18. Ulangan hari pertama

3K 283 5
                                    

Bel masuk berbunyi dan terdengar ke seluruh penjuru sekolah. Semua murid termasuk murid kelas gua mulai duduk di tempatnya masing-masing yang kemudian menyiapkan diri untuk ulangan akhir semester.

Gua masuk sekolah setelah 5 hari dirawat di rumah sakit. Sebenarnya dokter tidak memperbolehkan gua keluar rumah sakit sebelum genap satu Minggu dirawat. Tapi karena ada ulangan akhir dan gua malas untuk susulan, gua maksa mama dan akhirnya boleh untuk keluar dari rumah sakit. Dengan syarat jangan kelelahan.

"Semoga dapat guru yang baik," Kai memimpin doa dan tanpa titah dari siapapun kami sekelas meng-Amin-kannya.

"Yang ngga jalan-jalan mulu," lanjutnya dengan tangan menadah dan mata terpejam.

Lagi-lagi kelas menyahutinya.

"Yang sakinah."

Sebentar.

"Mawardah."

"...."

"Warrahmah."

"...."

Hening. Puluhan pasang mata menatap lelaki berambut hitam dan wajah sangat lokal di pojok belakang sana.

Kai membuka mata, melihat sekelilingnya. "Ngapa?"

"Amin-in aja biar seneng."

"Aamiin!!!"

Gua merotasikan bola mata setelah kegiatan berdoa yang terbilang anti mainstream tersebut. Entah Tuhan mengabulkannya tidak, atau malah tertawa dan berniat memberi azab pada kelas kami nantinya—oke, lupakan. Itu sinetron!

Suara ketukan sepatu high heels yang cukup menyita perhatian kami pun mulai terdengar jelas. Memasuki kelas kami.

Tuhan, tolong! Hari ini ulangan Biologi, jangan disulitkan ulangan pertama ini!

"Assalamualaikum."

"BU SUZY!!!"

Sekelas ricuh, berdiri dengan cepat kemudian melompat bahagia saat pengawas hari pertama ulangan kami ini adalah wali kelas sendiri.

"Ibu disini?"

"Beneran kan?"

"Bukan naroh absen doang kan?"

Bu Suzy memasuki kelas dengan kekehan kecil dan menggeleng-gelengkan kepalanya saat melihat tingkah anak-anaknya yang barbar. Setiap hari.

Beliau memang bukan tipe guru yang bisa diajak kerja sama dalam ulangan. Tapi, Bu Suzy ngga keliling-keliling seperti guru-guru lainnya. Contoh Pak Jongsuk sama Pak Juin.

"Udah pimpin pray?" Tanya Bu Suzy.

Mata kami tertuju pada Kai. Kemudian kembali menghadap depan. "Sudah, Bu..."

Bu Suzy manggut-manggut, membagikan soal ulangan lengkap dengan lembar jawabannya kemudian kembali lagi ke tempat duduknya.

"Kerjakan yang anteng. Don't be noise!" Ujar Bu Suzy sambil mengacungkan jari telunjuknya.

Kami mengangguk paham kemudian mulai fokus mengerjakan soal ujian ini.

.

.

"Akhhh..." Pekik gua di tengah-tengah mengerjakan soal ujian sambil memegang kepala.

"Va, kenapa? Yang mana yang sakit?" Tanya Jennie khawatir akan keadaan gua sekarang.

Gua menggelengkan kepala mengartikan bahwa gua tidak apa-apa diiringi senyum kecil.

Raut wajah Jennie cemas. Sangat cemas. Gua jadi merasa ngga enak membuat Jennie ngga fokus mengerjakan ulangannya.

"Va, are you okay?" Bu Suzy menghampiri gua.

"Ngga apa-apa, Bu," jawab gua singkat kemudiantersenyum kecil lagi.

"Kalo sakit ke UKS aja. Nanti bisa susulan."

"Ngga usah, Bu. Saya ngga apa-apa."

Bu Suzy hanya manggut-manggut lalu kembali duduk di tempatnya. Gua melirik sekilas dan mendapati Chanyeol yang sedang memandang gua dengan tatapan cemas. Saat Chanyeol sadar gua melihatnya juga, ia mengedarkan pandangannya kearah lain dan kembali fokus mengerjakan ulangannya.

Ayo, pasti gua kuat! Cuma sakit kepala kecil begini doang.

Kuat, Va!

*****

Gua memegang kepala yang bukannya sakit karena bekas luka kemarin. Tapi pening di bagian dalam. Asli, tadi biologinya keterlaluan. Bahasa-bahasa ilmiahnya berlebihan itu, ngga ada yang gua kenal sama sekali. Sialan.

"Nih," Jennie memberikan sebotol minum air mineral untuk gua minum obat.

"Makasih."

Gua membuka beberapa obat dari dokter kemudian meminumnya dalam satu kali tenggakan.

"Anjir, tadi susah banget," keluh Jisoo sambil mengunyah batagornya.

Gua menghela nafas berat dan mengangguk setuju.

"Emang. Untungnya nanti cuma agama," sahut Jennie.

"Eh, tadi lu kenapa dah, Va?" Tanya Lisa yang ada di samping gua.

Gua menoleh sekilas kemudian menggeleng pelan. "Ngga apa-apa. Pusing aja dikit, tapi sekarang dah ngga apa-apa."

Mereka ber-oh kecil lalu kembali fokus ke makanannya masing-masing.

Brak!

"Anjing!"

Kita berlima terpelonjat kaget saat seseorang meletakkan piring nasinya di atas meja dengan kasar. Siapa lagi pelakunya kalau bukan Kai sama Jimin?

Tapi ada Chanyeol sama Guanlin juga sih.

"Kaget sat!" Sarkas Jennie memandang Kai.

"Santai ngapa santai," Sahut lelaki itu lalu duduk disamping kekasihnya. Lisa.

"Hai, Lis." Sapa Kai ke Lisa sambil menaikkan satu alisnya.

Jijik, sumpah.

Lisa cuma berdehem kecil, merotasikan bola matanya malas dan melanjutkan makannya. Kadang gua berfikir, kenapa juga Lisa mau sama cacing tanah kaya Kai?

Guanlin duduk disampingnya Jennie dan diikuti Chanyeol yang duduk disamping Guanlin. Jimin duduk di sebelah Kai.

"Ngapain bawa buku ke kantin?" Tanya Jimin semangat sambil menunjuk Rose.

"Suka-suka. Orang nanti ulangan agama," jawab Rose angkuh.

"Ngegas, dih." Balas Jimin. "Lagian agama sendiri pake belajar."

"Sotoy amat lu!"

"Biarin."

"Liat aja nanti ulangan lu nanya."

"Kaga bakal dah."

.

.

.

"JIMINNN!!!"

"Iya, Pak..."

Srekkkk

Jimin cuma pasrah saat kertasnya dirobek sama Pak Jongsuk. Ia menyenderkan badannya dan terus menerus menghela nafas kasar.

"Mampus," Umpat gua pelan lalu terkekeh kecil.

Bakal dibuat sinetron nih 'Azab orang sombong pas ulangan ngga belajar, kertasnya dirobek, dimasukin BK lalu susulan."

.

.

.

TBC

Heheeee Udah humor lagi ya kita wkwkwk,, happy Reading gaisss!!!!

Jngan lupa VOTE DAN COMMENT YAAA!!! Thank Youuuuuu

My Annoying Neighbor -Park ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang