Chanyeol POV
Sejak bel berbunyi entah kenapa pikiran gua kosong. Kosong dalam artian sampai lupa untuk mengajak Iva pulang bareng atau sekadar pamit. Sejak Iva marah ke gua tadi juga yang bikin semuanya jadi berubah. Iva murung dan Jennie juga acuh saat gua tanya kenapa Iva.
Aneh. Padahal mereka sahabat baik, Iva yang bilang sendiri ke gua. Mereka ngga pernah bertengkar ya kecuali adu bacot, mereka sering. Tapi ini beda, semenjak gua masuk dan-
Drrttt drtt drttt
Gua menepikan motor ke bahu jalan setelah merasakan ponsel gua bergetar di dalam saku celana seperti ada yang menelpon.
Gua merogoh saku dann melihat layar ponsel siapa yang menelpon.
"Jennie?" Gumam gua, membuka helm full-face kemudian mengusap layar keatas seraya menjawab telpon darinya.
"Hall-"
"Chan! Chan, se-sekarang lo dimana?"
Suara Jennie terdengar sedikit serak.
"Jalan pulang. Emang kenapa?"
"Ke rumah sakit sekarang."
"Ngapa-"
"Iva kecelakaan dan sekarang gue lagi di ambulan."
Jantung gua serasa remuk saat mendengar pernyataan dari Jennie. Mata gua melotot tak percaya.
"Lo cepet kemari nanti gue share-loc."
"O-oke."
Kemudian panggilan diputus oleh Jennie.
Gua memasukkan ponsel kedalam saku, memakai helm dengan cepat dan kemudian mencari jalan arah putar balik menuju rumah sakit yang Jennie tuju.
Va, bertahan... Batin gua.
Chanyeol POV End
*****Setelah mengabari Chanyeol, gua mengirim alamat rumah sakit yang akan gue tuju. Sebelumnya sudah mengabari orang tua Iva dahulu dan betapa terkejutnya Tante Shella saat mendengar kabar dari gue kalau Iva kecelakaan.
Iya, ini semua salah gue. Iva kecelakaan adalah karena gue. Akibat keegoisan dan sifat kekanak-kanakan gue lah Iva seperti ini.
Kepalanya penuh darah dan wajahnya yang memucat ditambah oksigen yang melingkar di hidung dan wajahnya.
Tangisan gue ngga akan membuat semuanya terulang. Gue memang bodoh! Sahabat macam apa gue ini yang tega membuat sahabatnya terkapar tak berdaya di sini. Kesakitan dan-
Akhhhhh!! BODOH!
"V-va?" Gumam gue saat merasakan tangan Iva bergerak dalam genggaman gue.
Matanya mulai terbuka perlahan kemudian merotasikan bola matanya kesegala arah pandangnya. Dan berakhir memandang gue.
"J-jen?" Suaranya serak dan hampir tidak bersuara.
Gua berusaha tersenyum walau mata gua basah dan ingin kembali menangis.
"J-jangan nangis," Katanya. "Gua ngga apa-apa."
Kemudian Iva tersenyum, mengeratkan genggaman tangannya kemudian gue menganggukinya diiringi air mata yang jatuh perlahan.
Gue merunduk berusaha menahan tangis. Tapi sia-sia, gue malah nangis dan terisak.
"Maafin gue, Va..." Lirih gue tanpa berani memandangi wajah Iva yang penuh darah.
"Gue kaya anak kecil dan-" Kemudian gue mendongak. "Kenapa juga lo harus dorong gue? Kenapa lo harus kaya gini demi gue, Va?!" Sambung gue lalu menangis dengan kencang mengingat kejadian barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying Neighbor -Park Chanyeol
Fanfic|•TAMAT•| |•SUDAH DINOVELKAN•| |•Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan•| Novel 'My Annoying Neighbor -Park Chanyeol' dapat kalian pesan langsung di WeShinePub dengan format: MAN_nama pemesan_noWA/Idline pemesan **** "Cintaku akan...