"Sam!"
"Niel!"
"Ikut gua sekarang!"
***
08.41 WIB
Hari ini gua, Samuel dan Daniel sedang ada di ruang OSIS. Sengaja kami bolos dulu di pelajaran pada jam kali ini. Gua ingin membicarakan permasalah Sehun yang ada sangkut pautnya dengan OSIS dan ini harus di selesaikan secepatnya.
"Ayahnya yang minta?" tanya Samuel yang terlihat sangat kaget setelah gua menjelaskan apa yang Sehun ceritakan kemarin ke gua.
Kalau Daniel hanya diam dan menyimak seperti biasanya. Dia bahkan sudah tau sebagian tentang masalah Sehun tersebut.
"Iya. Kepsek yang mau Sehun jadi ketua OSIS," jawab gua.
Samuel terlihat menggaruk kepalanya yang nggak gata. Bingung. Bukan hanya dia, tapi gua juga.
"Kita harus ngomong ke kepsek!" saran gua dengan penuh semangat.
"Ngomong apa?"
"Y-ya, ngomongin ini lah. Kita bicarakan baik-baik, kita jelasin baik-baik." Jelas gua dengan berusaha untuk memantapkan diri.
"Kepsek itu keras kepalanya luar biasa, Va." kata Samuel.
"Tapi, kalo gini caranya bisa-bisa Sehun yang jadi ketua OSIS. Fans dia bertebaran dimana-mana. Kalo pun dia nggal jadi ketua OSIS, kepsek bisa aja ikut campur tangan dan jadiin Sehun ketua OSIS secara nggak langsung," balas gua yang mulai meninggikan nada bicara.
"Lo tau dari mana kalo itu bakal terjadi?"
Terjadilah perdebatan argumen antara kami berdua. Ini, nih yang bikin gua lelah dan terkadang merutuki kedudukan gua jadi OSIS dan sering bahkan wajib meladeni Samuel yang memiliki seribu satu argumen lainnya.
Gua belum menjawab Samuel yang sebelumnya terus-menerus menanggapi segala ucapan gua. Gua mengulum bibir seraya berpikir. Berdiri dan mondar-mandir nggak jelas di depan mereka berdua.
"Sam!" Daniel mulai angkat bicara. "Bawa Sehun kemari!" perintahnya dengan nada datar.
Walaupun jabatan Samuel lebih tinggi dari Daniel, ia tetap nurut apa kata seorang yang duduk di sebelahnya itu. Samuel nggak mau melawan atau membantah Daniel, karena dia tau dan percaya, bahwa semua yang dikatakan Daniel pasti ada maksudnya.
Samuel mengangguk kemudian bangkit dari duduk dan berjalan menuju kelas Sehun untuk memanggilnya ke ruang OSIS. Nggak lama kemudian Sehun datang. Wajahnya terlihat tidak semangat dan merunduk sesampainya di ruang OSIS.
Ini, Si Jagoan?
"Duduk, Hun." ujar gua dan dengan perlahan, Sehun mendudukkan dirinya di hadapan kami bertiga. Ini mediasi.
"Oh Sehun, Anak dari kepala sekolah SMA Putra Kusuma. Betul?" Daniel mulai bertanya dan berlagak seperti orang mengintrogasi.
"I-Iya, Ka," jawab Sehun pelan yang masih tertunduk.
"Nggak usah nunduk gitu, Hun. Gua bakal tanya lo baik-baik. Santai aja," ucapan Daniel berubah menjadi ramah. Tapi tetap saja, datar kayak aspal komplek.
"Iya, Ka."
"Hun, gua udah denger semuanya tentang lo dan ayah lo. Kita ngajak lo ke sini berusaha bantu lo," jelas Daniel. "Jadi gua mohon kerjasamanya. Paham?" sambung Daniel dan diikuti anggukan kepala Sehun.
"Sebenernya lo mau jadi OSIS atau nggak?" Giliran Samuel yang bertanya to the poin.
Sehun menjadi labil. Tadi dia mengangguk, dan sepersekon kemudian, ia malah menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Neighbor -Park Chanyeol
Fanfic|•TAMAT•| |•SUDAH DINOVELKAN•| |•Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan•| Novel 'My Annoying Neighbor -Park Chanyeol' dapat kalian pesan langsung di WeShinePub dengan format: MAN_nama pemesan_noWA/Idline pemesan **** "Cintaku akan...