapun dengannya. Setidaknya cukup sampai Jennie mengerti keadaan yang sebenarnya terjadi. Ngga salah paham kaya gini.

"Bareng gua aja."

Dengan tiba-tiba Chanyeol sudah ada di depan gua dengan mengendarai motor sport merah menyala miliknya.

Belum sempat gua jawab, Bang Nain untungnya sudah datang juga sedetik setelah Chanyeol menawari tumpangannya.

Selamat. Batin gua.

"Neng, jadi bareng abang 'kan?" Tanya bang Nain lalu gua mengangguk kaku. Melirik Chanyeol sekali yang sedang terheran-heran.

"A-ayo bang," Ajak gua yang langsung mengambil helm dari tangan bang Nain.

"Eh eh, Va. Lu kan bareng sama gua," Chanyeol menahan gua.

"Ngga dulu ya, Chan," Balas gua dengan air muka cemas.

"Va, sama gua aja. Biar bang Nain istirahat, kasian baru banget sembuh. Ya kan, bang?"

Bang Nain melirik gua. "Gimana, neng? mau?"

Gua mengulum bibir bawah seraya berfikir. Pertanyaan bang Nain maupun ajakan dari Chanyeol belum gua respon balik. Bingung!!!

"Va, ayo lah..." Rengek Chanyeol dengan mengeluarkan puppy eyes -nya.

Astaga! Apa-apaan banget sih ini cowok?

Gua menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya sekali.

"Yaudah, kita bareng," Final gua sambil menatap Chanyeol malas.

"Yessss!!!" Desisnya kegirangan.

"Iva bareng dia ya, Bang. Maap..."

"Siap," sahut bang Nain sambil mengacungkan jempolnya.

Setelah bang Nain pergi, gua langsung menaiki motor Chanyeol. Setelah merasa posisi gua nyaman, Chanyeol segera menjalankan motornya.

"Anjing, Chan. Jangan ngebut-ngebut!" Ujar gua dengan suara yang tidak begitu jelas karena harus beradu dengan angin.

"Gapapa. Daripada telat."

Gua mencubit pinggang Chanyeol. "Jangan ngebut! Gua masih mau hidup woi!"

Chanyeol mengaduh kesakitan kemudian barulah ia memelankan kecepatannya.

My Annoying Neighbor -Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang